Sabtu, 23 Jun 2012

ANTARA - Peristiwa

ANTARA - Peristiwa


Puting beliung di Berau, sejumlah bangunan rusak

Posted: 23 Jun 2012 07:06 AM PDT

Tanjung Redeb (ANTARA News) - Puting beliung melanda Kampung Sukan di Kecamatan Sambaliung, Kabupaten Berau, Kalimantan Timur, menyebabkan gedung serba guna, atap rumah warga dan gedung sekolah dasar rusak.

Kepala Kampung Sukan Fitriansyah yang dihubungi, Sabtu, membenarkan peristiwa tersebut dan memastikan tidak ada korban jiwa.

Gedung serbaguna yang sedang dibangun dengan pengerjaan sekitar 50 persen itu ambruk diterpa puting beliung, karena tiang penyangga atap seng tak mampu menahan putaran angin.

Ia mengatakan, peristiwa yang terjadi pada Kamis (21/6) siang itu berlangsung begitu cepat saat hujan deras.

"Kami melihat angin menghantam gedung serba guna yang belum dipasang dinding kayunya," kata Fitriansyah.

Gedung serbaguna itu dibangun secara bertahap sejak 2011 melalui program bantuan desa (Bangdes), dan sejak awal 2012, bangunan dilanjutkan dengan pemasangan atap, namun belum rampung 100 persen.

Sekitar 300 meter dari gedung serbaguna, bangunan kandang ayam milik Amat dan Sholihin juga mengalami nasib yang sama. Pondasinya tidak kuat menahan terjangan angin.

Tak hanya bangunan, pohon buah-buahan juga rusak, juga belasan pohon nangka dan kelapa tumbang. Bahkan ada beberapa pohon yang menutupi sebagian badan jalan kampung.

Fitriansyah yang mengaku puluhan tahun tinggal di Kampung Sukan, baru kali ini mengalami adanya angin yang begitu kencang.

"Ketika itu warga berhamburan keluar rumah karena khawatir rumah mereka terkena putaran angin," katanya yang memperkirakan kerugian akibat peristiwa tersebut bisa mencapai Rp400 juta.

Sementara itu Stasiun Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) melalui Indah Dwi, peramal cuaca (forecaster) BMKG bahwa pada umumnya wilayah Berau cuacanya cerah berawan dengan suhu 24 hingga 33 derajat celcius.

Namun, katanya, pada Kamis (21/6) siang hari sempat terdapat hujan dengan intensitas ringan disertai guntur.

Berdasarkan data pantauan cuaca yang diperoleh sempat terjadi hembusan angin yang cukup kencang pada pukul 13.10 wita yakni 16 knot atau sekitar 29,6 kilometer per jam. Posisinya pada 270 derajat dari arah barat.

"Hal ini disebabkan pengaruh adanya tekanan rendah di Samudera Pasifik Utara Maluku yang berpengaruh pada kondisi cuaca khususnya wilayah Berau," ujar Indah.

Namun BMKG menyatakan tidak ada indikasi menyebabkan angin puting beliung, sebab pada pukul 13.40 hembusan angin saat itu berangsur turun menjadi 14 knot atau 25,9 kilometer per jam.

(KR-HDA)

Editor: Suryanto

COPYRIGHT © 2012

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com

Komentar Pembaca

Kirim Komentar

"Cukai rokok tidak sebanding dengan biaya kesehatan akibat rokok"

Posted: 23 Jun 2012 06:53 AM PDT

masyarakatnya sakit, negara juga harus defisit akibat rokok."

Berita Terkait

Jakarta (ANTARA News) - Sekjen Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), Dr. Bahtiar Husain, Sp.P, MH, Kes, menyatakan cukai rokok yang diterima oleh negara tidak sebanding dengan biaya kesehatan yang harus dibayar oleh negara dan masyarakat akibat rokok.

Hal itu disampaikannya pada sebuah seminar bertajuk "Hidup dalam Lingkungan Sehat dengan Tidak Merokok" yang diselenggarakan oleh PDPI di Jakarta,Sabtu.

Bahtiar memaparkan pemerintah memperoleh bea dan cukai produk tembakau seperti rokok sekitar Rp40 triliun/tahun. Namun,  pendapatan APBN tersebut sangatlah kecil bila dibandingkan dengan uang yang harus dikeluarkan untuk biaya pengobatan penyakit akibat rokok.

"Biaya kesehatan yang harus ditanggung oleh masyarakat diperkirakan sebesar Rp 120 triliun, ini jelas tidak sebanding," ungkap Bahtiar.

Dia menatakan bila seluruh pengobatan nantinya akan dibiayai oleh Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas), maka Jamkesmas harus menanggung Rp 80 triliun sisa biaya pengobatannya.

"Ini timpang, sudah masyarakatnya sakit, negara juga harus defisit akibat rokok," kata Bahtiar.

Ketimpangan ini, menurut Bahtiar, akan semakin terasa pada 2014, karena pada tahun itu undang-undang Badan Pengelola Jaminan Sosial sudah disahkan, sehingga seluruh biaya asuransi kesehatan masyarakat akan ditanggung oleh pemerintah.

"Ini semua kan menggunakan uang rakyat. Secara logika, berarti rakyat patungan untuk dana yang tersedot akibat rokok," ujar Bahtiar.
(M048)

Editor: Aditia Maruli

COPYRIGHT © 2012

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com

Komentar Pembaca

Kirim Komentar

Tiada ulasan:

Catat Ulasan