Selasa, 14 Jun 2011

ANTARA - Berita Terkini

ANTARA - Berita Terkini


BUMN Lebih Penting Diberdayakan Daripada Gandung Korporat Dunia

Posted: 14 Jun 2011 07:16 PM PDT

Jakarta (ANTARA News)- Komitmen 14 korporasi dunia dan nasional membangun kemitraan dengan World Economic Forum East Asia (WEF-EA) untuk membantu Indonesia mengatasi krisis pangan  justru menjadikan perusahaan asing sebagai tulang punggung perekonomian bangsa, kata kalangan LSM.

Hal itu diutarakan oleh Henry Saragih, Ketua Serikat Petani Indonesia dalam jumpa pers di Kantor SPI, Jakarta, Selasa. Menurut dia,  seharusnya pemerintah memberdayakan Badan Usaha Milik Negara seperti yang diamanatkan oleh Undang-Undang Dasar 1945.

"Pemerintah telah dengan lantang menempatkan perusahaan asing sebagai tulang punggung ekonomi nasional dan itu bertentangan dengan Pasal 33 UUD 1945," kata Henry. "Harusnya BUMN dikedepankan dalam mengelola sektor vital negara ini," katanya.

Langkah pemerintah menurut dia  patut disesalkan karena  korporasi-korporasi asing  dalam memburu laba berandil besar menciptakan krisis pangan yang sedang melanda dunia.

"Korporasi-korporasi asing itu merupakan penyebab krisis pangan yang terjadi sekarang dengan aksi spekulasi komoditas pangan di tingkat dunia," kata Henry. Ia menganjurkan agar BUMN dan koperasi yang justru dimajukan untuk menggantikan dominasi korporasi swasta.

Pada WEF-EA yang diselenggarakan pada 12 - 13 Juni di Jakarta telah dihasilkan kemitraan dengan 14 perusahaan multinasional untuk mengatasi krisis pangan di Indonesia. Perusahaan-perusahaan itu antara lain Nestle, Metro, Unilever, Dupont, Monsanto, Kraft, SwissRA, Sygenta, dan McKinsey.

Sementara itu kondisi pangan dunia kian kritis. Menurut data yang dirilis SPI, jumlah orang lapar di dunia kini mencapai angka satu miliar jiwa dan 60 persen dari jumlah itu berada di kawasan Asia Pasifik.
(Ber/A038)

Editor: Aditia Maruli
COPYRIGHT © 2011

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com

Full Feed Generated by Get Full RSS, sponsored by USA Best Price.

Fujimori Kembali ke Penjara

Posted: 14 Jun 2011 07:16 PM PDT

Lima (ANTARA News) - Mantan presiden Peru Alberto Fujimori kembali ke penjara Selasa setelah seorang spesialis kanker yang memeriksa dia mengatakan padanya bahwa kanker lidahnya tidak berlanjut.

"Kasusnya bukan stadium akhir, kanker tidak berlanjut, tapi dia masih pasien berisiko tinggi," kata Pedro Sanchez, yang memeriksa Fujimori, 72 tahun, di rumah sakit kanker terkenal Lima.

Sanchez mengatakan, Fujimori yang telah menghabiskan lima hari terakhir di rumah sakit, juga akan menerima perawatan psikiatris untuk "depresi berat" yang telah menyebabkan penurunan berat badan hingga 15 kilogram (33 pon).

Mantan presiden itu sendiri secara pribadi mengucapkan terima kasih atas doa para simpatisanbya, dan membantah bahwa dia kankernya berlanjut, dalam sebuah video singkat yang diperoleh AFP.

"Terima kasih Tuhan, saya tidak memiliki kanker berkelanjutan," kata Fujimori, tampil kurus tapi tetap optimis.

Fujimori dirawat di rumah sakit empat hari setelah putrinya, Keiko Fujimori kalah dalam pemilihan presiden pada 5 Juni oleh tokoh kiri Humala Ollanta, yang mengambil alih pemerintahan pada 28 Juli.

Fujimori, yang adalah presiden 1990-2000, dijatuhi hukuman 25 tahun penjara pada tahun 2009 karena korupsi dan pelanggaran hak asasi manusia.

Seruan-seruan untuk mengampuni mantan presiden itu telah menghasilkan alarm di antara para pendukung hak asasi manusia yang mengatakan bahwa Fujimori harus menjalani hukuman untuk kejahatannya.
(*)

Editor: AA Ariwibowo
COPYRIGHT © 2011

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com

Full Feed Generated by Get Full RSS, sponsored by USA Best Price.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan