Isnin, 24 Disember 2012

Republika Online

Republika Online


Diancam PSSI, Persipura tak Takut

Posted: 24 Dec 2012 11:12 PM PST

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Salah satu klub Indonesian Super League (ISL) Persipura Jayapura bersikeras tak akan melepas pemainnya meskipun Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) mengancam melaporkan ke FIFA dan AFC. 

Tim berjuluk Mutiara Hitam tetap pada pendiriannya untuk melepas para pemainnya apabila timnas di bawah kendali Task Force bentukan pemerintah. "Kami tetap hanya akan melepas pemain apabila Task Force yang mengendalikan timnas," tegas Thamrin. 

Menurut Thamrin, Task Force menjadi satu-satunya pihak penengah kisruh antara PSSI dan KPSI yang telah mendapat mandat dari FIFA. Sebab itu, Persipura tidak gentar dengan ancaman laporan PSSI. 

Ia menilai, laporan tersebut tidak akan dianggapi serius FIFA. "Jadi, silakan saja laporkan ke FIFA. Paling mereka (FIFA) hanya tertawa saja," ketusnya. 

Selain itu, tambahnya, keputusan melarang pemain ke timnas juga sudah sesuai dengan kesepakatan antara para klub ISL dengan Komite Penyelamat Sepakbola Indonesia (KPSI). 

"Kalau prosedurnya benar, yakni Task Force yang memanggil dan mengelola timnas, kami pasti akan melepas pemain," tambahnya. 

Seperti diketahui, timnas telah merilis 43 daftar pemain yang diproyeksikan untuk ajang kualifikasi Piala Asia 2015 yang akan dimulai pada Februari 2013. Dari 43 nama tersebut, ada tujuh pemain Persipura yang dipanggil. Mereka adalah Ricardo Salampessy, Immanuel Wanggai, Patrich Wanggai, Boaz Solossa, Ferinando Pahabol, Ian Kabes, dan Lukas Mandowen.

Genangan di Rancaekek, Lalu Lintas Terhambat

Posted: 24 Dec 2012 11:07 PM PST

REPUBLIKA.CO.ID, SOREANG -- Air masih menggenangi ruas jalan Rancaekek tepatnya di depan PT Kahatex. Genangan air setinggi kurang lebih 40 sentimeter membuat lalu lintas kendaraan dari Bandung menuju Nagreg terhambat. Sejumlah kendaraan baik roda dua dan empat harus melambatkan kecepatannya untuk menerjang genangan air.

Genangan air sepanjang kurang lebih 200 meter tersebut memaksa kendaraan harus mengantre. Kemacetan mengular sampai Jalan Raya Cipacing. Sedangkan lajur sebaliknya terlihat lancar, karena air tidak menggenangi badan jalan. Namun demikian, air sudah surut dibandingkan pada hari Sabtu (23/12) dan Ahad (24/12).

Salah seorang pengguna jalan, Rendi (27 tahun) mengatakan, pada mulanya ia akan pergi ke rumah orang tuanya di Garut pada Ahad, namun informasi adanya banjir di Rancaekek, menunda perjalanannya. Ia memutuskan untuk pergi pada Selasa (25/12).

"Saya pikir sudah enggak banjir, ternyata masih. Lumayan panjang tadi macetnya, dari depan Al-Ma'soem," ungkapnya kepada Republika, Selasa (25/12).

Aparat kepolisian terlihat mengatur lalu lintas dengan membuat dua lajur di jalur arah Nagreg. Kasatlantas Polres Bandung, AKP Lukman Syarif mengatakan, untuk mengurai kemacetan yang terjadi di ruas Jalan Rancaekek, pihaknya sempat mengalihkan kendaraan yang menuju Garut itu ke jalur berlawanan, karena genangan air cukup tinggi. Namun saat ini kondisi sudah semakin surut, sehingga kendaraan sudah bisa melewati jalur semula.

Sementara di Desa Sukamanah, Kecamatan Rancaekek, meski sudah surut, banjir masih menggenangi rumah warga. Menurut Camat Rancaekek, Meman Nurjaman, Ada 8 RW yang tergenang banjir dengan jumlah rumah sekitar delapan ratus. "Sekarang, Alhamdulillah sudah mulai surut, ada 800 Kepala Keluarga yang terkena banjir," ujarnya.

Banjir yang terjadi di Rancaekek terjadi karena luapan Sungai Cikeruh dan Citarik yang merupakan anak Sungai Citarum. Selain itu jebolnya tanggul di Desa Rancaekek Kulon memperparah banjir. "Kondisi tanggul kritis, tetapi masyarakat secara swadaya menahan air dengan karung pasir. Kemarin dari Dinas Sumberdaya Alam Pertambangan dan Energi sudah ke lokasi, jangka panjang akan diperbaiki, tetapi belum tahu kapan," ujar Meman.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan