Jumaat, 12 Julai 2013

Republika Online

Republika Online


Obama Telepon Putin Bahas Kasus Snowden

Posted: 12 Jul 2013 11:19 PM PDT

Sabtu, 13 Juli 2013, 13:19 WIB

AP/Charles Dharapak

REPUBLIKA.CO.ID, WHASINGTON--Presiden Barack Obama berbicara dengan Presiden Rusia Vladimir Putin, Jumat (12/7) seputar  kasus Edward Snowden setelah Gedung Putih memperingatkan Moskow untuk tidak memberikan buronan pembocor itu "platform propaganda" oleh pemberi suakanya.

Seruan itu muncul setelah Snowden mengatakan ia ingin mengklaim perlindungan sementara di Rusia. Ia telah tinggal di satu ruang tunggu transfer bandara, di negara itu sampai dia bisa mencari cara untuk mendapatkan suaka permanen di Amerika Selatan.

Pembicaraan per telepon Obama-Putin telah dijadwalkan selama beberapa hari. Gedung Putih memberikan beberapa rincian tetapi mengatakan para pemimpin membahas masalah Snowden dan kerja sama kontra-terorisme dalam rangka penyelenggaraan Olimpiade Musim Dingin Sochi tahun depan.

Obama akan melakukan perjalanan ke Moskow pada September untuk pertemuan puncak dengan Putin.  Ia memiliki hubungan rumit dengan Putin. Kedua pemimpin itu terakhir bertemu di Irlandia Utara tahun lalu, sebelum menuju ke KTT G20 di St Petersburg.

Redaktur : Ajeng Ritzki Pitakasari
Sumber : Antara

Seorang yang bersedekah dengan tangan kanannya, ia menyembunyikan amalnya itu sampai-sampai tangan kirinya tidak mengetahui apa yang disedekahkan oleh tangan kanannya(HR. Bukhari no. 1421)

  Isi Komentar Anda

Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan redaksi republika.co.id. Redaksi berhak mengubah atau menghapus kata-kata yang tidak etis, kasar, berbau fitnah dan pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan. Setiap komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengirim.

Republika.co.id berhak untuk memberi peringatan dan atau menutup akses bagi pembaca yang melanggar ketentuan ini.

Gadis Ketiga Korban Air Asiana Meninggal di RS

Posted: 12 Jul 2013 11:13 PM PDT

REPUBLIKA.CO.ID, SAN FRANSISCO--Seorang remaja putri Cina meninggal di rumah sakit San Fransisco pada Jumat (12/7) menjadi korban ketiga yang meninggal akibat kecelakaan pesawat jet Asiana Airlines yang terjadi Sabtu lalu di bandara setempat. Dokter dan pihak berwenang Cina mengumumkan kematian tersebut Jumat.

Remaja putri yang meninggal Jumat pagi, sebelumnya mengalami masa kritis akibat kecelakaan, menurut pernyataan para dokter di rumah sakit umum San Fransisco.

Orang tua sang gadis meminta pihak rumah sakit agar tidak mengeluarkan informasi lebih lanjut. Remaja berusia 16 tahun itu berkebangsaan Cina, menurut konsulat China di San Fransisco.

Ia adalah anggota rombongan pelajar dari wilayah timur China yang berkunjung ke Amerika serikat untuk mengikuti kemah musim panas, kata pihak pengelola perjalanan.

Kecelakaan pada pendaratan pesawat Boeing 777 itu juga merenggut dua remaja putri yang lain dari kelompok pelajar Cina serta mencederai 180 orang.

Ye Mengyuan dan Wang Linjia, kedua remaja putri asal Cina meninggal pada Sabtu lalu, mereka duduk di bangku bagian belakang dari pesawat yang menabrak dinding pembatas laut dan mengalami kerusakan paling parah dalam kecelakaan itu.

Salah seorang gadis tertabrak truk pemadam kebakaran yang bergegas menuju lokasi kecelakaan, menurut Kepolisian San Fransisco pada Jumat, meskipun belum jelas apakah korban masih hidup setelah tertabrak.

Ia nyaris tidak dikenali dan tubuhnya ditemukan tertutup busa pemadam kebakaran berada di bawah truk ketika kendaraan itu bergerak untuk memadamkan api, kata juru bicara kepolisian Albie Esparza.

Pemeriksa mayat di San Mateo yang menjadi wilayah bandara, mengatakan akan mengeluarkan hasil otopsi atas dua gadis yang meninggal Sabtu lalau dalam dua pekan mendatang.

Sebagian besar penumpang yang mengalami luka-luka dikirim ke rumah sakit umum San Fransisco dan rumah sakit dan klinik Stanford. RS Umum San Fransisco yang semula menerima 67 pasien kini masih merawat enam pasien termasuk dua yang dalam keadaan kritis.

Enam pasien itu antara lain mengalami cedera otak, tulang belakang, luka di perut dan perdarahan dalam serta patah tulang. Di Standford masih ada seoang pasien yang mengalami luka parah, kata pihak rumah sakit yang semula merawat 55 pasien kecelakaan itu. Sedikitnya tujuh pasien masih di rawat di rumah sakit yang lain.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan