Selasa, 27 September 2011

KOMPAS.com - Nasional

KOMPAS.com - Nasional


Polri Serahkan 46 Pelaku Penipuan ke Imigrasi

Posted: 27 Sep 2011 11:20 AM PDT

Cyber Crime

Polri Serahkan 46 Pelaku Penipuan ke Imigrasi

Hertanto Soebijoto | Rabu, 28 September 2011 | 01:08 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepolisian Republik Indonesia (Polri) menyerahkan 46 orang Warga Negara China dan Taiwan yang diduga sindikat pelaku penipuan melalui internet (cyber crime) kepada pihak Direktorat Jenderal Imigrasi.

"Pihak imigrasi yang akan memeriksa dokumen para pelaku," kata Kepala Subdirektorat Umum Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Metro Jaya, AKBP Helmy Santika di Jakarta, Selasa (27/9/2011).

Helmy mengatakan pihak yang memiliki kewenangan untuk menindaklanjuti keberadaan puluhan para warga negara asing yang diduga terlibat kejahatan tersebut.

Kemungkinan pihak imigrasi akan mendeportasi para sindikat kejahatan cyber crime tersebut ke negara asalnya, setelah dilakukan pemeriksaan dokumen keimigrasian.

Perwira menengah kepolisian itu, mengungkapkan para pelaku yang ditangkap anggota Polri tersebut, merupakan daftar pencarian orang (DPO) yang ditetapkan polisi internasional (interpol).

Helmy menyatakan, puluhan warga negara asing tersebut, diduga terlibat kejahatan penipuan internasional yang korbannya berada di China dan Taiwan.

Selain itu, para pelaku melakukan aksi kejahatan di Indonesia, serta beberapa negara di kawasan Asia Tenggara.

Sebelumnya, anggota gabungan Polda Metro Jaya dan Badan Reserse Kriminal  Mabes Polri menangkap 46 orang Warga China dan seorang WN Taiwan di wilayah Kelapa Gading (Jakarta Utara), Villa Melati Mas (Kota Tangerang Selatan) dan Pondok Indah (Jakarta Selatan), Senin (26/9/2011).

Pemerintah Dekatkan Pemondokan dengan Masjidil Haram

Posted: 27 Sep 2011 11:20 AM PDT

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah berupaya mendekatkan jarak antara pemondokan dengan Masjidil Haram di Mekkah agar jemaah calon haji Indonesia tidak berjalan kaki terlalu jauh.

"Secara signifikan pemerintah terus berupaya mendekatkan pemondokan dengan Masjidil Haram," kata Sekretaris Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian Agama Cepi Supriatna saat memberikan pembekalan dan pelepasan Petugas Pelayanan Ibadah Haji (PPIH) daerah kerja Mekkah di Jakarta, Selasa (27/9/2011).

Menurut dia, tahun 2008 jarak terjauh pemondokan menuju Masjidil Haram 13 kilometer, tahun 2009 sejauh tujuh kilometer, tahun 2010 sejauh empat kilometer, dan tahun 2011 sejauh 2,5 kilometer.

Sementara di Madinah, katanya menambahkan, pemerintah juga terus berupaya mendekatkan lokasi pemondokan dengan Masjid Nabawi.

Pada tahun 2009 misalnya jumlah calon jemaah haji yang ada di ring satu 63 persen, tahun 2010 sebanyak 94 persen dan tahun 2011 sebesar 100 persen dengan jarak terjauh 500 meter.

"Langkah pendekatan pemondokan dengan lokasi ibadah itu memang ditujukan untuk memberi kenyamanan calon jemaah," kata Cepi.

Untuk makanan, dia mengatakan, untuk di Madinah tahun ini masih menggunakan kotak dan tidak prasmanan. Sedangkan di Arafah-Mina makanan yang digunakan dengan cara prasmanan.

Dia mengakui ada plus minus jika menggunakan kotak dan prasmanan. Kalau menggunakan kotak, potensi makanan menjadi basi sangat besar tapi keuntungannya porsi yang ditetapkan tidak berlebihm

Jika menggunakan prasmanan, kemungkinan makanan basi kecil, tapi sering kali jemaah mengambil makanan semaunya.

"Banyak calon jemaah haji yang mengambil lauk banyak tapi tidak dihabiskan kalau dengan cara prasmanan. Ini tentunya akan mengurangi jatah untuk rekan-rekan yang lain," katanya.

Oleh sebab itu, dia mengimbau agar calon jemaah jika mengambil lauk agar secukupnya saja.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan