Sabtu, 24 November 2012

KOMPASentertainment

KOMPASentertainment


Kemenparekraf: Indonesia Diminati Jadi Lokasi "Shooting" Film Asing

Posted: 24 Nov 2012 09:13 PM PST

Eat, Pray, Love/Columbia Pictures

Sebuah adegan di film "Eat, Pray, Love" menampilkan karakter yang dimainkan Julia Roberts dan Javier Bardem tengah berada di Pasar Ubud, Gianyar, Bali.

BOGOR, KOMPAS.com -- Minat pelaku film internasional untuk mengadakan shooting di Indonesia rupanya masih tinggi. Hal tersebut disampaikan langsung oleh Drs Syamsul Lussa MA, Dirjen Ekraf Berbasis Seni Budaya Kemenparekraf saat mengisi acara Workshop Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Jaya Seksi Film & Budaya 2012 di kawasan Cisarua, Bogor, Jawa Barat, Sabtu (24/11/2012).

"Lokasi-lokasi paling banyak shooting oleh film luar negeri di Bali, Jawa secara keseluruhan, Danau Toba, Raja Ampat dan Wakatobi juga," ujar Syamsul.

Syamsul tak menutup mata bahwa Indonesia masih kalah saing dengan negara tetangga lainnya yang mampu memberikan harga lebih murah dan beberapa keuntungan lainnya. "Rata-rata sangat ingin ke Indonesia, permasalahannya mereka terkendala dengan biaya. Daya saing Indonesia dengan Internasional boleh di katakan sangat lemah, mereka (negara tetangga) menawarkan rabat atau ada juga berupa diskon," paparnya lagi.

Untuk menambah gairah masyarakat luar akan keindahan alam Indonesia, Kemenparekraf rencananya akan ikut bursa location show yang diadakan di Los Angels pada pertengahan 2013 mendatang. Agar bisa membandrol harga bersaing, Syamsul juga masih akan menggondoknya dengan instansi pemerintahan yang terkait. "Ke depan membahas dengan yang terkait. Bahasannya masih panjang," tutupnya. 

Jazz on the Beach Jinakkan Angin Laut Bangka

Posted: 24 Nov 2012 08:42 PM PST

BANGKA, KOMPAS.com -- Dram... dram... tabuhan Rampak Gendang dari grup Pesona Wanggai yang diasuh Junaidi Rahim langsung membahana membuka Pergelaran Jazz on the Beach hari pertama di Marina Bay, Parai Beach Resort & Spa, Pangkal Pinang, Kepulauan Bangka Belitung, Jumat (23/11/2012) malam.

Aksi atraktif para pemuda tersebut langsung menyedot perhatian para penonton untuk berdatangan menyaksikan pertunjukan yang digelar secara gratis selama dua hari oleh CEO El John, Johnie Sugiarto itu di bawah monumen Elang Laut raksasa kebanggaannya.

Usai pembukaan tersebut, tiba giliran para pegawai Bank Sumsel Babel, yang tergabung dalam grup Pesira Band menghibur penonton dengan lagu 'Malam Biru' (Sandhy Sondoro), 'Esok Kan Masih Ada' (Utha Likumahuwa), 'If Ain't Got You (Alicia Keys). Meski sehari-hari berurusan dengan tabungan dan kredit pinjaman, para pegawai bank yang lolos audisi Jazz on the Beach ini mampu menunjukkan keahlian di atas rata-rata, riuh rendah pun menyambut setiap lagu yang disajikan.

Mulai panas dengan dua penampil sebelumnya, kini giliran Harapan 2 Ratu Bunga 2012, Ruth Karlita Linri bersama band pengiringnya, Raya Band ikut menyemarakkan Jazz on the Beach lewat lagu 'Prahara Cinta' yang dipopulerkan oleh vokalis Shelomitha. Perempuan yang akrab disapa Iyut ini, tampil lepas di hadapan kira-kira 300 penonton, tak tampak sedikit pun wajah grogi dari paras wajahnya.

Sesudahnya, penampilan yang paling dinanti akhirnya hadir di atas panggung Jazz on the Beach. Pemusik jazz ternama Idang Rasjidi yang memboyong bandnya, Idang Rasjidi Syndicate, tanpa basa-basi langsung memainkan beberapa komposisi musik yang mampu menjinakkan angin laut Marina Bay. Penampilan Idang bersama kedua puteranya, Saadu Shah Chaidar (bassis) dan Qadra Shakuhachi (drummer), semakin menjadi ketika lagu 'I Can Get Now' dari grup rok legendaris asal Inggris, Rolling Stone digelindingkan secara instumental beransemen jazz yang dibumbui interaksi penuh canda ala pemain keyboard kelahiran Lanun itu.

Idang paling bisa membuat penontonnya cair dalam suasana untuk melawan angin laut yang mengigit. Pria yang sudah 42 berkarya di musik jazz itu, beberapa kali mengajak penonton meniru teknik sketch berupa bunyi-bunyian alat musik yang keluar dari mulutnya. Di bawah komando Idang, adu keahlian sketch antara penonton yang duduk di sisi kiri dan sisi kanan amphi theater tak dapat dihindari.

"Coba kita nilai ya, kalau jelek teriakin huuu...," seru Idang disambut pekikan huuu dari penonton sebelah kanan kepada penonton di sebelah kiri. "Ini membuktikan kita mudah diadu domba. Sekarang kita jadi satu, kalau salah kelihatan salah semua. Jadi jangan sendiri-sendiri, jadi satu, Provinsi Bangka belitung paling aman," lanjutnya.

Sebuah memoar pribadi lantas disajikan Idang di susunan repertoar selanjutnya. "Izinkan saya untuk membawakan nomor lagu kesukaan Ayah saya Ahmad Rasjidi. Jadi setelah Ibu saya meninggal, kondisi kesehatan Ayah terus menurun, dan tiga hari sebelum dia meninggal dia masih mendengarkan lagu kesukaannya, 'Some Where Over The Rainbow'. Saya tanya 'Kenapa Ayah suka lagu ini, padahal Ibu sudah tidak ada', beliau jawab 'Saya percaya Ibumu ada di ujung pelangi, dan saya juga akan menuju ke sana'. Hadiri sekalian, ini dia 'Some Where Over The Rainbow," kenang Idang sambil menyilakan pemain terompetnya, Sastrani untuk menyanyikan lagu 'Some Where Over The Rainbow'.

Berikutnya, Idang mengenalkan vokalis belia, Yendri (19) asal Petaling, Kepulauan Bangka Belitung yang sudah dua tahun ini diasuh dan dididiknya untuk menunjukkan kemampuan menyanyikan lagu 'Tangisan Rindu' yang dicipta oleh Dian Kaseba, dan 'Dunia Cinta', sebelum pertunjukan dilanjutkan dengan kolaborasi antara Idang Rasjidi Syndicate bersama pemusik jazz kawakan Mus Mujiono di lagu 'Arti Kehidupan' dan 'Moody's Mood for Love' yang dipopulerkan legenda jazz dunia George Benson.

Tak terasa jarum jam telah menunjuk angka 23.00, Idang yang pada Sabtu (24/11/2012) harus bertolak ke Surabaya, Jawa Timur untuk bermain di Traffic Jazz Surabaya itu menutup aksi panggungnya dengan lagu 'Badai Pasti Berlalu' dan sebuah komposisi jazz klasik dari Rusia. "Terima kasih saya Idang Rasjidi bangga menjadi anak Bangka, saya 'The Son of Lanun'," seru Idang berpamitan. 

Tiada ulasan:

Catat Ulasan