Selasa, 3 April 2012

KOMPAS.com - Internasional

KOMPAS.com - Internasional


Romney Menang Lagi di Tiga Negara Bagian

Posted: 04 Apr 2012 04:18 AM PDT

WASHINGTON DC, KOMPAS.com — Mantan Gubernur Massachusetts Mitt Romney kembali mencetak kemenangan besar, dalam rangkaian pemilihan pendahuluan calon Presiden Amerika Serikat (AS) dari Partai Republik, Selasa (3/4/2012) waktu AS.

Romney menang di tiga negara bagian sekaligus, yakni Maryland, Wisconsin, dan District of Columbia, tempat ibu kota Washington DC berada.

"Terima kasih Wisconsin, Maryland, dan Washington DC. Kami memenangi semua. Sungguh malam yang hebat!" seru Romney dalam pidato kemenangan di Milwaukee, Wisconsin.

Dengan kemenangan ini, Romney telah mengumpulkan lebih dari separuh jumlah delegasi minimum yang dibutuhkan untuk terpilih sebagai capres definitif Partai Republik.

Laman RealClearPolitics mencatat, Romney telah menang di 24 pemilihan pendahuluan dari total 37 pemilihan yang telah digelar sejauh ini. Perolehan delegasinya sudah mencapai 625 delegasi. Jumlah minimum yang dibutuhkan adalah 1.144 delegasi.

Pesaing terdekat Romney, mantan Senator Rick Santorum, baru mengumpulkan tak sampai separuh dari perolehan Romney.

Meski demikian, baik Santorum maupun rival Romney yang lain, yakni mantan Ketua DPR AS Newt Gingrich dan anggota DPR AS asal Texas, Ron Paul, tetap tidak mau keluar dari perlombaan. Gingrich berjanji akan terus berjuang sampai konvensi nasional Partai Republik di Tampa, Florida, Agustus mendatang.

Romney sendiri, yang merasa sudah pasti terpilih sebagai capres Republik, mulai menggeser isi kampanyenya dengan langsung menyerang Presiden Barack Obama. Obama menjadi capres tunggal dari Partai Demokrat dan mengincar masa jabatan kedua pada pemilihan presiden 6 November nanti. (AFP/DHF)

Presiden Assad Tidak Akan Bertahan Lama

Posted: 04 Apr 2012 03:45 AM PDT

Paman Presiden Suriah Bashar al-Assad mengatakan dia tidak akan bertahan lama di tengah kekerasan yang masih terus terjadi di negara itu. Rifaat al-Assad mengatakan kepada BBC bahwa tingkat kekerasan di jalan-jalan terlalu tinggi dan keponakannya akan sulit bertahan.

"Masalahnya adalah semua tempat di Suriah, tidak ada yang terbebas dari kekerasan. Jadi saya rasa ia tidak akan bertahan," kata Assad kepada BBC.

"Namun saya bisa katakan, dia tetap harus berada di sana sehingga dapat bekerja sama dengan pemerintah baru dan menawarkan pengalaman yang ia miliki," tambahnya.

Paman Assad ini tinggal dipengasilan sejak gagal merebut kekuasaan dari kakak Presiden Bashar, Hafez, pada tahun 1980-an.

Pada bulan Februari 1982, Rifaat al-Assad memimpin penyerangan militer ke Hama untuk menekan kelompok Ikhwanul Muslimin dan menyebabkan korban tewas antara 10.000-25.000.

Dia kemudian tinggal dalam pengasingan sejak tahun 1984 dan secara resmi sudah dicopot dari jabatannya sebagai wakil presiden tahun 1998 karena upayanya menggulingkan Hafez.

Keluarga Assad 'diterima'

Saat Bashar al-Assad menjadi presiden setelah ayahnya meninggal tahun 2000, Rifaat mengkritik suksesi itu sebagai hal "yang tidak konstitusional" dan menyebut dirinya sebagai calon pengganti yang sah.

Bagaimanapun Rifaat menekankan bahwa keluarga Assad masih diterima oleh rakyat Suriah.

"Keluarga Assad masih jauh lebih penting dan mendapatkan dukungan (dari rakyat Suriah) dibandingkan sejumlah tokoh oposisi (dari kelompok Dewan Nasional Suriah atau SNC) yang sering kita lihat di televisi," tambahnya.

SNC menyerukan agar Rifaat al-Assad dikenakan sanksi internasional seperti halnya pejabat tinggi pemerintah Suriah lain karena kejahatan di masa lalu.

Wartawan BBC urusan Timur Tengah, Jeremy Bowen, mengatakan pernyataan keras Rifaat -yang tinggal di kawasan mewah Paris- terhadap presiden Suriah ini tidak mengejutkan.

Apa yang dimaksud Rifaat, tambah wartawan kami, adalah bahwa dia dapat menjadi presiden yang baik namun jelas hal itu akan sulit terwujud karena dia sudah lama tinggal di pengasingan.

ICRC bertemu pejabat

Sementara itu, Kepala Palang Merah Internasional (ICRC), Jakob Kellenberger, bertemu dengan para pejabat Suriah di Damaskus dalam upaya meminta izin petugas kemanusiaan masuk ke daerah konflik untuk membantu pengungsi atau korban luka.

Kellenberger juga meminta agar pemerintah Suriah untuk menerapkan gencatan senjata selama dua jam dalam satu hari, seperti yang tertulis dalam rencana damai yang diajukan oleh utusan PBB dan Liga Arab, Koffi Annan.

Hari Senin (2/4/2012), Annan mendesak Dewan Keamanan PBB untuk menetapkan batas waktu 10 April untuk menerapkan rencana damai. Pemerintah Suriah telah menyepakati batas waktu itu.

Juru bicara Annan, Ahmed Fawzi, mengatakan hari Selasa (3/4/2012), bahwa tim pendahulu dari operasi perdamaian PBB (DPKO) akan tiba di Damaskus "dalam dua hari ini" untuk membicarakan pengerahan pasukan pengawas internasional.

Para diplomat mengatakan bahwa para pemantau untuk Suriah kemungkinan berasal dari pasukan penjaga perdamaian di wilayah dan tidak akan terbentuk tanpa persetujuan dari semua pihak yang terlibat dan membutuhkan mandat Dewan Keamanan.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan