Isnin, 5 September 2011

KOMPAS.com - Nasional

KOMPAS.com - Nasional


Muhaimin Diminta Tak Reaktif

Posted: 05 Sep 2011 11:46 AM PDT

JAKARTA, Kompas.com - Politisi Gerakan Indonesia Raya, Martin Hutabarat, meminta Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Muhaimin Iskandar, tak reaktif menyikapi namanya dikaitkan karena dua anak buahnya ditangkap Komisi Pemberantasan Korupsi setelah menerima suap.

"Imin (Muhaimin) terkenal jarang bicara dan sekarang sangat reaktif, saya pikir jangan terlalu reaktif, wajar-wajar saja. Soalnya korupsi ini bukan hanya di departemenya saja," ujar Martin kepada wartawan di DPR, Senayan, Jakarta, Senin (5/9/2011).

Menurut Martin, kasus suap di Kemennakertrans juga terjadi di departemen lain. Makanya, pengusutan kasus korupsi harus dilakukan ke semua instansi lain. "Ini bersumber dari kita tidak mampu membenahi pengelolaan anggaran dengan benar," imbuhnya.

Sebelumnya, Staf Khusus Mennakertrans Dita Indah Sari berpendapat siapapun bisa mengatasnamakan Muhaimin untuk kepentingan pribadinya terkait proyek yang diincar.

"Jangankan menteri, Presiden (SBY) dan KPK saja bisa dan pernah kok diatasnamakan oleh sejumlah pihak untuk kepentingannya. Ini bukan cara-cara baru, kerap terjadi sebelumnya," kata Dita kepada Tribunnews.com pekan lalu.

Sebelumnya dalam kasus suap proyek di Kemenakertrans, Muhaimin disebut-sebut ikut terlibat dalam proyek itu dan bahkan mendapat fee 10 persen atau Rp 1,5 miliar dari proyek. Tetapi dijelaskan bahwa Menakertrans tidak pernah berhubungan, bertemu, dan berkomunikasi dalam bentuk apapun dengan pihak Perusahaan terkait, atau yang mewakilinya.

"Cak Imin (Muhaimin) juga tidak pernah mengirim dan mengutus orang, baik dari jajaran birokrasi maupun para staf khususnya, untuk membahas persoalan yang dituduhkan," ujar Dita.

 

Globalisasi Pengaruhi Keamanan Kawasan

Posted: 05 Sep 2011 07:59 AM PDT

Ketahanan Nasional

Globalisasi Pengaruhi Keamanan Kawasan

Iwan Santosa | Robert Adhi Ksp | Senin, 5 September 2011 | 21:34 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Panglima TNI Agus Suhartono meningatkan globalisasi mempengaruhi situasi keamanan kawasan di seluruh dunia.

Panglima TNI berbicara di depan peserta pendidikan Reguler Angkatan XLVI Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhanasa) RI di Jakarta, Senin (5/9/2011) menjelaskan, perkembangan global saat ini membawa isu-isu antara lain demokratisasi, HAM, Lingkungan Hidup, Kelangkaan Energi, Terorisme, Krisis Ekonomi Dunia dan Pemanasan Global. PPRA XLVI Lemhannas RI tahun 2011 diikuti oleh 98 orang.

"Jika kita mencermati kecenderungan perkembangan lingkungan strategis Global, Regional dan Nasional dapat ditarik analisa, ancaman keamanan yang bersifat potensial meliputi pemanasan global, berbagai macam pelanggaran di Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI), krisis finansial, Cyber Crime dan agresi militer asing," kata Panglima TNI.

Agus Suhartono menambahkan, ancaman faktual yang merupakan ancaman nyata yang didasari pada fakta-fakta peristiwa yang telah dan masih terjadi hingga saat ini, dan bahkan dapat menjadi kemungkinan kontijensi terjadi pelanggaran wilayah laut, darat dan udara, gerakan separatis dan aksi terorisme.            

Tiada ulasan:

Catat Ulasan