Sabtu, 24 November 2012

KOMPAS.com - Nasional

KOMPAS.com - Nasional


Jusuf Kalla: Indonesia Contoh Sukses Demokrasi Multikultural

Posted: 24 Nov 2012 10:58 AM PST

JAKARTA, KOMPAS.com -- Mantan Wakil Presiden Jusuf Kala menilai, konsolidasi demokrasi telah menyelamatkan Indonesia dari kerterpurukan ekonomi 1998. Sebagai negara berpulau dan bersuku, dengan lebih dari 300 bahasa, Indonesia merupakan negara besar yang bisa jadi contoh keberhasilan dalam menerapkan demokrasi mutikultural.

"Walaupun banyak perbedaan, namun karena demokrasi kita baik, maka kita dapat hidup dengan damai," ujar Kalla dihadapan peserta World Peace Forum (WPF) ke-4, Sabtu (24/11/2012).

Dalam pemaparannya Kalla didampingi Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Prof Din Syamsuddin, dan pimpinan Cheng Ho Multi Culture Education Trus, Tan Sri Lee Kim Yew dari Malaysia. "Demokrasi sangat baik dan penting bagi negara multikultural seperti Indonesia, karena itu Indonesia memilih demokrasi sebagai alat pembangunan mencapai kesejahteraan," kata Kalla.

Setiap negara menjalankan demokrasi dengan kelebihannya masing-masing, tak ada yang bisa klaim yang satu lebih baik dari yang lain. Di sinilah, menurut Kalla, perlunya melakukan pendidikan demokrasi dengan baik dan kepemimpinan yang baik.

WPF merupakan forum tingkat dua tahunan yang diselenggarakan oleh Pimpinan Pusat Muhammadiyah, bekerja sama dengan Centre for Dialogue and Cooperation among Civilisations (CDCC), dan Cheng Ho Multi Culture Education Trust dari Malaysia.

WPF ke-4 ini dibuka oleh Wakil Ketua MPR-RI Hajriyanto Y Tohari dan diikuti 200 peserta dari dalam dan luar negeri. Peserta tersebut terdiri dari tokoh politik, pemimpin organisasi, akademisi, dan aktivis perdamaian.

Acara ini menekankan pentingnya konsolidasi demokrasi multikultural, identitas dan multikulturalisme, yang sangat menentukan bagi terciptanya perdamaian dan peningkatan demokrasi. WPF akan diakhiri dengan pidato puncak Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Minggu (25/11/2012) di Istana Bogor.

Buku "Eyes for Sumba" Diluncurkan di Melbourne

Posted: 24 Nov 2012 10:12 AM PST

Sumba Eye Program

Buku 'Eyes for Sumba' Diluncurkan di Melbourne

Penulis : L Sastra Wijaya | Minggu, 25 November 2012 | 01:02 WIB

MELBOURNE, KOMPAS.com -- Sebuah buku berjudul Eyes for Sumba (Mata untuk Sumba) diluncurkan di Royal Australia College of Surgeons (RACS), Melbourne, Jumat (22/11/2012). Buku itu berisi pengalaman beberapa dokter mata asal Australia yang melakukan kegiatan tahunan di Pulau Sumba, Nusa Tenggara Timur, memberikan pengobatan gratis bagi mereka yang membutuhkan.

Buku dalam bahasa Inggris dan Indonesia ini diterbitkan oleh majalah Foria, Forum Australia-Indonesia, dan ditulis oleh Iip Yahya yang menyertai perjalanan tim ke Sumba bulan Juli. Penerbitan buku dimaksudkan untuk menggalang dana lagi bagi kegiatan di tahun-tahun berikutnya.

Buku ini mencatat kerja tim yang dinamakan Sumba Eye Program yang dipimpin oleh seorang ahli mata asal Melbourne Mark Ellis. Setiap tahun sejak tahun 2007, Mark Ellis dan beberapa dokter mata lainnya mengunjungi Sumba untuk memberikan pengobatan gratis dan juga melakukan operasi mata.

Kepada koresponden Kompas di Australia, L Sastra Wijaya, Mark Ellis mengatakan bahwa mereka memilih Sumba sebagai lokasi kegiatan amal mereka adalah karena di Pulau tersebut tidak terdapat rumah sakit yang menangani penyakit mata. "Mereka yang mengalami gangguan mata harus berobat ke Bali atau ke Jawa." kata Mark Ellis.

Dalam peluncuran buku, Konjen RI untuk Melbourne Irmawan Emir Wisnandar mengapresiasi program SEP yang sudah berlangsung sejak 2007. Selaku perwakilan resmi pemerintah RI, Emir berkomitmen untuk mendukung pelaksanaan SEP, terutama meyangkut administrasi yang diperlukan.

KJRI juga selalu mengupdate perkembangan peraturan pemerintah, sehingga bisa segera disosialisasikan, misalnya keberadaan RACS yang sejak 2012 ini sudah diakui sebagai LSM asing di Kemenlu sehingga program semacam SEP dilanjutkan di Sumba. Mark Ellis sendiri sudah mendapat penghargaan khusus dari pemerintah Indonesia karena jasanya melalui SEP, yang diberikan pada peringatan 17 Agustus 2012.  

"Jasanya yang luar biasa dalam membantu msyarakat Sumba tidak hanya memberi inspirasi kepda orang lain untuk mau mengikuti langkahnya melakukan kegiatan kemanusiaan, tetapi juga telah mempromosikan hubungan yang kuat antara warga Indonesia dan AUstralia," kata Emir. 

Tiada ulasan:

Catat Ulasan