Rabu, 22 Ogos 2012

KOMPAS.com - Regional

KOMPAS.com - Regional


Cari Solusi Konflik, Gubernur Sulteng Gelar Dialog

Posted: 22 Aug 2012 08:22 AM PDT

BENTROK SIGI

Cari Solusi Konflik, Gubernur Sulteng Gelar Dialog

Penulis : Kontributor Palu, Erna Dwi Lidiawati | Rabu, 22 Agustus 2012 | 15:22 WIB

PALU, KOMPAS.com - Tokoh adat, tokoh masyarakat, tokoh pemuda dan tokoh perempuan dari dua kecamatan di Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, Rabu (22/8/2012) siang, duduk bersama dengan Gubernur Sulawesi Tengah Longki Djanggola, Bupati Sigi Aswadin Randalemba, Danrem 132 Tadulako Kolonel Inf Marga Taufiq dan Kepala Polda Sulteng Brigjen Pol Dewa Parsana.

Mereka berkumpul untuk mencari solusi penyelesaian konflik yang melanda wilayah tersebut. Pertemuan digelar di Ruang Polibu, kantor Gubernur Sulteng dimanfaatkan masyarakat untuk melepas unek-unek yang mengganjal.  Bagaimana kronologi peristiwa hingga akhirnya beberapa desa di Kecamatan Kinovaro dan Kecamatan Marawola bergabung menyerang Desa Binangga pun diungkapkan di sini.

Kecemburuan sosial ternyata menjadi alasan bentrok antarwarga yang masih bersaudara itu. Sejumlah pihak juga menyoroti kinerja polisi dan TNI yang dinilai tidak netral dalam menyelesaikan kasus-kasus di dua kecamatan tersebut. "Saya minta sama Pak Kapolda dipindah saja anggota polisi di Polsek Marawola dan ganti dengan polisi yang netral, begitu juga anggota TNI. Kenapa saya bilang begitu. Selama ini kalau anak-anak dari desa lain melanggar hukum diprosesnya lama, tapi jika anak dari Desa Binangga yang bikin kasus cepat sekali keluarnya, " kata Kepala Desa Porame Sumarlin.

Selain itu, Kades Porame juga meminta penegakan hukum atas kasus yang menimpa salah seorang warganya bernama Yahya yang ditemukan tewas saat terjadi bentrok. Tak hanya itu, batas desa yang saat ini menjadi polemik  pun didesak untuk segera diselesaikan. Termasuk juga pemberantasan minuman keras dan narkoba yang menjadi pemicu bentrok.

Mereka juga umumnya meminta agar pemerintah membantu warga yang rumahnya terbakar, dijarah hingga korban meninggal. Termasuk juga meminta keamanan anak-anak sekolah yang bersekolah di Desa Binangga yang menjadi Ibu Kota Kecamatan Marawola.

Sementara itu, Kepala Desa Binangga Amuddin, mengatakan tidak menginginkan perang saudara ini terjadi di wilayahnya. Menurutnya ada yang menjadi provokator yang menginginkan konflik ini terjadi. "Ada yang memberikan informasi yang tidak sehat yang bilang kami mau menyerang Desa Porame. Kami sebenarnya tidak punya seteru dengan desa-desa lain," kata Amuddin.

Menanggapi segala keluh kesah itu, Longki Djanggola langsung meminta Bupati Sigi, Kapolda dan Danrem untuk segera menindaklanjutinya. "Saya tidak sangat tersinggung kritik dan saran yang diberikan masyarakat terhadap kinerja kami, itu bagus menjadi kontrol kita. Seperti masalah tapal batas permasalahannya itu ada di pemerintahan, masalah tapal batas menjadi akar masalah. Kita berharap secepatnya bisa kita selesaikan bersama dengan Pemerintah Sigi. Termasuk juga soal rumah yang terbakar, dan dijarah, juga yang meninggal dunia akan kita bantu, " kata Longki. 

Editor :

Glori K. Wadrianto

Polisi Janji Profesional Tangani Kasus Salah Tangkap

Posted: 22 Aug 2012 08:17 AM PDT

Polisi Janji Profesional Tangani Kasus Salah Tangkap

Penulis : Kontributor Surabaya, Achmad Faizal | Rabu, 22 Agustus 2012 | 15:17 WIB

SURABAYA, KOMPAS.com -- Kepolisian Daerah Jawa Timur berjanji akan bertindak profesional dan proporsional dalam menangani kasus salah tangkap yang melibatkan 8 anggota anggota Reserse Narkoba Polres Kediri. Anggota yang terbukti terlibat akan diproses sesuai hukum yang berlaku.

''Para anggota yang terlibat kini masih diproses di Bidang Propam, kami berusaha profesional dan proporsional menegakkan aturan yang berlaku bagi anggota yang terbukti menyalahi prosedur penangkapan,'' kata Kabid Humas Kombes Pol Hilman Thayib, Rabu (22/8/2012).

Selain memeriksa 8 anggota Polres Kediri, pihaknya juga memeriksa 4 tersangka yang diamankan dalam kasus narkoba. Karena berdasarkan informasi, anggota melakukan pengerebekan terhadap rumah Mintoro berdasarkan petunjuk dari 4 orang tersebut, saat melakukan pengembangan kasus narkoba.

Menurut Hilman, pihak Polres Kediri telah melakukan langkah- langkah persuasif dalam menangani kasus ini, seperti meminta maaf pada keluarga korban, memberikan ganti rugi biaya pengobatan dan perabotan rumah yang rusak.

''Pak Kapolres usai kejadian langsung berkunjung ke rumah korban dan melakukan dialog dengan keluarga korban serta beberapa warga sekitar, untuk meredam kemarahan warga,'' kata Hilman Mintoro (35), warga Dusun Pojok, Desa Selosari, Kecamatan Kandat, Kediri yang menjadi korban salah tangkap pada Minggu (19/8/2012) pagi menjelang shalat Idul Fitri.

Bapak dua anak itu terlanjur babak belur dihajar polisi karena diduga pelaku kejahatan narkoba. Penggerebekan itu juga merusak beberapa bagian rumahnya.

Kedelapan anggota polisi yang salah menangkap itu adalah Aiptu MJ, Aipda SW, Bripka TB, Brigadir YS, Brigadir SW, Brigadir BR, Brigadir AP, dan Brigadir WA. Hingga saat ini mereka masih diperiksa dan belum ditetapkan sebagai tersangka.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan