Ahad, 23 Disember 2012

Sindikasi news.okezone.com

Sindikasi news.okezone.com


Jenazah Brigadir Anumerta Eko Diterbangkan ke Ambarawa

Posted: 23 Dec 2012 12:19 AM PST

PALU- Jenazah Briptu Eko Widjaya Sumarno, korban keempat yang tewas dalam baku tembak di Desa Kalora, Kecamatan Poso Pesisir, diterbangkan menuju Semarang, Jawa Tengah. Korban mendapatkan penghargaan kenaikan pangkat satu tingkat dari Mabes Polri.

Iring-iringan rombongan pengantar dan ambulans yang membawa jenazah Briptu Eko, Minggu (23/12/2012) sekira pukul 14.00 Wita, tiba di Bandara Mutiara, Palu, Sulawesi Tengah.

Setelah menunggu proses kargo, jenazah lalu dinaikkan ke bagasi pesawat Sriwijaya Air. Jenazah akan diterbangkan menuju kampung halamannya di Ambarawa, Kabupaten Semarang. Ikut bersama rombongan jenazah, istri, anak, dan keluarga korban.

Seperti diketahui, Briptu Eko menghembuskan nafas terakhir di Rumah Sakit Undata, Palu, setelah dirujuk dari Rumah Sakit Anuntaloko, Kabupaten Parigi Moutong, beberapa jam setelah penembakan.

Korban menderita luka tembak di perut dan sempat menjalani operasi untuk mengeluarkan amunisi. Namun, nyawanya tak tertolong dan meninggal pada Sabtu tengah malam sekira pukul 23.15 Wita.

Mabes Polri memberikan penghargaan pangkat satu tingkat kepada Briptu Eko, menjadi Brigadir Anumerta.

Brigadir Anumerta Eko merupakan personel Brimob Polda Sulteng Detasemen B dan masuk dalam pasukan pengamanan di Poso sejak peristiwa terbunuhnya dua personil di Poso beberapa bulan lalu.

(Indra Yosvidar/Sindo TV/tbn)

Publik Merindukan Era Bung Karno dan Gus Dur

Posted: 23 Dec 2012 12:03 AM PST

JAKARTA - Mayoritas masyarakat Indonesia tak menyukai adanya sikap diskriminasi dalam kehidupan sehari-hari. Terlebih sikap diskriminasi kerap menjadi pemicu terjadinya tindak kekerasan.
 
Berdasarkan hasil survei yang dilakukan oleh Lingkaran Survei Indonesia (LSI) kepada 400 responden pada 14-17 Desember 2012, menyatakan bahwa publik memilih 82 persen Bung Karno sebagai sosok yang melindungi keberagaman agama dan etnis, sementara diurutan kedua Gus Dur 81 persen, urutan selanjutnya dipegang Soeharto 75 persen.
 
Sementara presiden era Megawati 52 persen, dilanjutkan dengan Habibie 42 persen, dan urutan terakhir dipegang SBY dengan 41 persen.
 
Publik menilai bahwa SBY kurang maksimal dalam melindungi keberagaman. Hal itu diketahui dengan sebanyak 67,5 persen publik menilai SBY belum maksimal, sementara 23,4 persen publik menyatakan SBY sudah maksimal.
 
Untuk kedepan, mayoritas publik dengan 87,6 persen berharap calon presiden di 2014 mendatang dapat melindungi keberagaman di Indonesia.
 
"Dalam sejarah presiden Indonesia, publik menilai hanya Bung Karno dan Gus Dur yang surplus diatas 50 persen melindungi keberagaman primordial dan ideologis," kata Peneliti Senior LSI Adjie Alfaraby di Kantor LSI Jakarta, Minggu (23/12/2012).

(ful)

Tiada ulasan:

Catat Ulasan