Sabtu, 15 Januari 2011

KOMPAS.com - Internasional

KOMPAS.com - Internasional


Seorang Protestan Pimpin Badan Vatikan

Posted: 15 Jan 2011 07:31 PM PST

Untuk Pertama Kalinya

Seorang Protestan Pimpin Badan Vatikan

Minggu, 16 Januari 2011 | 03:31 WIB

VATIkAN, KOMPAS.com — Paus Benedictus XVI Sabtu (15/1/2011) menunjuk Werner Arber, seorang Protestan, untuk memimpin akademi ilmiah Vatikan. Ini merupakan yang pertama kali seorang bukan Katolik memimpin badan yang telah berusia berabad-abad itu.

Pakar mikrobiologi Swiss berusia 81 tahun itu akan menggantikan ilmuwan Italia Nicola Cabibbo, yang meninggal Agustus lalu, untuk memimpin Akademi Sains Kepausan, demikian keterangan pers Vatikan.

Pencalonan seorang pemimpin bukan Katolik itu adalah yang pertama dalam sejarah akademi yang didirikan pada 1603 itu, menurut I.Media, kantor berita yang mengkhususkan diri dalam informasi keagamaan.

Arber, yang mengajar di University of Basel, membagi hadiah Nobel 1978 untuk fisiologi atau ilmu kedokteran dengan ilmuwan Amerika Hamilton Smith dan Daniel Nathans, bagi penemuan dan aplikasi enzim-enzim restriksi mereka.

Penemuan dan penggunaan enzim, yang merupakan mekanisme pertahanan bakteris terhadap infeksi, telah menghasilkan revolusi dalam genetika molekular.

Arber telah menjadi anggota akademi ilmiah Vatican sejak Mei 1981 dan tokoh di dewan direkturnya.

Sekitar 30 penerima Nobel adalah anggota Akademi Sains Kepausan, yang memiliki akarnya di Akademi Lincei yang didirikan oleh Federico Cesi, seorang penyokong seni dan sains yang juga mengembangkan teleskop Galileo.

Lembaga itu, yang mengumpulkan 80 peneliti ilmiah dari seantero dunia, mempelajari enam bidang besar termasuk sains-sains fundamental, bioetika dan juga masalah lingkungan.

ANT, AFP

Sumber :

Kirim Komentar Anda

Kirim Komentar Anda

Full Feed Generated by GetFullRSS.com, sponsored by USA Best Price.

Penjara Terbakar, 42 Narapidana Tewas

Posted: 15 Jan 2011 06:31 PM PST

TUNIS, KOMPAS.com — Sebuah kebakaran di penjara Tunisia menewaskan setidaknya 42 tahanan. Sementara kejadian di penjara lainnya yang terkait krisis politik di Tunisia mengakibatkan sejumlah orang mengalami cedera.

"Tiga puluh satu jenazah dibawa ke kamar mayat dan 11 lainnya juga telah menyusul," kata Kepala Departemen Pengobatan Forensik, dr Ali Chatli, di Rumah Sakit Fatouma Bourguiba di Monastir, 160 kilometer di selatan kota Tunis.

Chatli mengatakan, kebakaran disebabkan oleh seorang tahanan yang membakar kasur di sebuah asrama yang ditempati hampir 90 orang yang berupaya melarikan diri.

Pada saat bersamaan, tembakan dilakukan di luar penjara sehingga menimbulkan kepanikan lebih parah.

Kebakaran terjadi di saat Tunisia sedang mengalami kekacauan akibat penggulingan Presiden Zine Abidine Ben Ali setelah beberapa pekan unjuk rasa yang ricuh melawan kekuasaannya dengan dilaporkan bahwa lebih dari 60 orang tewas oleh polisi.

Para saksi mata di Messadine yang berlokasi tidak jauh dari Monastir mengatakan, sejumlah wanita mengalami cedera akibat penembakan setelah sejumlah keluarga terburu-buru menuju penjara kota atas berita mengenai pembebasan beberapa tahanan.

Para saksi mata mengatakan, sejumlah orang berpakaian seperti polisi telah menyebarkan isu tersebut, kemudian menembak ke arah keramaian dengan beberapa senjata yang disita dari kota tetangga, Msaken.

Kepala Rumah Sakit Kota Mahdia di selatan, Radhouane Harbi, mengatakan, sebuah serangan di penjara telah mencederai tiga orang dan menambahkan bahwa Harbi menduga sejumlah kematian telah terjadi di dalam penjara itu.

Beberapa saksi mata di Tunis barat melaporkan, serangan di penjara terbesar negara itu terjadi di Mornaguia dan juga Feija.

Di daerah Mornaguia, sejumlah helikopter militer terbang berkeliling kawasan itu dengan memperingatkan masyarakat akan bahaya peluru yang salah sasaran.

Seorang anggota Serikat Pekerja Tunisia (UGTT) cabang regional, Sadok Mahmoudi, mengatakan bahwa di Kasserine tengah, di mana lebih dari 50 warga dilaporkan tewas dalam tiga hari pada kerusuhan pekan lalu, terdapat upaya percobaan serangan di penjara kota itu.

Dia mengatakan, masyarakat setempat telah berupaya membebaskan kerabat dan teman mereka yang ditahan di penjara itu. Perdana Menteri Tunisia, Mohamed Ghannouchi, mengatakan pada Rabu bahwa seluruh warga yang ditangkap sewaktu kerusuhan sedang dibebaskan.

Full Feed Generated by GetFullRSS.com, sponsored by USA Best Price.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan