Khamis, 23 Jun 2011

ANTARA - Mancanegara

ANTARA - Mancanegara


AS Tinjau Kembali Kepentingan Militer Filipina di Tengah Ketegangan China

Posted: 23 Jun 2011 04:57 PM PDT

Menlu AS Hillary Clinton (FOTO ANTARA/REUTERS/)

Kami bertekad dan berkomitmen untuk mendukung pertahanan Filipina.

Berita Terkait

Video

Washington (ANTARA News/AFP/Reuters) - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Hillary Clinton Kamis mengatakan, AS kini sedang mempelajari bagaimana pihaknya dapat memberikan peralatan militer kepada Filipina untuk membela diri di tengah ketegangan dengan China.

Kedua negara mulai "menentukan aset-aset tambahan apa yang diperlukan Filipina dan bagaimana kita dapat memberi mereka," kata Ny. Clinton dalam konferensi pers dengan Menteri Luar Negeri Filipina Albert del Rosario di Washington.

Del Rosario mengatakan sebelumnya, bahwa negaranya berharap untuk menyewa peralatan angkatan laut Amerika Serikat, dan menyerukan "penataan kembali" dalam aliansi kedua negara dalam menghadapi gesekan yang meningkat di laut dengan China.

Ny.Clinton mengatakan del Rosario kemudian akan bertemu dengan Menteri Pertahanan AS Robert Gates dan pejabat-pejabat Pentagon lainnya pada saat Amerika Serikat berupaya untuk melakukan "koordinasi erat" dengan Filipina.

"Kami bertekad dan berkomitmen untuk mendukung pertahanan Filipina," kata petinggi diplomat AS itu.

"Dan itu berarti mencoba untuk menemukan cara memberikan bahan-bahan yang terjangkau dan peralatan yang akan membantu militer Filipina untuk mengambil langkah yang diperlukan guna membela diri," katanya.

Sebelumnya China mendesak Amerika Serikat untuk tidak melibatkan diri dalam sengketa Laut China Selatan, dengan mengatakan keterlibatan AS hanya membuat situasi bisa lebih buruk.

Ketegangan di Laut China Selatan meningkat dalam bulan-bulan belakangan ini menyangkut sikap China yang lebih agresif dalam klaimnya atas perairan yang diduga kaya dengan minyak dan gas itu.

Bagian dari perairan itu juga diklaim oleh Brunei Darussalam, Malaysia, Filipina, Taiwan dan Vietnam.

Wakil Menteri Luar Negeri China Cui Tiankai mendesak Amerika Serikat menjauhkan diri dari sengketa itu dan mengatakan China sangat cemas akan provokasi-provokasi yang sering dilakukan negara-negara lain di Laut China Selatan.

China mengklaim jauh lebih luas atas sebagian besar wilayah perairan seluas 1,7 juta km persegi termasuk kepulauan-kepulauan Paracel dan Spratly.

Kapal-kapal angkatan laut dari Vietnam dan China melakukan patroli gabungan selama dua hari di Teluk Tonkin, kata media pemerintah Vietnam Selasa, dalam satu tanda bahwa ketegangan menyangkut perbatasan maritim yang disengketakan itu mungkin mereda.

(H-AK) (*)

Editor: Ella Syafputri
COPYRIGHT © 2011

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com

Full Feed Generated by Get Full RSS, sponsored by USA Best Price.

Insiden Laut China Selatan Bisa Rusak Perdamaian

Posted: 23 Jun 2011 03:51 PM PDT

Hillary CLinton. (FOTO ANTARA/REUTERS/Paul J. Richards/Pool)

Berita Terkait

Washington (ANTARA News) - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Hillary Clinton Kamis mengatakan bahwa AS khawatir bahwa insiden di Laut China Selatan dapat merusak perdamaian dan stabilitas, dan mendesak semua pihak untuk menahan diri.

"Kami mendesak semua pihak untuk berupaya menahan diri, dan kami akan terus berkonsultasi erat dengan semua negara yang terlibat, termasuk sekutu perjanjian kita, Filipina," kata Ny.Clinton pada konferensi pers dengan Menteri Luar Negeri Filipina Albert del Rosario di Washington.

"Kami prihatin bahwa insiden terakhir di Laut China Selatan bisa merusak perdamaian dan stabilitas di kawasan itu," tambahnya.

Ketegangan di China Selatan yang strategis dan kaya sumber daya laut yang disebut oleh Manila Laut Filipina Barat itu meningkat dalam beberapa pekan terakhir, dengan Filipina dan Vietnam khawatir apa yang mereka katakan semakin agresifnya tindakan Beijing di perairan yang disengketakan itu.

Para diplomat AS mengulangi sikap AS bahwa pihaknya memiliki " kepentingan nasional dalam kebebasan navigasi, menghormati hukum internasional dan perdagangan tanpa hambatan di Laut China Selatan."

Dia mengatakan, Amerika Serikat tidak berpihak dalam sengketa teritorial di Laut China Selatan.

"Tapi kami menentang penggunaan kekerasan atau ancaman kekerasan untuk memajukan klaim dari pihak mana pun," katanya menambahkan.

Hillary juga menyerukan kolaborasi dan proses diplomatik untuk menyelesaikan sengketa itu.

"Kami percaya bahwa pemerintah-pemerintah negara yang bersangkutan harus mengejar klaim teritorial mereka dan menyertai hak mereka untuk ruang maritim sesuai dengan adat hukum internasional," katanya.

Bagian dari perairan itu juga diklaim oleh Brunei Darussalam, Malaysia, Filipina, Taiwan dan Vietnam, demikian AFP melaporkan.

(SYS/H-AK/S008)

Editor: Suryanto
COPYRIGHT © 2011

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com

Full Feed Generated by Get Full RSS, sponsored by USA Best Price.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan