Selasa, 1 November 2011

Republika Online

Republika Online


Yippi....Menyusui Turunkan Risiko Tekanan Darah Tinggi Ibu

Posted: 01 Nov 2011 08:18 PM PDT

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK - Satu lagi hasil penelitian tentang manfaat menyusui dirilis. Berdasarkan penelitian yang dimuat di American Journal of Epidemiology edisi ternayar, para ibu yang menyusui dalam kurun waktu yang disarankan (6 - 12 bulan) memiliki risiko lebih rendah terkena tekanan darah tinggi di kemudian hari.

Penelitian, bagaimanapun, tidak menyimpulkan bahwa menyusui adalah alasan untuk menciptakan tekanan darah yang sehat. Tapi mereka menambah bukti bahwa menyusui mungkin memiliki manfaat tidak hanya bagi bayi, tapi untuk ibu juga.

Secara umum, para ahli merekomendasikan bahwa bayi diberikan ASI eksklusif selama enam bulan pertama mereka, kemudian terus mendapatkan ASI bersama dengan makanan padat sampai mereka berusia satu tahun.

Menyusui bermanfaat  melindungi bayi terhadap penyakit-penyakit umum tertentu, seperti diare dan infeksi telinga bagian tengah. Tapi ada juga beberapa bukti bahwa menyusui dapat menurunkan risiko ibu dari beberapa masalah kesehatan.

Studi telah menemukan bahwa wanita yang menyusui memiliki risiko rendah terkena diabetes, kolesterol tinggi, dan penyakit jantung di kemudian hari - meskipun tidak satupun dari mereka mampu membuktikan hubungan sebab-akibat kedua faktor itu.

Untuk studi baru, peneliti melihat korelasi antara pemberian ASI dan kemudian risiko tekanan darah tinggi. Penelitian ini melibatkan relawan 56 ribu perempuan AS yang memiliki setidaknya satu bayi.

Secara keseluruhan, studi menemukan, wanita yang telah menyusui selama setidaknya enam bulan kurang baru akan mengembangkan tekanan darah tinggi 14 tahun lebih lama ketimbang ibu yang bayinya meminum susu botol.

Hampir 8.900 wanita yang berpartisipasi dalam penelitian secara keseluruhan akhirnya didiagnosa dengan tekanan darah tinggi. Tetapi 22 persen lebih tinggi bagi perempuan yang tidak menyusui anak pertama mereka, dibandingkan wanita yang menyusui secara eksklusif selama enam bulan.

Namun, harus dilihat pula faktor-faktor seperti kebiasaan diet, olahraga, dan merokok.

Tidak ada temuan membuktikan bahwa pemberian ASI memberikan perlindungan jangka panjang terhadap tekanan darah tinggi, kata ketua peneliti, Dr Alison M Stuebe, dari University of North Carolina, Chapel Hill.

"Adalah masuk akal bahwa menyusui memiliki manfaat langsung," kata Stuebe. Penelitian atas hewan telah menemukan bahwa hormon oksitosin, yang terlibat dalam menyusui, memiliki efek langsung pada tekanan darah.

"Perempuan juga cenderung memiliki penurunan tekanan darah jangka pendek  segera setelah menyusui," tambah Stuebe.

Full content generated by Get Full RSS.

Jangan 'Kalap' Santap Daging Kurban...Ingat GERD Mengintai

Posted: 01 Nov 2011 04:19 AM PDT

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Sebentar lagi kita merayakan  Hari Raya Idul Adha. Seperti biasa, jika Anda berkurban, Anda akan mendapat bagian daging kurban.

Namun ingat, mengonsumsi daging berlebihan dan ditambah tidak memperhatikan waktu yang tepat dalam mengkonsumsinya dapat membawa dampak yang tidak sehat untuk pencernaan kita.  

Praktisi Klinis, dr Ari Fahrial Syam SpPD-KGEH  MMB menjelaskan daging mengandung zat gizi terutama protein  dan lemak hewani. Kedua zat gizi ini merupakan zat gizi penting untuk tubuh kita.

Menurut Konsultan Gastroenterologi RSCM ini, masalah akan timbul jika daging ini dikonsumsi berlebihan dan juga dengan waktu yang tidak tepat. Berbagai penyakit pencernaan akan tercetuskan setelah kita mengonsumsi daging yang berlebihan baik ganggguan pada saluran cerna atas maupun gangguan saluran cerna bawah. Salah satunya penyakit GERD (Gastroesophageal Reflux Disease).

GERD merupakan salah satu penyakit yang bisa terinduksi akibat makan lemak yang berlebihan dalam waktu singkat. Saat ini, lanjutnya, penyakit ini ditemui sekitar 20 persen dari kasus pasien dengan sakit maag yang diendoskopi saluran cerna atas.

Pasien dengan GERD biasanya merasakan panas pada dada seperti terbakar (heart burn). Pasien GERD juga merasakan ada sesuatu yang balik arah dari lambung naik ke atas (regurgitasi), dan mulut terasa pahit. "Pasien dengan GERD bisa merasakan keluhan lain seperti nyeri di ulu hati, kembung, begah dan sering sendawa," katanya.

Ari menjelaskan beberapa tips agar kita terhindar dari GERD tetapi tetap mengonsumsi daging, yakni jangan mengonsumsi daging secara berlebihan dalam waktu singkat. Selain itu, jangan tidur dalam waktu dua jam setelah makan.  "Langsung tidur setelah makan akan memudahkan isi lambung termasuk asam lambung akan berbalik arah kembali ke kerongkongan," ungkapnya.

Full content generated by Get Full RSS.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan