Sabtu, 7 Julai 2012

ANTARA - Mancanegara

ANTARA - Mancanegara


Iran tutup Selat Hormuz jika terancam

Posted: 07 Jul 2012 08:08 PM PDT

Teheran, (ANTARA News) - Kepala Staf Gabungan Angkatan Bersenjata Iran Mayor Jenderal Hassan Firuzabadi mengatakan, Iran akan menutup Selat Hormuz jika terancam, lapor Press TV seperti dikutip Xinhua, Minggu.

Iran tidak memiliki rencana menutup Selat Hormuz yang strategis, tetapi akan menutupnya jika keamanan nasional terancam, kata sang Mayor Jenderal.

"Kami punya rencana untuk menutup Selat Hormuz karena anggota militer harus bersiap untuk semua skenario," kata Firuzabadi Jumat lalu.

Seorang anggota parlemen Iran juga menegaskan bahwa republik Islam akan menutup selat strategis di Teluk Persia tersebut jika sanksi Barat terhadap Iran meningkat.

"Jika kita benar-benar dikenai sanksi-sanksi, kami tidak akan membiarkan setetes minyak pun melalui Selat Hormuz," kata Arsalan Fathipour, kepala Komisi Ekonomi Majlis (parlemen) Iran.

Beberapa pejabat pemerintah dan militer Iran telah mengancam akan menggunakan segala cara, khususnya menutup Selat Hormuz, jika sanksi Barat terhadap kegiatan nuklir kontroversial Teheran menghentikan ekspor Iran dan mengganggu kepentingan Iran.

Januari lalu para menteri luar negeri Uni Eropa menyetujui sanksi baru terhadap Teheran yang mencegah negara-negara anggotanya membeli minyak mentah Iran. Sanksi itu mulai berlaku Minggu.

Selain itu, Amerika Serikat memberlakukan putaran baru sanksi sendiri Juni lalu dengan sasaran lembaga-lembaga keuangan yang membeli minyak Iran. 

AL Suriah gelar latihan perang

Posted: 07 Jul 2012 05:50 PM PDT

Damaskus (ANTARA News) - Pasukan Angkatan Laut Suriah Sabtu melakukan latihan perang menggunakan peluru tajam, sebagai bagian manuver militer yang akan terus berlanjut beberapa hari ke depan dengan partisipasi beberapa jenis angkatan bersenjata Suriah, kata kantor berita SANA.

Latihan perang angkatan laut itu telah dilakukan dengan efisiensi tinggi, kata SANA, dan menambahkan bahwa manuver militer tersebut dilakukan untuk menguji kesiapan tempur angkatan bersenjata dalam situasi seperti perang sebenarnya, lapor AFP dan Xinhua.

Kantor berita negara mengatakan, semua target dihantam dengan berhasil, dan menambahkan bahwa kapal perang dan helikopter angkatan laut yang digunakan dalam permainan perang.

Manuver baru itu terjadi pada saat negara sedang mendapat tekanan internasional dan seruan berulang oleh oposisi yang bermarkas di luar negeri untuk intervensi terhadap Suriah.

Sementara itu Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon, Jumat, mendesak pengurangan jumlah pengamat militer tak bersenjata di Suriah dan meningkatkan tekanan bagi upaya politik untuk menghentikan konflik.

Ban merekomendasikan dalam satu laporan misi Suriah dengan upaya "pengurangan komponen pengamat militer" yang ditempatkan di Damaskus, dari kota regional tempat konflik telah berkembang dalam beberapa pekan terakhir.

Dewan Keamanan, yang terpecah belah, harus membuat keputusan tentang masa depan 300 pengamat militer tak bersenjata dan lebih dari 120 staf sipil di Suriah menjelang 20 Juli.

Ketegangan dalam debat mengenai masa depan Misi Pengawas PBB di Suriah tampaknya akan meningkat seiring dengan seruan-seruan negara Barat untuk sanksi terhadap Presiden Bashar al-Assad walaupun ditentang oleh anggota Dewan Keamanan pemilik hak veto, Rusia dan China.

Sekjen PBB menyatakan kecemasannya pada "situasi konflik yang berbahaya dan kecenderungan menuju ke situasi yang merusak" antara pemerintah dan oposisi.

Ia mengatakan mandat UNSMIS semestinya tetap tidak berubah, walaupun dengan fokus yang bergeser dari memonitor gencatan senjata yang belum pernah terjadi ke pengawasan aturan politik.

Ban Ki-moon dan utusan Liga Arab-PBB Kofi Annan menginginkan misi itu lebih menangani upaya-upaya untuk membujuk pemerintah dan pihak oposisi menghentikan aksi kekerasan, yang menurut para aktivis telah mengakibatkan lebih dari 16.500 orang tewas dalam 16 bulan terakhir. (AK)

Editor: B Kunto Wibisono

COPYRIGHT © 2012

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com

Komentar Pembaca

Kirim Komentar

Tiada ulasan:

Catat Ulasan