Rabu, 18 Januari 2012

ANTARA - Mancanegara

ANTARA - Mancanegara


Turki perkuat hubungan ekonomi dengan Iran

Posted: 18 Jan 2012 07:04 PM PST

Turki dan Iran berencana untuk bersama-sama mendirikan peta-jalan baru dalam berbagai bidang dengan fokus khusus pada hubungan ekonomi dan perdagangan.

Berita Terkait

Ankara (ANTARA News/Xinhua-OANA) - Kementerian lingkungan hidup Turki menyatakan negaranya bertekad untuk memperkuat hubungan ekonomi dan perdagangan dengan Iran dan negara-negara kawasan lainnya, kata kantor berita semi-resmi Anatolia pada Rabu.

Pernyataan kementerian tersebut dikeluarkan setelah pertemuan tertutup antara Menteri Lingkungan Hidup dan Urbanisasi Turki Erdogan Bayraktar dan tamunya Menteri Luar Negeri Iran Ali Akbar Salehi pada Rabu petang.

Turki dan Iran berencana untuk bersama-sama mendirikan peta-jalan baru dalam berbagai bidang dengan fokus khusus pada hubungan ekonomi dan perdagangan, kata kementerian lingkungan.

Kementerian menambahkan bahwa perdagangan antara kedua negara mencapai 10,7 miliar dolar AS pada tahun 2010 dan 14,9 miliar dolar AS dalam pertama 11 bulan tahun 2011.

Sebelumnya pada Rabu sore, Perdana Menteri Turki Recep Tayyip Erdogan juga mengadakan pembicaraan dengan menteri luar negeri Iran.

Satu konferensi pers yang dihadiri oleh Salehi dan para pejabat Turki diselenggarakan pada Kamis sore.

Menurut jadwal, Salehi juga akan bertemu dengan Presiden Turki Abdullah Gul di Ankara pada Kamis.

Kantor berita Anatolia mengutip sumber yang dekat dengan perdana menteri mengatakan, Erdogan dan Salehi membahas isu-isu regional termasuk program nuklir Iran, situasi di Irak dan Suriah, serta hubungan bilateral.

Setelah kedatangannya di Ankara pada Rabu, Salehi mengatakan pembicaraan mengenai program nuklir Iran bisa diadakan di kota Istanbul Turki.

Menteri luar negeri mengatakan kepada wartawan di bandara, bahwa tanggal untuk perundingan nuklir antara Iran dan G5 +1 (lima anggota tetap Dewan Keamanan PBB dan Jerman) akan ditentukan segera.

(H-AK)

Editor: Ella Syafputri

COPYRIGHT © 2012

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com

Full content generated by Get Full RSS.

Pemerintah Afghanistan kecam pelecehan anak oleh tentara Inggris

Posted: 18 Jan 2012 05:38 PM PST

Ilustrasi - Pelecehan anak. (istimewa)

Pemerintah Afghanistan sangat muak dengan kenaikan insiden terakhir yang bersifat tidak bermoral di kalangan tentara asing yang jelas-jelas merusak kepercayaan publik dan kerja sama orang-orang Afghanistan dengan pasukan asing.

Berita Terkait

Kabul (ANTARA News/Xinhua-0ANA) - Pemerintah Afghanistan mengecam dugaan pelecehan pada dua anak oleh dua tentara Inggris, menurut sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh Istana Kepresidenan Afghanistan di Kabul, Rabu.

"Pemerintah Afghanistan sangat mencela perbuatan yang "tidak bermoral" oleh serdadu Inggris dan menyebutnya tindakan itu sebagai pelecehan anak," kata pernyataan itu.

Tanpa menyebut nama media dan tempat yang tepat dari insiden itu, pernyataan tersebut mengatakan, "laporan-laporan media mengatakan bahwa dua tentara Inggris diduga mendorong seorang anak laki-laki dan seorang gadis, berusia sekitar sepuluh tahun sampai menyentuh mereka dan kemudian tindakan itu difilmkan untuk ditunjukkan kepada para tentara lainnya. "

"Pemerintah Afghanistan sangat terganggu oleh laporan-laporan bahwa dua tentara Inggris telah mendorong dua anak Afghanistan untuk menyentuh mereka," tambah pernyataan itu.

"Pemerintah Afghanistan sangat muak dengan kenaikan insiden terakhir yang bersifat tidak bermoral di kalangan tentara asing yang jelas-jelas merusak kepercayaan publik dan kerja sama orang-orang Afghanistan dengan pasukan asing," kata pernyataan itu.

Dalam pernyataan pemerintah Afghanistan meminta pemerintah Inggris untuk memulai penyelidikan langsung terhadap laporan-laporan itu dan menerapkan hukuman yang diperlukan untuk mereka yang terlibat dalam perbuatan amoral tersebut.

Beberapa hari lalu, pemerintah Afghanistan mengutuk penodaan (mengencingi) yang dilaporkan terhadap tiga jenazah Taliban oleh sekelompok marinir Amerika Serikat dan menuntut hukuman bagi para pelakunya.

(H-AK/S004)

Editor: Ella Syafputri

COPYRIGHT © 2012

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com

Full content generated by Get Full RSS.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan