Rabu, 2 November 2011

ANTARA - Peristiwa

ANTARA - Peristiwa


Sultan: permukiman dipasangi bronjong antisipasi lahar dingin

Posted: 02 Nov 2011 07:31 AM PDT

Gubernur DIY, Sri Sultan HB X. (FOTO. ANTARA)

Berita Terkait

Yogyakarta (ANTARA News) - Kawasan permukiman di wilayah terdampak aliran lahar dingin Gunung Merapi akan dipasangi bronjong (tempayan terbuat dari bambu) untuk mengantisipasi banjir lahar tersebut saat musim hujan, kata Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X.

"Kami mengimbau pihak terkait untuk segera melakukan pemasangan bronjong dengan prioritas di kawasan yang dekat dengan permukiman. Hal itu dimaksudkan sebagai upaya antisipasi sebelum curah hujan yang tinggi membawa banjir lahar dingin yang lebih besar," katanya di Yogyakarta, Rabu.

Menurut dia, dirinya sudah memberikan instruksi kepada Dinas Pekerjaan Umum Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan Balai Besar Sungai Serayu dan Opak untuk memasang 3.000 hingga 4.000 bronjong di kawasan permukiman.

"Bronjong dengan ukuran sekitar 1x2 meter itu, telah tersedia sekitar 2.000 buah di Balai Sungai Serayu dan Opak, dan 10.000 buah di Dinas Pekerjaan Umum DIY," katanya.

Ia mengatakan saat ini masih ada waktu untuk memasang bronjong, karena curah hujan belum tinggi. Jika curah hujan tinggi memungkinkan larutnya lahar dari atas ke bawah.

"Saat ini curah hujan belum tinggi, sehingga kawasan permukiman di Kabupaten Sleman, Bantul, dan Kota Yogyakarta yang terdampak aliran lahar dingin perlu segera dipasangi bronjong. Bronjong sebaiknya dipasang sekarang jangan menunggu setelah terjadi banjir lahar dingin," katanya.

Menurut dia, jika pemasangan bronjong kurang tinggi perlu ditinggikan lagi seperti benteng. Pokoknya kawasan permukiman diprioritaskan dan semua pihak perlu siaga untuk mengantisipasi jangan sampai rumah penduduk terkena banjir lahar dingin.

"Kawasan permukiman dipasangi bronjong itu penting. Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK) Yogyakarta Subandriyo juga sudah mengatakan titik mana yang berpotensi bahaya banjir lahar dingin," katanya.

(L.B015*H010/M008)

Editor: Ruslan Burhani

COPYRIGHT © 2011

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com

Full content generated by Get Full RSS.

ICW : PPATK harus bongkar kasus pencucian uang

Posted: 02 Nov 2011 07:22 AM PDT

Jakarta (ANTARA News) - Lembaga Swadaya Masyarakat Indonesian Corruption Watch (ICW) mengharapkan Ketua Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) yang baru, Muhammad Yusuf mampu membongkar kasus pencucian uang yang berasal dari dana korupsi.

"Kami mengharapkan PPATK membongkar kasus pencucian uang," kata Wakil Koordinato ICW, Emerson Juntho di Jakarta, Rabu.

PPATK diharapkan dapat meningkatkan tugasnya lebih optimal dengan membantu tugas Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam kasus pencucian uang dari hasil korupsi, ujarnya.

"Hingga saat ini KPK belum mengungkap kasus korupsi dari aspek pencucian uang," kata Emerson.

Emerson berharap PPATK dapat mengungkap kasus pencucian uang dengan menggunakan Undang-Undang Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU).

Ia minta KPK tidak menghilangkan kesempatan dan lebih optimal dengan mengunakan undang-undang tersebut.

"Insya Allah kami tetap independen, saya kan sudah disumpah," kata Yusuf.

Yusuf yang sebelumnya menjabat sebagai Direktur Hukum dan Regulasi PPATK ini dan pernah menjabat sebagai jaksa penuntut pada Kejaksaan Agung ini, mengaku tak segan-segan memberi laporan ke penyidik instansi penegak hukum apabila dia menemukan transaksi mencurigakan milik aparat kejaksaan.

"Kalau orang itu salah, saya tidak peduli. Kalau tidak ditindaklanjuti saya yang salah," kata Yusuf.

. Hal yang sama juga diungkapkan Wakil Ketua PPATK Agus Santoso yang menyatakan bahwa lembaganya tidak akan diintervensi oleh pihak manapun.

"Kami sudah mengucapkan sumpah untuk menjaga lembaga PPATK agar tetap independen. Mana yang salah tetap kami usut," ujarnya.
(T.S035/I007)

Editor: Ruslan Burhani

COPYRIGHT © 2011

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com

Full content generated by Get Full RSS.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan