Jumaat, 9 September 2011

KOMPAS.com - Nasional

KOMPAS.com - Nasional


Megahnya Grand Launching Kompas TV

Posted: 09 Sep 2011 11:48 AM PDT

JAKARTA, Kompas.com - Pergelaran Simfoni Semesta Raya sebagai grand launching Kompas TV sukses memanjakan penonton. Berbagai kolaborasi musisi, penyanyi, hingga penari, mampu membius 2.000 penonton yang memenuhi Plenary Hall Jakarta Convention Center (JCC), Jumat (9/9/2011).  

Kolaborasi Komposer Adhie MS dengan Erwin Gutama bersama grup orkestra membuat lagu-lagu lawas maupun hits menjadi familiar di telinga pemirsa Kompas TV, yang hari ini bisa disaksikan langsung melalui sembilan televisi lokal.

Perhelatan ini dibuka dengan bentangan indah alam Indonesia dalam tekhnologi konfigurasi layar LED mengiringi penampilan violis solo Clarisa Tamara. Parade anak-anak Indonesia tampil riang diiringi Erwin Gutawa Orchestra dengan lagu Yo Prokonco, Cik Cik Periok, Sipatokan.

Empat grup band kondang di Tanah Air yakni ST12, Nidji, Ungu, dan Kotak, membuat penonton histeris. Vokalis ST12, Charlie, yang berpenampilan nyleneh dengan rambut gondrongnya menjadi spike, nekat berdiri di atas piano Mursya Nainggolan lantaran bersemangatnya menyanyikan lagu Aku Padamu.

Giring Nidji juga berjingkrak-jingkrak saat berduet dengan grup Hip Hop Jogja Foundation. Hanya Ungu yang terlihat romantis saat berduet dengan Andien dan diiringi gitaris Jubing Chrisanto. Grup Band Kotak yang tampil ngerock membuat penonton di depan panggung berjingkrak-jingkrak tatkala suara serak Tantri melantunkan dua lagu Tendangan dari Langit, dan Terbang.

Sebelumnya, Erwin Gutawa Orkestra sukses mengaransemen sekaligus mengiringi lagu-lagu Iwan Fals yang dilantunkan Giring, Marchel, Sandy Sondoro, dan Judika.

Erwin Gutawa Orkestra sukses menggubah lagu-lagu hits era 1990 hingga 2000-an menjadi easy learning. Afghan dengan suara beratnya menembangkan lagu Peterpan Ada Apa Denganmu, Lala Karmela menjadikan lagu Anugerah Terindah milik Sheila on7 jadi jazzy, dan lagu ngerock Dewa19 Cukup Siti Nurbaya menjadi ngepop. Hanya Judika, yang tetap ngerock dengan suara melengkingnya menjadikan lagu Janji dari Gigi yang populer tahun 1995 seakan bangkit lagi.

Panggung Simfoni Semesta Raya juga memperkenalkan penonton dengan tekhnologi baru, yakni layar multimedia yang dipasang menggantung dan dipasang melingkar dan membelah. Tata pencahayaan dibuat personal.

Rosa yang berkebaya putih seperti dikurung lampu membentuk lingkaran. Pencahayaan ini didesain sehingga mencerminkan mood lagu, aransemen musik, dan penyanyinya.

Di sela-sela perhelatan disampaikan berbagai program tayangan yang ada di televisi. Ajang ini dijadikan pula sebagai kesempatan untuk memperkenalkan host yang mengasuh acara-acara televisi yang ber-tagline: Inspirasi Indonesia.

Jakob Oetama, Chairman Kompas Gramedia Grup, mengatakan, Kompas TV mengemban tanggung jawab untuk turut mencerahkan masyarakat. "Melalui Kompas TV, kita akan melihat dimensi lain. Bukan hanya alam Indonesia yang indah, melainkan juga maknanya. Makna itu hanya ada dalam hubungannya dengan manusia. Yang memperkaya adalah manusianya," ujarnya.

Kompas TV mengudara di sepuluh kota melalui sembilan stasiun televisi daerah. Pemirsa di Tanah Air dapat menikmati program Kompas TV di Medan, Palembang, Jakarta, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Denpasar, Banjarmasin, dan Makassar.

 

"Jangan Adili Muhaimin dengan Opini!"

Posted: 09 Sep 2011 11:00 AM PDT

Kasus Korupsi di Kemennakertrans

"Jangan Adili Muhaimin dengan Opini!"

Ilham Khoiri | Nasru Alam Aziz | Jumat, 9 September 2011 | 22:22 WIB

KOMPAS/RIZA FATHONI

Tim KPK menggeledah salah satu ruangan di kantor Ditjen Pembinaan Pembangunan Kawasan Transmigrasi Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi di kawasan Kalibata, Jakarta, Kamis (8/9/2011). Penggeledahan ini dilakukan untuk mencari tambahan barang bukti dalam kasus dugaan suap dua pejabat Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi.

TERKAIT:

JAKARTA, KOMPAS.com — Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Muhaimin Iskandar, yang tengah disorot karena dugaan suap di lingkungan kementeriannya, kini dibela politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Wakil Ketua DPP PKB Syaiful Bahri Anshori mengungkapkan, tertangkapnya pengusaha dan pejabat kementerian dalam dugaan suap tidak otomatis menjerat menteri sebagai bagian dari kasus itu.  

"Ada kesan, suap itu diarahkan pada menteri. Padahal, dana itu akan ditransfer ke daerah, jauh dari jangkauan menteri. Kesan itu bukanlah fakta hukum, melainkan opini di publik. Sebelum fakta hukum benar-benar nyantol ke menteri, janganlah Muhaimin Iskandar diadili dengan opini publik," tutur Syaiful, Jumat (9/9/2011) di Jakarta.

Ia berharap opini publik tentang korupsi di Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Kemennakertrans) tidak langsung diarahkan kepada Mennakertrans yang juga Ketua Umum PKB, Muhaimin Iskandar. Soalnya, kaitan itu masih belum menjadi fakta hukum. Dikhawatirkan, pengarahan opini itu merupakan bagian dari pengalihan isu untuk kepentingan politik tertentu.  

Syaiful juga berharap, masyarakat mau memberi kesempatan kepada KPK untuk memproses kasus suap di Kemennakertrans agar berjalan sesuai prosedur. Semua proses itu sepatutnya didasarkan pada fakta-fakta hukum, seperti bukti, keterangan saksi, keterangan ahli, surat, petunjuk, dan keterangan terdakwa. Sebelum ada keputusan hukum, berlaku asas praduga tak bersalah.  

Dia menegaskan, kasus ini tidak ada kaitan dengan PKB. "Dugaan suap ini juga sangat jauh dari PKB. Saya yakin itu," katanya.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan