Isnin, 27 Februari 2012

ANTARA - Mancanegara

ANTARA - Mancanegara


Uni Eropa-Indonesia tukar pikiran mengenai timur tengah

Posted: 27 Feb 2012 08:23 PM PST

Investasi EU Indonesia (kiri ke kanan) Ketua APINDO Sofyan Wanandi, Direktur Operasional 'External Action Service' Uni Eropa David O'Sullivan, Ketua Komisi VI DPR Airlangga Hartarto, dan Wakil Ketua KADIN Emirsyah Satar usai memberi keterangan pers di Jakarta, Senin (27/2). (FOTO ANTARA/Rosa Panggabean)

Selama periode 2011 hingga 2013 kami berencana untuk memberikan dana tambahan hingga 1 miliar Euro untuk mendukung perubahan di Timur Tengah.

Berita Terkait

Jakarta (ANTARA News) - Sejumlah delegasi Indonesia- Uni Eropa mengikuti diskusi mengenai persoalan Timur Tengah di Kantor Kementerian Luar Negeri, Jakarta, Selasa.

Diskusi ini diadakan di sela-sela kunjungan Direktur Operasi "External Action Service" Uni Eropa, David O`Sullivan.

Dalam sambutannya, O`Sullivan mengatakan berbagai program dan dukungan diberikan Uni Eropa bagi negara-negara demokratis baru di Kawasan Timur Tengah dan juga prioritas pada masa yang akan datang.

"Selama periode 2011 hingga 2013 kami berencana untuk memberikan dana tambahan hingga 1 miliar Euro untuk mendukung perubahan di Timur Tengah," kata O`Sullivan.

Sebelumnya, kata O`Sullivan, pihaknya sudah menyediakan dana 5,7 miliar Euro bagi Timur Tengah. Selain itu juga ada dana pinjaman tambahan bagi wilayah itu senilai 1 miliar Euro.

Ia menambahkan fokus utama adalah memperkuat kehidupan bermasyarakat. Oleh karena itu, pihaknya menyetujui dana 4,8 juta Euro untuk mempromosikan reformasi ekonomi dan politik di Tunisia dan Maroko.

"Langkah selanjutnya adalah meningkatkan mobilitas dan komunikasi antara masyarakat di wilayah itu. Kami telah memulainya di Tunisia dan Maroko," ujar dia.

Selanjutnya adalah mendorong terlaksananya perjanjian dagang dengan Mesir, Tunisia, Maroko dan Yordania yang sudah disetujui Uni Eropa pada Desember tahun lalu.

Sementara itu Direktur Jenderal Informasi dan Publik Kementerian Luar Negeri Abdurrahman M Fachir mengatakan tantangan bagi sebuah negara yang baru saja melalui proses demokrasi adalah bagaimana meminimalisasikan situasi ekonomi dan politik.

"Indonesia berhasil melewatinya, dan saat ini bisa menjadi kawasan dengan pertumbuhan ekonomi terbesar di Asia Tenggara," kata Abdurrahman.

Abdurrahman menambahkan dia telah menyaksikan berbagai gejolak yang terjadi di wilayah Timur Tengah dan menyimpulkan pangkal persoalannya adalah kemiskinan dan ketidakadilan dalam penegakan hukum.

Abdurrahman menambahkan Revolusi Melati yang terjadi di Timur Tengah membawa perubahan yang sangat signifikan salah satunya adalah kebebasan berpendapat walaupun bergejolak di tingkat akar rumput.

Indonesia, lanjut Abdurrahman, terbukti mampu melakukan transformasi dengan damai.

Diskusi tersebut dihadiri sekitar 200 peserta dari berbagai kementerian, lembaga riset, masyarakat dan perwakilan diplomatik yang ada di Jakarta.

(I025)

Editor: Ella Syafputri

COPYRIGHT © 2012

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com

PBB: Ketegangan meningkat setelah 100 orang tewas di Kufra Libya

Posted: 27 Feb 2012 07:28 PM PST

PBB (ANTARA News)

Berita Terkait

Tripoli (ANTARA News) - Bentrok antar suku di kota bagian tenggara Kufra merenggut lebih dari 100 nyawa dan mengusir setengah penduduknya, kata Perserikatan Bangsa Bangsa Senin, menambahkan situasi tetap tegang meskipun diberlakukan gencatan senjata.

"Lebih dari 100 orang tewas akibat pertempuran dan hingga separuh penduduk kota itu mengungsi ke tempat lain," kata badan PBB dalam sebuah pernyataan bersama berdasarkan pada misi penilaian ke wilayah tersebut.

Jumlah tersebut cocok dengan perkiraan sumber-sumber suku, yang mengatakan kepada AFP bahwa lebih dari 100 orang tewas dalam pertempuran yang pecah pada 12 Februari antara suku Toubu dan Zwai.

Angkatan Darat Libya masuk kota gurun itu Jumat dalam upaya untuk mengamankan wilayah dan menghentikan pertempuran. PBB melaporkan bahwa gencatan senjata yang ditengahi pihak berwenang setempat bertahan di lapangan.

"Namun, situasi di Kufra tetap tegang," tulis pernyataan itu, menambahkan bahwa 200 migran asing masih menunggu untuk meninggalkan wilayah itu. (K004)

Editor: B Kunto Wibisono

COPYRIGHT © 2012

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com

Tiada ulasan:

Catat Ulasan