Jumaat, 3 Mei 2013

ANTARA - Mancanegara

ANTARA - Mancanegara


Presiden Obama tak ramalkan kirim tentara AS ke Suriah

Posted: 03 May 2013 06:13 PM PDT

San Jose, Costa Rica (ANTARA News) - Presiden Amerika Serikat Barack Obama Jumat mengatakan bahwa dia tidak meramalkan skenario di mana ia akan mengirimkan pasukan angkatan darat AS ke Suriah.

Pada konferensi pers di ibu kota Costa Rica, Obama juga bersumpah bahwa Amerika Serikat akan mengambil pendekatan hati-hati untuk menanggapi dugaan penggunaan senjata kimia Suriah, lapor Reuters.

Ia mengatakan tidak akan "melompat sebelum kita melihat."

Presiden AS pada Selasa memperingatkan pihaknya tidak tergesa-gesa untuk memutuskan sikap terkait senjata kimia di Suriah, namun menyatakan apabila ada bukti mereka menggunakannya, itu akan menjadi pemicu "pertimbangan ulang" soal keengganannya mengambil langkah militer.

Setekah muncul berbagai kritik, yang menyatakan ia membiarkan Suriah melangkahi "garis batas" Amerika Serikat, Obama mengatakan Washington meyakini terdapat penggunaan senjata kimia selama masa perang saudara di negeri tersebut, meskipun belum bisa memastikan pihak mana yang menembakkannya.

Pada jumpa pers di Gedung Putih, Obama juga menyodorkan sejumlah kriteria bahwa pengambilan langkah intervensi oleh militer AS merupakan bukti bahwa rezim Presiden Bashar al-Assad secara langsung memerintahkan penggunaan senjata kimia. (AK)

91 persen pembunuhan wartawan di Mexico tak terpecahkan

Posted: 03 May 2013 05:52 PM PDT

Mexico City (ANTARA News) - Ombudsman Meksiko Jumat mengatakan bahwa 84 wartawan telah dibunuh sejak tahun 2000 dan 20 lebih hilang dalam tempo delapan tahun terakhir, sementara pemerintah telah gagal untuk memecahkan 91 persen dari kejahatan itu.

Komisi Nasional Hak Asasi Manusia mengeluarkan satu laporan pada Hari Kebebasan Pers Dunia yang menunjukkan bahwa kantor 39 perusahaan media telah diserang dalam dekade terakhir, lapor AFP.

Dari semua serangan terhadap wartawan, hanya 12 yang telah mengakibatkan hukuman kejahatan, kata komisi itu.

Pihak Ombudsman mendesak pemerintah untuk memberikan wartawan keamanan yang mereka perlukan untuk menjalankan pekerjaan mereka dan melakukan penyelidikan yang efisien mengenai kejahatan itu.

"Yang memberlakukan impunitas mendorong agresor, apakah mereka itu badan negara atau bukan," kata komisi itu.

Mexico telah menjadi salah satu tempat paling berbahaya di dunia bagi wartawan di tengah perseteruan mengamuk antara kartel narkoba yang telah menewaskan lebih dari 70.000 orang tewas sejak tahun 2006. (AK)

Tiada ulasan:

Catat Ulasan