Sabtu, 7 Julai 2012

ANTARA - Peristiwa

ANTARA - Peristiwa


Alumni Al-Azhar satukan potensi untuk bangsa

Posted: 07 Jul 2012 06:59 AM PDT

Jakarta (ANTARA News) - Kalangan alumni Universitas Al-Azhar Mesir di Indonesia berupaya menyatukan beragam potensi yang dimilikinya untuk memajukan bangsa Indonesia serta meluruskan kembali ajaran Islam sebagai agama "rahmatan lil alamin".

Kepada pers disela-sela Multaqa Nasional II dan Seminar Internasional tentang Moderasi Islam yang diselenggarakan ikatan alumni Al-Azhar di Jakarta, Sabtu, Gubernur NTB yang juga alumni Al-Azhar Zainul Majdi menuturkan bahwa saat ini terdapat ribuan alumni universitas tersebut dan telah berkiprah diberbagai lini pengabdian.

"Melalui pertemuan alumni seperti ini, maka diharapkan berbagai potensi yang ada bisa disatukan untuk bersama-sama memajukan kehidupan bangsa dan negara ini," ujarnya.

Ditegaskannya bahwa para alumni universitas Al-Azhar Kairo, Mesir, yang tersebar di seluruh tanah air itu juga telah melakukan inventarisasi masalah yang saat ini berkembang di masyarakat serta umat Islam.

Menurut dia, salah satu isu dominan adalah solusi moderasi Islam yang mencoba menjembatani dua pandangan ekstrim yang ada pada umat Islam saat ini, yakni faham radikalisme di satu sisi dan liberalisme pada sisi lainnya.

"Kami para alumni berupaya untuk mengokohkan konsep moderasi Islam ini karena jika pemahaman terhadap Islam keliru, maka berbagai tindakan yang terlahir juga akan keliru," ujar Zainul Majdi yang juga merupakan gubernur termuda se-Indonesia itu.

Lebih lanjut ditegaskannya bahwa apabila suara-suara tentang moderasi Islam yang sesungguhnya mayoritas itu terus menerus kalah dibandingkan dengan suara-suara minoritas yang menyerukan radikalisme dan liberalisme, maka yang tergambar dalam opini publik tentang Islam adalah radikalisme atau liberalisme itu saja.

Oleh karena itu, kata Majdi, kalangan alumni Universitas Al-Azhar berupaya mencari titik tengah dari dua faham yang cenderung merugikan citra Islam tersebut sekaligus berkontribusi bagi umat Islam dan bangsa Indonesia secara keseluruhan.

Sementara itu ditempat yang sama, Menteri Agama Suryadharma Ali berharap kalangan alumni universitas Al-Azhar mampu memberi warna tersendiri bagi kehidupan beragama di Indonesia, khususnya perkembangan umat dan agama Islam yang rahmatan lil alamin (mendatangkan rahmat bagi alam semesta).

Hal itu dikarenakan universitas Al-Azhar di Kairo Mesir merupakan universitas tertua Islam sepanjang peradaban umat manusia di dunia. "Banyak ilmuwan yang bercirikan moderat mewarnai universitas itu sehingga menjadi daya tarik tersendiri bagi para cendekiawan muslim di seluruh dunia untuk belajar disana," ujarnya.

(D011/M009)

Mahfud: kasus pengadaan Alquran harus tuntas

Posted: 07 Jul 2012 06:35 AM PDT

Ketua Mahkamah Konstitusi (MK), Mahfud MD (ANTARA)

Hal itu harus dilakukan karena dalam kasus korupsi tersebut ada dua hal yang dirugikan, yakni kesadaran beragama umat Islam dan hak ekonomi masyarakat,"

Berita Terkait

Yogyakarta (ANTARA News) - Kasus korupsi pengadaan benda cetakan Alquran di Kementerian Agama harus diusut tuntas dan pelakunya diberikan hukuman yang setimpal, kata Ketua Mahkamah Konstitusi Mohammad Mahfud MD.

"Hal itu harus dilakukan karena dalam kasus korupsi tersebut ada dua hal yang dirugikan, yakni kesadaran beragama umat Islam dan hak ekonomi masyarakat," katanya di Yogyakarta, Sabtu.

Seusai menjadi pembicara pada diskusi publik "Akibat Hukum Terhadap Anak Luar Kawin Pascaputusan Mahkamah Konstitusi (MK)" itu  Mahfud mengharapkan, tersangka dalam kasus dugaan korupsi pengadaan Alquran itu sebaiknya mengundurkan diri dari DPR RI.

Jika tidak, kata dia, Partai Golkar harus mengambil tindakan memberhentikan Zulkarnaen Djabar dari jabatannya. Secara moral memang harus segera diberhentikan oleh organisasinya atau Zulkarnaen sendiri yang mengundurkan diri.

"Hal itu perlu, meskipun secara hukum memang harus menunggu vonis pengadilan yang memiliki kekuatan hukum tetap," kata Mahfud.

Zulkarnaen Djabar ditetapkan sebagai tersangka oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam kasus pengadaan Alquran di Kementerian Agama tahun anggaran 2011 dan 2012 serta pengadaan laboratorium komputer.

Zulkarnaen merupakan anggota Komisi VIII DPR RI, yang salah satunya membidangi agama dan mitra Kementerian Agama. Kader Partai Golkar itu diduga menerima imbalan miliaran rupiah secara bertahap dalam kurun waktu dua tahun.

(L.B015*H010/M009)

Editor: Ruslan Burhani

COPYRIGHT © 2012

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com

Komentar Pembaca

Kirim Komentar

Tiada ulasan:

Catat Ulasan