Rabu, 9 Mei 2012

KOMPASentertainment

KOMPASentertainment


Dana untuk Sinematek Terkendala Prosedur

Posted: 09 May 2012 08:34 PM PDT

JAKARTA, KOMPAS.com -- Peran Yayasan Pusat Perfilman H Usmar Ismail dalam mengelola Pusat Informasi dan Dokumentasi Perfilman (Sinematek) Indonesia dipertanyakan. Selama ini, pihak yayasan hanya menunggu jatah dana dari PT Prodas yang mengelola gedung perfilman Usmar Ismail.

Idealnya, Yayasan Pusat Perfilman H Usmar Ismail (PPHUI) aktif mencari sumber dana untuk Sinematek. Adi Pranajaya, mantan Direktur Sinematek Indonesia periode 2003-2009, mengungkapkan, yayasan hanya menunggu dana pemerintah.

Pengucur dana itu diwakili pihak ketiga, yaitu PT Prodas Perdana, pengelola gedung PPHUI. Dari sewa gedung di Jalan HR Rasuna Said, Jakarta Selatan, itu, Sinematek mendapat jatah dana Rp 30 juta per bulan.

"Ketika Sinematek didirikan tahun 1972 belum di bawah yayasan. Tahun 1995, Sinematek dilimpahkan ke Yayasan PPHUI dengan harapan yayasan bisa mencari sumber-sumber dana," kata Adi, Rabu (9/5).

Sumber dana seharusnya juga kerja sama dengan pihak lain lewat kegiatan terkait perfilman.


Mandiri

Saat ini, upaya menghidupi Sinematek datang dari pengelola Sinematek sendiri. Namun, uang yang mereka kumpulkan terganjal kebijakan Yayasan PPHUI. Menurut Adi, pihak yayasan mewajibkan alur dana masuk melalui Yayasan PPHUI. Dari situ dana diberikan ke Sinematek.

"Kenyataannya, sebagian uang yang masuk yayasan tak dikembalikan ke Sinematek," kata Adi. Untuk menghidupi Sinematek, Adi membuat kegiatan tahunan dan melibatkan swasta, di antaranya pemutaran film, pameran lukisan, dan galang dana.

Hal senada diungkapkan sineas Riri Riza dan Mira Lesmana yang aktif membentuk komunitas Masyarakat Film Indonesia bersama pekerja film lainnya untuk menyelamatkan Sinematek. Mira mengatakan, mereka pernah mengumpulkan dana lalu hendak memberi langsung kepada pengelola Sinematek, tetapi tidak diizinkan pihak yayasan.

"Harus dibuat aturan jelas supaya tak terjadi tarik ulur semacam ini. Banyak orang ingin bantu Sinematek, tapi meragukan kemampuan yayasan mengelola Sinematek," kata Mira.

Menurut Ketua Yayasan PPHUI Djonny Syafruddin, selain Sinematek ada dua divisi lain di bawah yayasan, yaitu divisi apresiasi (pemutaran film) dan divisi pendidikan (sekolah film). Setiap divisi diharapkan bisa mencari uang sendiri karena yayasan tidak dibolehkan mencari uang. (IND)

Kristen Stewart Punya Mimpi Jadi Sutradara

Posted: 09 May 2012 06:14 PM PDT

LOS ANGELES, KOMPAS.com -- Di tengah kesibukan sebagai aktris, Kristen Stewart (22) mempunyai rencana jangka panjang dalam industri film, yaitu menjadi sutradara.

"Saya ingin menyutradarai film. Kadang saya berpikir, Tuhan, saya benar-benar ingin melakukannya. Semoga terwujud," ungkap aktris yang namanya melambung sejak memerankan Bella Swan dalam film Twilight. Film itu diadaptasi dari novel berjudul sama karya Stephenie Meyer.

Meski memimpikan untuk menjadi sutradara, Stewart menyadari belum saatnya merealisasikan harapan. Dia bersyukur bekerja sama dengan orang-orang yang menguasai bidangnya.

"Saya sadar kalau sekarang belum waktunya," kata Stewart yang menganggap masa terbaiknya adalah saat turut berperan dalam film Panic Room. Di film yang menjadi favoritnya itu, kekasih aktor Robert Pattinson ini beradu akting dengan aktris kawakan Jodie Foster.

Dalam kesehariannya, Stewart paling menikmati saat menyetir mobil dan tidak sedang mengerjakan film. Bintang dalam film Snow White and the Huntsman ini mengaku sangat senang ketika bermobil di Los Angeles dengan teman yang sejalan.

"Rasanya luar biasa kalau sedang berada di mobil dan lagunya pas, kaca jendela diturunkan. Senang sekali bisa melaju, sepertinya sambil mengatakan, kami datang," kata Stewart. (FEMALEFIRST.CO.UK/BEE)

Tiada ulasan:

Catat Ulasan