Rabu, 18 Januari 2012

KOMPAS.com - Internasional

KOMPAS.com - Internasional


Kapal Perang AS Kembali Selamatkan Pelaut Iran

Posted: 19 Jan 2012 02:47 AM PST

Misi Kemanusiaan

Kapal Perang AS Kembali Selamatkan Pelaut Iran

Dahono Fitrianto | Agus Mulyadi | Kamis, 19 Januari 2012 | 10:47 WIB

navsource.org/Marc Piche

Kapal perusak USS Dewey dari US Navy.

TERKAIT:

WASHINGTON DC, KOMPAS.com — Angkatan Laut AS (US Navy), Rabu (18/1/2012), kembali menolong para pelaut Iran yang sedang mengalami masalah di lautan lepas.

Ini adalah misi pertolongan ketiga dalam 10 hari terakhir, yang dilakukan pasukan AS terhadap para pelaut Iran di tengah ketegangan kedua negara.

Pihak US Navy menyatakan, sebuah helikopter Seahawk dari kapal perusak berpeluru kendali USS Dewey melihat sebuah kapal nelayan Iran hampir tenggelam di Teluk Oman, Rabu pagi. Dua kapal lainnya terlihat sedang menarik kapal nelayan bernama Al Mamsoor itu, berusaha membawanya ke tempat aman.

Seorang pelaut Iran berada di kapal yang ditarik, sementara sisa awak lainnya sudah dipindahkan ke kapal lainnya. Mengetahui kapal-kapal tersebut sedang mengalami kesulitan, heli Seahawk terus mengikuti dari udara, dan USS Dewey pun datang mendekat untuk menjalankan misi pertolongan.

"Setelah kami berbicara dengan kapten kapal tersebut, mereka menjelaskan sedang membutuhkan makanan dan air tawar," tutur Letnan Jason Dawson, yang memimpin tim penyelamat ke Al Mamsoor.

Belakangan diketahui, kapal nelayan itu sudah bocor sejak tiga hari lalu dan para awaknya berjuang keras menguras air yang masuk ke kapal, sampai akhirnya menyerah dan meninggalkan kapal tersebut.

Pasukan AS memberi para nelayan itu sekitar 150 pon (68 kilogram) makanan, air minum, dan beberapa perlengkapan lain, sebelum kembali ke USS Dewey.

Sebelumnya pada 7 Januari, kapal perusak USS Kidd menyelamatkan 13 nelayan Iran yang sedang disandera para perompak Somalia. Kemudian pada 11 Januari, sebuah kapal US Navy lainnya menyelamatkan 6 awak kapal barang Iran yang tenggelam di Teluk Persia bagian utara.

Kapal-kapal perang US Navy ini adalah bagian dari Armada Kelima US Navy yang berpangkalan di Bahrain dan rutin berpatroli di sekitar Teluk Persia, dan merupakan obyek ancaman militer Iran beberapa waktu lalu. (AFP/DHF)

Full content generated by Get Full RSS.

Turki Akan Perkuat Hubungan Ekonomi dengan Iran

Posted: 19 Jan 2012 02:36 AM PST

Turki Akan Perkuat Hubungan Ekonomi dengan Iran

| Egidius Patnistik | Kamis, 19 Januari 2012 | 10:36 WIB

AFP

Menteri Luar Negeri Iran, Ali Akbar Salehi

TERKAIT:

ANKARA, KOMPAS.com — Kementerian Lingkungan Hidup Turki menyatakan, negaranya bertekad untuk memperkuat hubungan ekonomi dan perdagangan dengan Iran dan negara-negara kawasan lainnya, kata kantor berita semi-resmi Anatolia, Rabu (18/1/2012).

Pernyataan kementerian tersebut dikeluarkan setelah pertemuan tertutup antara Menteri Lingkungan Hidup dan Urbanisasi Turki, Erdogan Bayraktar, dan tamunya, Menteri Luar Negeri Iran Ali Akbar Salehi, Rabu petang.

Turki dan Iran berencana untuk bersama-sama mendirikan peta-jalan baru dalam berbagai bidang dengan fokus khusus pada hubungan ekonomi dan perdagangan, kata kementerian lingkungan.

Kementerian itu menambahkan, perdagangan antara kedua negara mencapai 10,7 miliar dollar AS pada 2010 dan 14,9 miliar dollar AS dalam 11 bulan pada 2011.

Sebelumnya pada Rabu sore, Perdana Menteri Turki Recep Tayyip Erdogan, juga mengadakan pembicaraan dengan Menteri Luar Negeri Iran.

Menurut jadwal, Salehi juga akan bertemu dengan Presiden Turki Abdullah Gul di Ankara pada Kamis. Kantor berita Anatolia mengutip sumber yang dekat dengan perdana menteri mengatakan, Erdogan dan Salehi membahas isu-isu regional termasuk program nuklir Iran, situasi di Irak dan Suriah, serta hubungan bilateral.

Setelah kedatangannya di Ankara, Rabu, Salehi mengatakan pembicaraan mengenai program nuklir Iran bisa diadakan di kota Istanbul, Turki. Menteri luar negeri itu mengatakan kepada wartawan di bandara bahwa tanggal untuk perundingan nuklir antara Iran dan G5 +1 (lima anggota tetap Dewan Keamanan PBB dan Jerman) akan ditentukan segera.

Sumber :

Ant, Xinhua, Oana

Full content generated by Get Full RSS.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan