Jumaat, 6 Julai 2012

ANTARA - Mancanegara

ANTARA - Mancanegara


Bom bunuh diri di Irak Tengah, 10 orang tewas

Posted: 06 Jul 2012 09:00 PM PDT

- (ist)

Mayat bergeletakan di berbagai tempat dan sejumlah rumah hancur

Berita Terkait

Baghdad (ANTARA News) - Sepuluh orang tewas dan 38 lainnya luka-luka ketika seorang pembom bunuh diri meledakkan dirinya di Ramadi, kota sekitar 100 kilometer sebelah barat ibu kota Irak, Baghdad Jumat malam, kata sumber polisi.

Sumber polisi, tanpa menyebut nama, mengatakan kepada Xinhua bahwa insiden itu terjadi di pesta pernikahan seorang perwira polisi setempat di pusat kota Ramadi, ibu kota Provinsi Anbar pusat.

Sejauh ini tidak ada yang menyatakan bertanggung jawab atas serangan itu, kata polisi, yang menambahkan bahwa banyak korban cedera kini berada dalam situasi yang serius.

Provinsi Anbar, satu wilayah yang didominasi Sunni, telah menjadi sarang pemberontakan dalam perang yang melanda Irak.

Sebelumnya ledakan bom mobil itu diberitakan menewaskan tujuh orang dan mencederai 20 lain di kota Ramadi, Irak tengah, Jumat, kata beberapa sumber kepolisian dan rumah sakit.

Korban tewas dalam ledakan di daerah permukiman di kota sekitar 100 kilometer sebelah barat Baghdad itu umumnya wanita, kata sumber-sumber itu.

"Kami mendengar ledakan besar dan ketika kami tiba di lokasi kejadian, kami mendapati sebuah mobil yang diparkir terbakar," kata seorang polisi.

"Mayat bergeletakan di berbagai tempat dan sejumlah rumah hancur," kata polisi yang menolak disebutkan namanya itu.

Ia menambahkan, polisi mengangkut korban-korban yang cedera dan menutup daerah itu karena khawatir terjadi ledakan lebih lanjut.

Sepanjang Juni Irak dilanda gelombang serangan yang menewaskan sedikitnya 282 orang, menurut hitungan AFP, sementara data pemerintah menyebutkan jumlah kematian pada bulan itu hanya 131 orang.

Kekerasan di Irak turun dari puncaknya pada 2006 dan 2007, namun serangan-serangan masih terus terjadi. Menurut data pemerintah, 132 orang Irak tewas pada Mei.

Irak dilanda kekerasan yang menewaskan ratusan orang dan kemelut politik sejak pasukan AS menyelesaikan penarikan dari negara itu pada 18 Desember 2011, meninggalkan tanggung jawab keamanan kepada pasukan Irak.

Selain bermasalah dengan Kurdi, pemerintah Irak juga berselisih dengan kelompok Sunni.
(ANT)

Editor: AA Ariwibowo

COPYRIGHT © 2012

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com

Komentar Pembaca

Kirim Komentar

Israel tolak penyelidikan soal permukiman di daerah pendudukan

Posted: 06 Jul 2012 08:12 PM PDT

Ilustrasi (REUTERS/Suhaib Salem)

tiga orang yang sangat terhormat untuk melaksanakan misi pencari fakta Dewan itu guna menyelidiki implikasi dari permukiman Yahudi atas hak sipil, politik, ekonomi, sosial dan budaya rakyat Palestina di wilayah Palestina yang diduduki...

Berita Terkait

Jerusalem (ANTARA News/Xinhua-OANA) - Israel menyatakan takkan bekerja sama dengan misi pencari fakta Dewan Hak Asasi Manusia PBB (UNHRC) untuk menyelidiki kegiatan permukiman Yahudi di Jerusalem Timur dan Tepi Barat Sungia Jordan, pada Jumat.

Dewan yang berpusat di Jenewa tersebut menunjuk tiga hakim internasional untuk misi itu pada Jumat. Namun Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Israel Yigal Palmor mengatakan misi tersebut takkan mendapatkan kerja sama di Israel dan anggotanya takkan diperkenankan memasuki Israel.

"Kehadirannya berisi penyimpangan yang melekat yang menjadi ciri khas UNHRC mengenai agenda penting hak asasi manusia oleh negara yang tidak demokratis," kata Palmor.

Presiden UNHRC Laura Dupuy Lasserre, Jumat (6/7), menyeru Israel agar "tidak menghalangi proses penyelidikan dan bekerja sama secara penuh dengan misi tersebut", demikian laporan Xinhua --yang dipantau ANTARA News di Jakarta, Sabtu.

Ia mengatakan ia menunjuk "tiga orang yang sangat terhormat untuk melaksanakan misi pencari fakta Dewan itu guna menyelidiki implikasi dari permukiman Yahudi atas hak sipil, politik, ekonomi, sosial dan budaya rakyat Palestina di wilayah Palestina yang diduduki, termasuk Jerusalem Timur".

Lasserre berbicara kepada Dewan tersebut mengenai penyelidikan permukiman saat Dewan itu menyelesaikan sidang ke-20 di Jenewa. Dewan tersebut telah memerintahkan penyelidikan itu dalam sidang ke-19-nya pada Maret. Israel saat itu menyatakan Tel Aviv tak berencana bekerja sama dengan penyelidikan tersebut dan memutuskan hubungan dengan Dewan itu sebagai protes.

Israel dan Palestina belum melanjutkan perundingan langsung sejak pembicaraan macet pada September 2010, setelah negara Yahudi menolak untuk memperpanjang pembekuan mengenai kegiatan permukiman di wilayah Palestina yang diduduki.

(C003)

Editor: Ella Syafputri

COPYRIGHT © 2012

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com

Komentar Pembaca

Kirim Komentar

Tiada ulasan:

Catat Ulasan