Sabtu, 29 Oktober 2011

KOMPAS.com - Nasional

KOMPAS.com - Nasional


Papua dan Jakarta Saling Curiga

Posted: 29 Oct 2011 12:58 AM PDT

JAKARTA, KOMPAS.com — Pengamat dari  Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Adriana Elisabeth, menyatakan, ada sikap saling tidak percaya antara masyarakat Papua dan pemerintah pusat di Jakarta.

Apa pun yang dilakukan pemerintah pusat selalu dicurigai oleh masyarakat Papua. Termasuk jika ada pendekatan ataupun kebijakan baru, mereka tidak serta-merta menerima hal tersebut.

"Ada ketidakpercayaan yang serius antara Jakarta dan Papua. Papua akan curiga kalau Jakarta melakukan sesuatu. Begitu sebaliknya, kalau Papua berunding tentang apa pun, selalu dicurigai sebagai usaha merdeka. Saling curiga terus-menerus," ujar Adriana, di Warung Daun, Jakarta, Sabtu (29/10/2011).

Hal yang sama dinyatakan Menteri Sekretaris Negara era pemerintahan  Abdurrahman Wahid, Bondan Gunawan.

Bondan menilai, masyarakat selalu disalahkan jika bersuara keras. Padahal, selama ini Indonesia mengedepankan kebebasan untuk bersuara dan kemajemukan dalam bangsa. Hal ini mengakibatkan apa yang diinginkan masyarakat Papua selalu disalahartikan.

"Kemajuan yang selalu dikatakan masih hanya omongan. Jujur saja, kemajemukan bangsa itu cuma wacana. Kalau orang Papua buat sesuatu, salah sedikit atau bersuara keras, dibilang melakukan kejahatan. Bagaimana mereka mau maju," ujar Bondan.

"Bagaimana masyarakat Papua mau percaya, kalau ada keluhan masyarakat sedikit, dari Jakarta merasa cukup dengan menambah uang untuk Papua. Dikasih duit-duit terus. Ditambah duit pun yang foya-foya pejabat lokalnya. Jangan sampai di pusat juga ikut mendapat bagian," ujarnya.

Ia berpendapat, pemerintah harus menyakinkan kepada masyarakat Papua bahwa Papua adalah bagian dari NKRI. Oleh karena itu, berikan kepercayaan penuh bagi mereka untuk membangun daerahnya.

"Indonesia tak ada tanpa Papua, kita harus ingat itu," pungkasnya.

Full content generated by Get Full RSS.

90 Persen Jemaah Haji Indonesia Tiba di Saudi

Posted: 29 Oct 2011 12:41 AM PDT

MEKKAH, KOMPAS.com - Jumlah jemaah calon haji reguler Indonesia yang sudah berada di Arab Saudi mencapai 183.427 orang atau 90,71 persen hingga Sabtu (29/10/2011) pukul 08.06 waktu Arab Saudi (WAS) atau pukul 12.06 WIB.

Data Sistem Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat) Kementerian Agama di Mekkah, Sabtu, menunjukkan jumlah jemaah sebesar itu berasal dari 451 kelompok terbang (kloter) dengan terbanyak berasal dari embarkasi SOC (Solo) 84 kloter, embarkasi SUB (Surabaya) 79 kloter, serta embarkasi JKS (Jawa Barat) 77 kloter.

Sementara bila dilihat dari jemaah yang sudah berada di Arab Saudi terbanyak berasal dari embarkasi SUB sebesar 35.230 orang, jemaah berasal dari embarkasi JKS sebanyak 34.461 orang, serta embarkasi SOC 31.420 orang.

Dari 12 embarkasi yang menjadi tempat keberangkatan jemaah calon haji Indonesia menuju Arab Saudi, hanya embarkasi MES (Medan) yang telah menyelesaikan seluruh penerbangan mengangkut jemaah.

Embarkasi MES tahun ini tercatat memberangkatkan jemaah calon haji sebanyak 8.499 orang dengan dilayani 19 kloter.

Sementara embarkasi lainnya belum menyelesaikan angkutan jemaah walaupun kesemuanya juga sudah hampir menyelesaikan, mengingat persentasenya rata-rata sudah diatas 90 persen.

"Nanti menjelang batas akhir kedatangan penerbangan di Arab Saudi pada 31 Oktober pukul 24.00 WAS diharapkan semua penerbangan yang angkut jemaah kita sudah mendarat di sini," kata Kepala Daerah Kerja (Kadaker) Mekkah Arsyad Hidayat.

Sementara jumlah jemaah Indonesia yang wafat hingga Sabtu (29/10) pukul 08.06 WAS mencapai 76 orang.

Jemaah yang wafat terbesar dari embarkasi SUB sebesar 15 orang embarkasi SOC sebesar 13 orang, dan embarkasi embarkasi JKS 10 orang.

Sedangkan jemaah haji khusus atau yang dulu disebut ONH plus sampai tanggal tersebut yang tiba di Arab Saudi mencapai 6.584 orang.

Full content generated by Get Full RSS.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan