Isnin, 7 Mei 2012

KOMPAS.com - Internasional

KOMPAS.com - Internasional


Brasil dan Turki Tingkatkan Kerja Sama Militer

Posted: 08 May 2012 03:19 AM PDT

Brasil dan Turki Tingkatkan Kerja Sama Militer

| Egidius Patnistik | Selasa, 8 Mei 2012 | 10:19 WIB

SAO PAULO, KOMPAS.com - Menteri Pertahanan Brasil dan Turki, Senin (7/5/2012), berjanji untuk  meningkatkan kerja sama militer dan transfer teknologi di antara kedua negara berkembang itu.

Dalam sebuah pertemuan di Sao Paulo, Menteri Pertahanan Brasil, Celso Amorim, dan Menteri Pertahanan Turki, Ismet Yilmaz, yang sedang berkunjung, menandatangani letter of intent (LoI) yang meresmikan sebuah langkah untuk "mengembangkan kerja sama antara industri pertahanan kedua negara, termasuk transfer teknologi dan proyek bersama."

Yilmaz, pada permulaan kunjungan selama seminggunya ke Brasil, telah menyatakan minatnya pada teknologi kedirgantaraan, sibernetika dan pesawat tak berawak negara Amerika Selatan itu.

Dalam sebuah pertemuan para pemimpin kedua negara pada Oktober tahun lalu, kedua negara sepakat menjalin hubungan yang lebih dekat dengan janji meningkatkan perdagangan. Presiden Brasil, Dilma Rousseff, dalam kunjungan ke Ankara ketika itu mengatakan bahwa perdagangan antara kedua negara mencapai 2 milar dollar AS pada 2011.

Rusia Cabut Embargo Senjata ke Libya

Posted: 08 May 2012 02:51 AM PDT

Rusia Cabut Embargo Senjata ke Libya

Dahono Fitrianto | Robert Adhi Ksp | Selasa, 8 Mei 2012 | 09:51 WIB

MOSKWA, KOMPAS.com - Rusia dikabarkan telah mencabut embargo senjata ke Libya. Menurut portal informasi hukum Rusia, Senin (7/5/2012), keputusan pencabutan embargo itu telah ditandatangani Presiden Dmitry Medvedev pada 6 Mei 2012, atau sehari sebelum ia digantikan oleh Vladimir Putin.

Rusia bergabung dengan negara-negara Barat menerapkan sanksi pelarangan penjualan senjata ke Libya tahun lalu, saat negara itu dilanda perang saudara, yang berujung pada tumbangnya rezim Moammar Khadafy.

Menurut Kepala Rosoboronexport Anatoly Isaikin, akibat penerapan sanksi itu, pihaknya kehilangan kesepakatan penjualan senjata senilai 4 miliar dollar AS ke Libya. Isaikin menyatakan, pembicaraan penjualan senjata ke Libya akan segera dilanjutkan setelah embargo dicabut.

Pada masa lalu, Libya termasuk pelanggan setia berbagai persenjataan buatan Rusia.

 

Tiada ulasan:

Catat Ulasan