Ahad, 20 Februari 2011

KOMPAS.com - Regional

KOMPAS.com - Regional


48 Kapal Menuju Bali, Tidak Beroperasi

Posted: 20 Feb 2011 07:07 AM PST

DENPASAR, KOMPAS.com - Sebanyak 48 kapal yang biasa melayani penyeberangan antara Bali dengan provinsi tetangga, Jawa Timur dan Nusa Tenggara Barat, tidak beroperasi saat umat Hindu melaksanakan Nyepi, tahun baru Saka 1933, Sabtu, 5 Maret 2011.

"Seluruh armada itu, termasuk dua pelabuhan laut lainnya dan Bandara Ngurah Rai akan istirahat total selama 24 jam sejak pukul 06.00 Wita pada hari itu hingga keesokan harinya (6/3)," kata Kepala Dinas Perhubungan dan Informatika Provinsi Bali I Made Santha, SE, MSi, Minggu (20/2/2011).

Pelabuhan Gilimanuk-Ketapang, Banyuwangi, Jawa Timur, selama ini dilayani 30 kapal berbagai jenis. Sementara di Pelabuhan Padangbai-Lembar, Nusa Tenggara Barat, dioperasikan 18 kapal.

Selain itu, ratusan kapal penangkap ikan maupun pengangkut barang milik perusahaan swasta yang biasa mangkal di Pelabuhan Benoa, Kota Denpasar, juga tidak beroperasi.

Kapal-kapal tersebut semuanya tidak melakukan aktivitas melaut maupun bongkar muat ikan hasil tangkapan, melainkan hanya sandar di kawasan Pelabuhan Benoa.

"Semua itu sudah dikoordinasikan secara lintas sektoral, termasuk dengan pihak Pelabuhan Celukan Bawang, Kabupaten Buleleng, yang khusus melayani bongkar muat kayu dari berbagai daerah," tutur Made Santha.

Tidak beroperasinya armada laut tersebut, untuk menghormati umat Hindu melaksanakan Catur Tapa Berata Penyepian, yakni empat pantangan meliputi amati geni atau tidak menyalakan api, amati karya tidak melakukan aktivitas/bekerja, amati lelungan tidak bepergian, dan amati lelanguan tidak mengadakan hiburan/bersenang-senang.

Semua pihak diingatkan untuk tidak datang ke Bali bertepatan hari yang sangat diistimewakan oleh umat Hindu itu, kecuali saat sebelum atau seusai Nyepi.

Hal itu dimaksudkan agar perjalanan tidak tertahan di Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi, seperti pengalaman saat Nyepi tahun-tahun sebelumnya.

Pada tahun-tahun sebelumnya, sering kali ratusan orang yang ingin ke Bali tertahan di Ketapang, karena sementara waktu tidak ada kapal penyeberangan yang melayani rute menyeberangi Selat Bali itu.

"Dihentikannya seluruh aktivitas pelabuhan laut, termasuk Bandara Ngurah Rai Bali, sesuai surat Gubernur Bali No.003.2/19476/DPIK tertanggal 30 November 2010 yang diperkuat surat Dirjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan tanggal 1 September 1999 No.AU/2696/DAU/1796/99 perihal Penghentian Pengoperasian Bandara Ngurah Rai Bali," tutur Made Santha.

Sent Using Telkomsel Mobile Internet Service powered by

Full Feed Generated by Get Full RSS, sponsored by USA Best Price.

Oknum PNS dan 3 Mahasiswi Diamankan

Posted: 19 Feb 2011 10:20 PM PST

TOMOHON, KOMPAS.com — Jajaran Polres Tomohon, Sulawesi Utara, kembali mengamankan 5 warga karena membawa dan mengonsumsi minuman keras di Resting Area Kelurahan Kinilow Kecamatan Tomohon Utara, Sabtu (19/2/2011) sekitar pukul 01.00 wita. Dari kelima warga ini satu di antaranya adalah pegawai negeri sipil (PNS) di Tondano dan tiga lainnya masih mahasiswi.

Kelima warga tersebut, yakni CK alias Cre (35) warga Tondano, MR alias Mei (32) warga Wenang, PS alias Pri warga Tondano, AT alias Ang warga Wanea, dan EK alias El (20) Tombatu. Bersama mereka diamankan 1 botol minuman keras jenis cap tikus.

Kepala Bagian Ops Polres Tomohon Kompol Linus Kendek mewakili Kapolres AKBP Suyanto mengatakan, pihaknya akan mengintensifkan operasi untuk memberantas konsumsi miras di wilayah hukumnya. "Semua warga baik asal Tomohon maupun yang dari luar diharapkan tidak mengonsumsi miras lagi karena sangat meresahkan masyarakat," ujarnya.

Sementara itu, Pri, Ang dan El tiga mahasiswi di salah satu perguruan tinggi swasta di Tondano mengaku melakukan hal tersebut karena diajak temannya. "Kami hanya ikut saja, karena mereka datang dan membangunkan kami untuk jalan-jalan," jelas Ang, dan diiyakan dua teman lainnya sesaat sebelum meninggalkan Mapolres Tomohon setelah dibina.

Kasat Binmas Polres Tomohon AKP Alkat Karouw mengatakan, masih maraknya konsumsi miras karena gaya hidup masyarakat sudah terbentuk seperti itu sejak awal. "Polisi akan selalu melakukan tindakan preventif untuk mengatasi penyakit masyarakat termasuk miras, tapi tindakan seperti itu (miras) akan selalu terulang karena sudah menjadi gaya hidup," tuturnya.

Dikatakan Alkat, mengatasi penyakit tersebut peran keluarga sangat dibutuhkan, terutama dalam memberikan perhatian dan pengawasan kepada anak-anaknya. "Keluarga harus memberikan perhatian lebih kepada anak-anak, agar mereka tidak mudah terjerumus ke dalam perilaku negatif. Caranya setiap orang tua mesti menjadi contoh dan teladan dalam hal yang baik dan benar dalam keluarga setiap harinya," katanya.

Ia melihat kelebihan materi tak bisa menjamin seutuhnya bahwa anak-anak bisa terbebas dari kegiatan yang bisa mendegradasi moral. "Kasih sayang orang tua bagi anak adalah hal paling utama, kelebihan materi seperti uang jika salah dimanfaatkan bisa menjadi pemicu anak-anak melakukan hal yang buruk," tegasnya.

Kepada generasi muda diharapkannya juga untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang positif, dan tidak mudah terpengaruh dengan ajakan teman-teman apalagi keluyuran di malam hari. (Tribun Manado/Warstef Abisada)

Sent Using Telkomsel Mobile Internet Service powered by

Full Feed Generated by Get Full RSS, sponsored by USA Best Price.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan