Isnin, 29 Ogos 2011

ANTARA - Peristiwa

ANTARA - Peristiwa


Batal takbir, anak-anak "kelotekan" keliling

Posted: 29 Aug 2011 07:27 AM PDT

Tidak harus berpawai untuk merayakan Idul Fitri, karena "kelotekan" keliling desa juga bisa untuk menjadi sarana itu. (ANTARA/Noveradika)

...alat-alat yang biasa digunakan untuk membangunkan masyarakat saat sahur seperti ember, kentongan, dan botol, Senin malam, mereka "kelotekan" keliling desa...

Berita Terkait

Video

Blora (ANTARA) - Pemerintah sudah menetapkan Lebaran pada Rabu (31/8). Anak-anak di Desa Tambaksari, Blora, sedianya takbir keliling tapi karena pengumuman itu mereka tempuh plan b, yaitu mengubah pawai takbir menjadi "kelotekan" keliling desa.

Berbekal alat-alat yang biasa digunakan untuk membangunkan masyarakat saat sahur seperti ember, kentongan, dan botol, Senin malam, mereka "kelotekan" keliling desa..

Anak-anak berusia empat hingga 10 tahun menabuh alat-alat tersebut secara beramai-ramai sembari melantunkan beraneka lagu pop modern keliling desa.

Sebenarnya, setelah magrib mereka sempat takbiran sembari menabuh peralatan yang ada. Akan tetapi, belum ada keberanian keliling desa.

Takbiran tersebut juga tidak menggunakan pengeras suara seperti tahun-tahun sebelumnya, karena takbiran dengan pengeras suara juga sebagai bentuk pengumuman Lebaran sudah tiba.

Setelah sempat takbiran dan masih menunggu kepastian Lebaran, anak-anak akhirnya mengisi waktu dengan menyalakan petasan.

Hingga waktu isya, sejumlah musala pun menggelar salat isya dan tarawih, karena saat itu belum ada kabar pasti mengenai Lebaran.

"Kami menggelar salat tarawih, karena belum ada pengumuman Lebaran," kata Sariman, imam Musala Nur Iskandar, Desa Tambaksari, Blora.

Selepas buka puasa, lanjut Sariman, tidak ada suara takbir sehingga masyarakat memutuskan menunggu kepastian hingga waktu isya.

"Setelah hingga waktu isya tidak ada juga pengumuman, tidak ada suara takbir, dan di televisi juga masih diisi sinetron-sinetron maka ya kami salat isya diteruskan dengan salat tarawih," katanya.

Belum adanya kepastian 1 Syawal 1432 Hijriah, hingga waktu isya menjadikan masyarakat menunggu di depan televisi.

"Sejak selepas magrib, saya sudah 'mantengin' televisi untuk mencari informasi kepastian Lebaran jatuh Selasa atau Rabu," kata Wati.

Wati mengaku telah menyiapkan kue dan minuman Lebaran di ruang tamu untuk menyambut kedatangan tetangga pada malam Lebaran.

"Setelah tahu Lebaran, hari Rabu ya berarti besok puasa lagi," katanya.

Pengumuman Lebaran yang jatuh pada Rabu, menjadikan anak-anak yang awalnya bermaksud takbir keliling pun meluapkan dengan "kelotekan" menambuh beraneka peralatan keliling desa sembari menyanyikan lagu-lagu pop modern. (*)

Editor: Ade Marboen

COPYRIGHT © 2011

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com

Pawai takbiran di Ambon ditunda

Posted: 29 Aug 2011 07:21 AM PDT

Ambon (ANTARA News) - Panitia Hari-Hari Besar Islam (PHBI) Maluku memutuskan menunda pelaksanaan pawai malam Takbiran sebagai rangkaian perayaan Idul Fitri 1432 Hijriah di Ambon dan sekitarnya akan berlangsung pada Selasa (30/8) malam.

"Kami sedianya menjadwalkan pawai malam takbiran pada malam ini (Senin), tetapi ditunda karena harus menunggu hasil sidang isbath penentuan Idul Fitri 1432 Hijriah," kata Ketua PHBI Maluku, Husein Toisutta, di Ambon, Selasa malam.

Toisutta mengaku berbagai persiapan pawai malam takbiran maupun lokasi Sholat Id sudah dipersiapkan di Masjid Alfatah Ambon Sejak Senin pagi, tetapi akhirnya dinyatakan ditunda karena harus menunggu hasil sidang Isbath penetuan Idul Fitri.

Dia mengakui, tidak ada masalah bagi warga di sejumlah desa di Pulau Ambon dan Pulau Haruku yang akan melaksanakan Sholat Id pada Selasa (30/8) pagi, karena sudah menjadi tradisi turun temurun.

"Jadi tidak masalah bagi warga yang akan melaksanakan Sholat Id pada Selasa pagi dan tidak menunggu keputusan yang ditetapkan secara nasional, karena terpenting adalah makna kemenangan menjalankan puasa sebulan, dapat diresapi dan diamalkan dalam kehidupan setiap hari," ujarnya.

Pihaknya bersama Majelis Ulama Indonesia (MUI) Maluku telah mengkoordinasikan pengamanan malam takbiran dan Sholat Id pada Rabu (31/8) pagi bersama pemprov Maluku, Pemerintah Kota (Pemkot) Ambon serta aparat kepolisian dan TNI untuk mengaturnya.

Berdasarkan pantauan, sebagian warga Kota Ambon, khususnya generasi muda melakukan pawai di beberapa ruas jalan di Kota Ambon, selepas berbuka puasa terakhir dan melakukan sholat Magrib.

Tampak puluhan generasi muda dengan sepeda motor melakukan pawai di sejumlah ruas jalan di Pusat Kota Ambon, secara terpisah-pisah, dengan diawasi personil polisi serta Dinas perhubungan yang bertugas melakukan pengamanan.

"Saya bersama teman-teman ingin merayakan kemenangan kami melakukan puasa sebulan penuh dengan pawai keliling kota Ambon, walau pun pawai takbirannya telah ditetapkan secara resmi pada Selasa (30/8) malam," ujar Imran, warga Jalan Baru, Kecamatan Nusaniwe.

Beberapa ruas jalan yang dijadwalkan akan dilalui peserta pawai pada malam takbiran, dan dipenuhi kendaraan yang parkir juga telah ditata oleh petugas dinas, sehingga tidak mengganggu umat Muslim merayakan peristiwa kemenangan itu.

Bahkan di beberapa wilayah pemukiman Muslim warga sudah menyalakan kembali api termasuk yang memiliki bunyi ledakkan besar.  (*)

Editor: Ade Marboen

COPYRIGHT © 2011

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com

Tiada ulasan:

Catat Ulasan