Jumaat, 26 Julai 2013

KOMPAS.com - Internasional

KOMPAS.com - Internasional


NSW Semakin Dekat dengan Pengesahan Pernikahan Sejenis

Posted: 26 Jul 2013 09:16 PM PDT


SYDNEY, KOMPAS.com -
Negara bagian New South Wales (yang meliputi Sydney) semakin dekat dalam meloloskan persetujuan penikahan sesama jenis, setelah komite parlemen lokal menemukan celah bahwa aturan itu bisa diatur oleh parlemen negara bagian. Hal ini disambut baik oleh kelompok kerja di parlemen tersebut, yang menggambarkanya sebagai "langkah besar" menuju ke kesetaraan perkawinan.

Sebelumnya, Menteri Negara Bagian NSW Barry O'Farrell mengatakan dia lebih mendekati bila parlemen federal di Canberra yang mengubah UU Pernikahan Australia. Namun juga mengatakan siap untuk menjadi negara bagian pertama di Australia yang mensahkan penikahan sesama jenis, bila memang negara bagian bisa melakukannya sendiri.

Menurut laporan news.com.au, hari Jumat (26/7/2013), laporan Komite Masalah Sosial menyimpulkan NSW bisa meloloskan aturan tersebut, walau langkah tersebut kemungkinan bisa mendapat gugatan di Pengadilan Tinggi.

Menurut laporan koresponden Kompas.com di Australia L. Sastra Wijaya, selama ini, menurut media, pendapat yang beredar adalah bahwa perubahan Undang-Undang Pernikahan hanya bisa dilakukan oleh parlemen federal.

Dengan adanya penemuan baru ini, para anggota parlemen lokal NSW akan terus melakukan pengkajian. Diperkirakan bila semuanya mulus, di akhir tahun, NSW akan menjadi negara bagian pertama di Australia yang mensahkan pernikahan sesama jenis. Tetangga Australia Selandia Baru beberapa waktu lalu mengesahkan perubahan serupa.  

Editor : Erlangga Djumena

Australia Selidiki Perilaku Rasial Polisi terhadap Keturunan Afrika

Posted: 26 Jul 2013 02:37 PM PDT

VICTORIA, KOMPAS.com — Diduga polisi di negara bagian Victoria, Australia, kerap melakukan tindakan rasial terhadap pendatang dari Benua Afrika. Dikutip dari news.com.au, Jumat (26/7/2013), para polisi ini disebut sering menghentikan para pendatang itu tanpa sebab jelas, dan kemudian meneriaki mereka sebagai "teroris" dan "monyet".

Menurut news.com.au, dugaan perilaku rasial itu diungkapkan oleh beberapa ahli hukum, sebagai bagian dari masukan kepada polisi dari staf lembaga bantuan hukum masyarakat. Para ahli ini menyertakan bukti bahwa remaja pria keturunan Afrika sering dimaki oleh polisi dengan kata-kata seperti "saya bunuh kamu" dan "ng­­­… lo" ("f…you").

Seorang pria Afrika melaporkan kepada staf lembaga hukum Youthlaw bahwa "begitu mereka (polisi) melihat kamu berkulit hitam, mereka langsung mendatangimu". Penyelidikan yang dilakukan terhadap praktik dan sikap budaya polisi merupakan usaha menyelesaikan kasus diskriminasi rasial di pengadilan tinggi.

Kasus ini digulirkan berkat inisiatif enam pria Afrika yang mengaku telah diperlakukan secara diskriminatif oleh polisi. Youthlaw melaporkan bahwa remaja Afrika sering diciduk polisi tanpa sebab yang jelas dan dilepas kembali di tempat lain yang jauh.

African Communities Foundation bahkan melaporkan bahwa banyak remaja Afrika yang dipukuli oleh polisi. Seorang pria dilaporkan telah dihentikan polisi sebanyak lima kali dalam tempo 20 menit tanpa sebab jelas. Pemuda lain mengatakan mengalami hal yang sama, dengan 200 kali kejadian dalam 5 tahun terakhir.

Lembaga Bantuan Masyarakat Flemington dan Kensington akan memberi 65 butir masukan sejak 2005, yang tiga perempatnya menyangkut orang Afrika. Ketua lembaga, Anthony Kelly, mengatakan bahwa perlakuan diskriminatif polisi disebabkan oleh stereotipe kriminal yang dikaitkan dengan orang kulit hitam.

Direktur Lembaga Hak Asasi Manusia Hugh de Kreiser mengatakan bahwa "pimpinan polisi menginginkan perubahan, tetapi tak tahu banyak soal sikap rasial yang di bawah alam sadar." Polisi akan mengumumkan hasil penyelidikan pada akhir tahun ini.

Editor : Palupi Annisa Auliani

Tiada ulasan:

Catat Ulasan