Sabtu, 7 Julai 2012

KOMPAS.com - Internasional

KOMPAS.com - Internasional


Partai Xanana Rebut Suara Terbanyak

Posted: 08 Jul 2012 03:45 AM PDT

Pemilu Legislatif Timor Leste

Partai Xanana Rebut Suara Terbanyak

Minggu, 8 Juli 2012 | 10:45 WIB

DILI, KOMPAS.com - Partai pimpinan Perdana Menteri Xanana Gusmao memimpin perolehan suara dalam pemilihan umum legislatif Timor Leste, menurut penghitungan sementara yang dirilis Minggu (8/7/2012).

Partainya, Kongres Nasional untuk Rekonstruksi Timor (CNRT) merebut 36,11 persen suara pada pemungutan suara yang digelar Sabtu (7/7/2012). Komisi pemilu mengatakan, sampai saat ini sudah lebih dari 95 persen suara dihitung.

Sementara itu partai sayap kiri Fretilin berada di urutan kedua dengan 30,09 persen. Partai Demokrat, yang merupakan anggota koalisi pemerintah, mendapat 10,56 persen suara.

Belum ada indikasi jumlah kursi yang dimenangi setiap partai, namun hasil awal itu mengindikasikan bahwa masa jabatan Xanana Gusmao bakal lebih lama. Hasil akhir pemilu legislatif ini belum akan diketahui dalam beberapa hari.

Pemimpin kharismatik Xanana Gusmao tengah berupaya mempertahankan kursi perdana menterinya. Dalam kampanyenya CNRT menjanjikan investasi jangka panjang untuk proyek-proyek infrastruktur seperti jalan, listrik, air.

Di lain pihak, Fretilin lebih menawarkan platform yang populis, yakni membelanjakan penghasilan dari minyak untuk meningkatkan penghasilan dan pendidikan masyarakat.

Pemilu ini menjadi ujian apakah Timor Leste, yang baru merayakan 10 tahun kemerdeakaan pada Mei lalu, siap mengambil alih kendali keamanan dan menentukan apakah pasukan perdamaian PBB bisa meninggalkan negara itu akhir tahun ini.

Pemilihan presiden yang dilangsungkan dua putaran berlangsung aman dan telah memilih Taur Matan Ruak sebagai presiden.

AS: Afganistan Sekutu Utama AS

Posted: 08 Jul 2012 12:07 AM PDT

Menlu AS Hillary Clinton, yang sedang melakukan kunjungan mendadak ke Kabul menyatakan, Afganistan merupakan sekutu utama AS di luar NATO.

Usai melakukan pembicaraan dengan Presiden Hamid Karzai, Clinton dalam jumpa pers mengatakan, pemberian status baru kepada Afganistan itu merupakan "simbol keseriusan AS demi masa depan Afganistan".

Clinton kemudian menambahkan: "Kami bahkan tak membayangkan untuk meninggalkan Afganistan".

Negara terakhir yang memperoleh status sebagai sekutu utama AS di luar NATO adalah Pakistan, yang diberikan pada 2004 lalu.

Perubahan status Afganistan, yang segera diberlakukan, membuat Kabul lebih mudah untuk membeli peralatan militer serta menyederhanakan prosedur ekspor senjata dari AS.

Penunjukan seperti ini, seperti yang berlaku untuk Australia, Mesir serta Israel, juga akan memberikan kemudahan bagi Afganistan untuk melakukan kerjasama pertahanan dengan AS.

Keputusan ini terjadi menjelang konferensi negara-negara donor di Jepang yang akan mendiskusikan bantuan kepada Kabul menyusul keputusan penarikan sebagian pasukan NATO dari Afganistan pada 2014 nanti.

Peserta pertemuan yang digelar Minggu (08/07) diharapkan menyetujui bantuan untuk pembangunan Afganistan yang nilainya sebesar $ 4BN, atau sekitar Rp37,5 triliun.

Seorang pejabat senior Inggris mengatakan, upaya pengumpulan dana untuk Afganistan uang yang dibahas dalam pertemuan Tokyo merupakan tantangan yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Penarikan pasukan

Afganistan sejauh ini membutuhkan komitmen bantuan keuangan, namun negara-negara donor pada pertemuan Tokyo sepertinya akan menuntut agar Kabul dapat menjamin berlangsungnya pemerintahan yang bersih dan transparan.

Pada Mei lalu, para pemimpin NATO yang bertemu di Chicago, AS, telah menyetujui rencana penyerahan sebagian tanggungjawab keamanan Afganistan kepada pasukan keamanan negara itu.

Adapun NATO berencana menarik pasukannya secara penuh dari Afganistan pada 2014 nanti, dan hanya menyisakan unit pelatihannya.

Presiden AS Obama pada Mei lalu yang menyatakan,Washington tidak akan meninggalkan Afganistan.

Obama dan Karzai telah menandatangani perjanjian kerjasama strategis terkait hubungan militer dan sipil antara kedua negara.

Sebelumnya ada kekhawatiran bahwa penarikan pasukan NATO dari Afganistan akan membuat negara itu terjerumus kembali dalam kekacauan, sehingga merusak upaya pemulihan ekonomi dan berujung kepada ketidakpercayaan negara-negara donor untuk memberikan bantuan.

Kelompok Taliban dan gerilyawan lainnya telah meningkatkan serangan dalam beberapa bulan terakhir.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan