Isnin, 7 Mei 2012

ANTARA - Mancanegara

ANTARA - Mancanegara


Hillary Clinton bertemu dengan PM India

Posted: 07 May 2012 06:01 PM PDT

Menlu AS Hillary Clinton menangkupkan tangan sebagai ucapan selamat tinggal sebelum masuk pesawat untuk bertolak menuju Delhi dari Kalkuta, Senin (7/5).(FOTO ANTARA/REUTERS/Shannon Stapleton )

Berita Terkait

New Delhi (ANTARA News) - Menteri Luar Negeri AS Hillary Clinton pada Senin bertemu dengan Perdana Menteri India Manmohan Singh dan membahas masalah bilateral, regional serta internasional yang menjadi perhatian bersama, kata laporan media setempat.

Terlepas dari situasi keamanan di wilayah tersebut, kedua pemimpin membahas tentang kemitraan strategis India-Amerika Serikat, kata Press Trust of India seperti dilaporkan Xinhua..

Hillary juga bertemu dengan Ketua Aliansi Progresif Bersatu yang berkuasa di India Sonia Gandhi, Senin.

Ny. Clinton tiba di sini dari kota Kolkata, India bagian timur, di mana dia melakukan kunjungan satu hari, pada Minggu dan bertemu dengan Kepala Menteri Bengali Barat, Mamata Banerjee.

Menlu Amerika Serikat berharap bisa mempersempit jurang pemisah dengan India mengenai Iran, saat ia berusaha membicarakan masalah rumit seperti perang melawan perdagangan seks.

Hillary menjadi pejabat senior AS yang mengunjungi Kolkata, kota metropolitan di India timur, dan dijadwalkan bertemu di New Delhi dengan Perdana Menteri Manmohan Singh, di tengah keprihatinan bahwa hubungan AS-India yang meningkat telah bergeser.

Kedua negara demokrasi terbesar di dunia tersebut telah dengan cepat mengembangkan hubungan sejak menyelesaikan rasa saling tidak percaya selama Perang Dingin, tapi telah menghadapi silang pendapat sehubungan dengan upaya AS untuk menekan Iran.

AS berencana memberlakukan sanksi mulai 28 Juni atas bank dari negara yang terus membeli minyak dari Iran, di tengah tuduhan oleh Israel dan sebagian pejabat barat bahwa Teheran "membuat senjata nuklir".

India sangat tergantung atas impor minyak dan sejak kemerdekaannya telah menetang keras setiap tindakan yang dipandangnya sebagai ajaran asing.

Perusahaan India secara diam-diam telah mengurangi minyak Iran, meskipun satu delegasi besar perdagangan Iran sedang mengunjungi New Delhi pada saat yang sama dengan kedatangan Hillary.

(H-AK)

Editor: Tasrief Tarmizi

COPYRIGHT © 2012

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com

Al Qaida rebut pos militer yaman, bunuh 40 tentara

Posted: 07 May 2012 05:49 PM PDT

Sanaa (ANTARA News) - Lebih dari 40 tentara Yaman Senin tewas dalam pertempuran sengit dengan gerilyawan Al Qaida di provinsi selatan Abyan, kata seorang pejabat keamanan.

"Al Qaida menyita semua senjata tiga batalyon dari Brigade Infanteri ke-115 di Zinzibar, pinggiran ibu kota provinsi Abyan, dan di kota pantai terdekat Dovas setelah menewaskan lebih dari 40 tentara dan melukai puluhan orang lainnya," kata pejabat itu di kota pelabuhan terdekat, Aden, kepada Xinhua.

"Sejumlah besar tentara dijadikan sandera oleh Al Qaida," katanya tanpa menyebut nama.

Serangan itu terjadi beberapa jam setelah satu pesawat tak berawak Amerika Serikat menewaskan Fahd al-Quso, pemimpin Al Qaida di Semenanjung Arab (AQAP) yang dicari secara global.

Al-Quso dipenjarakan di Yaman pada tahun 2002 atas keterlibatannya dalam pemboman kapal perang Amerika Serikat USS Cole di pelabuhan Aden, yang menewaskan 17 pelaut Amerika.

Menurut The New York Times, salah satu dari sepuluh gerilyawan yang paling dicari FBI tewas di Yaman pada Ahad malam.

Fahd Muhammad Ahmed Al-Quso tewas dalam serangan udara di Provinsi Shabwa, satu daerah suku yang dikendalikan oleh gerilyawan, kata pihak berwenang Yaman.

FBI mengaitkan Al-Quso dengan pemboman tahun 2000 terhadap kapal perusak Angkatan Laut Amerika Serikat USS Cole, yang menyebabkan 17 orang tewas.

Departemen Luar Negeri telah menawarkan hadiah sebesar lima juta dolar AS untuk informasi yang mengarah pada penangkapan atau penghukumannya.

Seorang juru bicara kelompok Al Qaida di Yaman selatan mengonfirmasi kematian Al-Quso dan mengatakan bahwa serangan udara itu dilakukan oleh pesawat tak berawak Amerika Serikat.

Para pejabat Amerika Serikat mengatakan mereka membutuhkan beberapa hari untuk mengkonfirmasi informasi tentang serangan udara dan kemungkinan korbannya itu. (AK)

Editor: B Kunto Wibisono

COPYRIGHT © 2012

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com

Tiada ulasan:

Catat Ulasan