Rabu, 21 November 2012

ANTARA - Mancanegara

ANTARA - Mancanegara


Uni Eropa desak pelaksanaan kesepakatan di Gaza

Posted: 21 Nov 2012 09:25 PM PST

Herman Van Rompuy (telegraph.co.uk)

Berita Terkait

Brussels (ANTARA News) - Para pemimpin Uni Eropa, Jose Manuel Barroso dan Herman Van Rompuy, Rabu menyambut gencatan senjata di Gaza, dan mengatakan yang "penting sekarang" untuk memastikan kesepakatan itu dilaksanakan.

Dalam pernyataan bersama, Barroso, yang mengepalai Komisi Eropa, dan Van Rompuy, Presiden Dewan Uni Eropa, mengatakan "kami menyambut sepenuh hati gencatan senjata yang baru saja diproklamasikan di Gaza".

"Sekarang yang penting adalah untuk memastikan pelaksanaan dan untuk mencegah dimulainya kembali kekerasan," kata mereka.

Pernyataan itu menambahkan bahwa peristiwa hari-hari terakhir "menandaskan pentingnya keinginan untuk menuju solusi dua-negara yang memungkinkan kedua belah pihak hidup berdampingan dalam damai dan aman".

"Uni Eropa tetap bertekad untuk terus bekerja membantu dalam mencapai tujuan ini."

Warga Gaza turun ke jalan untuk merayakan awal kesepakatan gencatan senjata dengan Israel, melepaskan tembakan ke udara dan membunyikan klakson mobil serta meneriakkan slogan-slogan kemenangan tak lama setelah pukul 19.00 GMT batas waktu gencatan senjata dimulai.

Disetujui kesepakatan antara Israel dan Hamas diumumkan di Mesir pada hari kedelapan kekerasan di dan sekitar Gaza.

Kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Catherine Ashton kemudian mengatakan dia memuji "secara khusus pada upaya Mesir dan semua orang yang terlibat dalam penengahan antara pihak-pihak untuk mengamankan gencatan senjata ini.

"Uni Eropa akan terus berupaya memastikan solusi berkelanjutan untuk situasi sekarang di Jalur Gaza. Ini sangat penting untuk mengakhiri semua kekerasan dan meningkatkan keamanan di kawasan itu," katanya dikutip AFP.

(SYS/H-AK)

Editor: Suryanto

COPYRIGHT © 2012

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com

Korut ancam serang kembali pulau perbatasan

Posted: 21 Nov 2012 09:19 PM PST

Seoul (ANTARA News) - Korea Utara mengancam akan mengulang serangan artileri 2010 di satu pulau perbatasan, pada saat Korea Selatan bersiap menandai ulang tahun kedua penembakan yang menewaskan empat orang pada Jumat di pulau itu.

Korea Selatan berencana mengadakan acara peringatan selama beberapa hari mendatang di Pulau Yeonpyeong dekat perbatasan Laut Kuning yang disengketakan, dan akan melakukan pelatihan militer di daerah itu pada Jumat.

Korea Utara meningkatkan cemoohan pada kegiatan peringatan itu, dan Kantor Berita resmi Korean Central News Agency (KCNA), Kamis mengutip seorang juru bicara militer yang memperingatkan serangan lain di pulau itu.

"Peringatan ... di Pulau Yeonpyeong akan mengarah pada bencana kedua Pulau Yeonpyeong," kata juru bicara itu.

Pada 23 November 2010 penembakan terhadap pulau tersebut menewaskan dua marinir Korea Selatan serta dua warga sipil dalam salah satu insiden perbatasan paling serius sejak Perang Korea 1950-53.

Korea Utara mengatakan serangan itu sebagai tanggapan atas latihan peluru tajam oleh Korea Selatan, yang diklaim telah mengakibatkan meriam-meriam jatuh pada sisi perbatasan lautnya.

Pasukan Korea Selatan membalas dengan tembakan-tembakan meriam dan pemerintah bertemu di suatu ruang perang bawah tanah, memicu kekhawatiran bahwa situasi bisa berkembang menjadi konflik skala penuh.

Batas maritim de facto antara kedua Korea - Garis Batas Utara - tidak diakui oleh Pyongyang, yang berpendapat hal itu secara ditetapkan sepihak oleh pimpinan pasukan PBB setelah Perang Korea 1950-53.

Juru bicara Korea Utara mengatakan, rencana Selatan untuk memperingati peringatan penembakan itu adalah "lelucon konyol" olok-olok yang mengundang kecaman.

Satu-satunya penyesalan di sisi Utara, katanya, adalah bahwa militer belum merebut kesempatan dua tahun lalu "untuk mengirim seluruh Pulau Yeonpyeong ke dasar laut."

"Ini adalah niat teguh para personel, petugas yang tidak melewatkan kesempatan untuk melakukannya jika para penghasut perang memperbuat provokasi lain," katanya menambahkan.

Korea Selatan telah menekankan bahwa latihan militer Jumat tidak akan menyertakan penembakan peluru tajam.

Sejak penembakan Yeonpyeong, Korea Selatan telah meningkatkan pertahanannya di garis depan pulau-pulau di wilayah itu.

Yeonpyeong dihuni oleh 1.200 warga, yang tinggal hanya 1,5 kilometer (satu mil) dari perbatasan yang disengketakan, yang sekarang dijaga dalam jumlah banyak oleh tentara angkatan laut yang ditugaskan di sana.

Bulan lalu, Presiden Korea Selatan Lee Myung-bak mengadakan kunjungan mendadak ke pulau itu dan berbicara kepada pasukan tentang perlunya mempertahankan perbatasan maritim "untuk orang terakhir."

Ada kekhawatiran luas di Seoul bahwa Korea Utara akan berusaha untuk memprovokasi konfrontasi menjelang pemilihan presiden Korea Selatan pada 19 Desember, demikian AFP melaporkan.

(SYS/H-AK)

Editor: Suryanto

COPYRIGHT © 2012

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com

Tiada ulasan:

Catat Ulasan