Rabu, 9 November 2011

Sindikasi international.okezone.com

Sindikasi international.okezone.com


Tabloid Rupert Murdoch Kuntit Pangeran William

Posted: 09 Nov 2011 06:15 AM PST

LONDON - Seorang detektif swasta yang bekerja untuk tabloid milik taipan media dunia Rupert Murdoch, mengaku bahwa dirinya kerap memata-matai Pangeran Williams. Detektif yang bekerja untuk News of the World ini juga memata-mati beberapa politisi dan selebriti lain.


Derek Webb mengakui perbuatan tersebut kepada BBC. Webb menceritakan, dirinya menguntit Pangeran William pada 2006 lalu saat dirinya berada Gloucestershire. Di tempat ayahnya, Pangeran Charles, memiliki sebuah rumah peristirahatan.


Sementara induk perusahaan dari News of the World, yakni News International, menolak untuk berkomentar mengenai laporan tersebut. "Kami tidak bisa berkomentar mengenai pekerjaan yang dilakukan oleh Derek Webb," pernyataan perusahaan milik Rupert Murdoch itu, kepada BBC, Rabu (9/11/2011).


News International sendiri mengklaim bahwa tindakan pengintaian itu bukan perbuatan ilegal, tetapi mereka mengakui hal tersebut amat tidak pantas dilakukan.


"Pada dasarnya saya hanya menulis pakaian apa yang digunakannya saat itu, mobil yang dikendarai, siapa yang ditemuinya serta lokasi dan waktu pertemuan yang dilakukannya (Pangeran William). Hal itu sangat penting dan akan terus saya simpan," jelas Webb.


Sementara pihak Pangeran William sendiri menolak untuk memberikan keterangan mengenai masalah pelanggaran batas keamanan ini. Tabloid News of the World memang dikenal memiliki ketertarikan besar terhadap William, khususnya saat dirinya masih belum menikah.


Webb mengaku dirinya sudah bekerja untuk tabloid itu selama delapan tahun hingga mereka ditutup Juli lalu. Tabloid ini mengincar beberapa tokoh terkenal seperti aktris Angelina Jolie, mantan pacar Pangeran Harry, Jaksa Agung Peter Goldsmith bahkan orangtua dari aktor pemeran Harry Potter, Daniel Radcliffe.


Murdoch pun pada akhirnya menutup tabloid yang sudah berusia 168 tahun itu. Kasus ini langsung mengundang kritikan tajam terhadap kerajaan media Murdoch.

Beberapa petinggi News Corp pun turut kehilangan pekerjaannya akibat skandal ini.
Di antara nama-nama petinggi News Corps yang kehilangan pekerjaan adalah mantan Pemimpin Redaksi News of the World Rebekah Brooks dan mantan editor Wall Street Journal Les Hinton. 

(faj) Full content generated by Get Full RSS.

Ahmadinejad: Iran Tak Akan Mundur dari Program Nuklir

Posted: 09 Nov 2011 05:14 AM PST

TEHERAN - Setelah Badan Atom Internasional (IAEA) mengeluarkan laporan bahwa Iran berpeluang besar mengembangkan senjata nuklir, Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad bersikeras negaranya tidak akan mundur dari program nuklir mereka.


Ahmadinejad menilai, hasil laporan IAEA telah mendeskreditkan pihaknya karena bersatu bersama Amerika Serikat (AS) untuk mengeluarkan tuduhan absurd.


"Bangsa ini tidak akan mundur dari tahapan yang sudah dilalui (program nuklir). Mengapa kalian (IAEA) justru menghancurkan reputasi sendiri hanya karena klaim dari AS," tutur Ahmadinejad seperti dikutip Associated Press, Rabu (9/11/2011).


Dari laporan setebal 13 halaman yang dikeluarkan IAEA Selasa kemarin, dipaparkan meskipun program nuklir Iran ada yang digunakan untuk kepentingan sipil dan aplikasi militer, terdapat kemungkinan Iran mengembangkan senjata nuklir.


Indikasinya, Iran diketahui sempat melakukan uji coba menggunakan bahan peledak dengan daya ledak tinggi dan mengembangkan hulu ledak yang dapat digunakan dalam bom nuklir. Selain itu, Iran juga mengembangkan model inti dari hulu ledak nuklir.


Lebih lanjut Ahmadinejad menilai, tidak masuk akal untuk membangun senjata nuklir bila dunia memang sudah dipenuhi dengan bom atom. 


"Bangsa Iran amatlah bijak. Kami tidak akan membangun dua bom atom demi melawan 20 ribu bom atom yang kalian (negara Barat) miliki," tegasnya.


AS dan sekutunya mengklaim, bahwa senjata nuklir Iran dapat memicu perlombaan senjata nuklir dengan negara yang menjadi rivalnya selama ini. Ini termasuk Arab Saudi dan dapat mengancam keberadaan Israel.


Pihak Barat mencari kesempatan untuk menjatuhkan sanksi baru kepada Iran melalui laporan tersebut. Tetapi Israel bersikeras untuk dilakukan aksi militer terhadap Iran.


Kontroversi mengenai hasil laporan IAEA itu juga berkembang di Iran. Beberapa anggota Parlemen Iran menilai hasil laporan itu sudah dirancang oleh AS dan dibacakan oleh Direktur IAEA Yukiya Amano. Sebagian besar dari mereka juga menilai IAEA tidak memiliki kekuatan dan terlalu disetir oleh AS.

(faj) Full content generated by Get Full RSS.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan