Sabtu, 2 Julai 2011

Republika Online

Republika Online


Zee Zee Shahab Nggak Kuat Syuting di Marunda

Posted: 02 Jul 2011 09:36 PM PDT

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Bagi pesinetron, Zee Zee Shahab, kawasan Marunda, Jakarta Utara punya kesan tersendiri. Kesan itu didapatnya saat menjalani proses syuting FTV.

"Waktu itu saya berperan sebagai nelayan," papar dia kepada republika.co.id, saat mengikuti acara Melancong Bareng Abah Alwi edisi Menelusuri Jejak Portugis di Kampung si Pitung, Ahad (3/7).

Sebagai nelayan, Zee Zee tentu harus mengikuti aktivitas selayaknya nelayan kebanyakan, seperti menyiapkan jaring ikan, menjemur hasil tangkapan dan mendayung perahu. Yang menjadi masalah buat Zee Zee adalah teriknya cuaca di Marunda. "Aku itu sudah pakai tabir surya. Tapi kulitku merah semua," kata cucu wartawan senior Republika dan pemerhati sejarah Jakarta, Alwi Shahab ini.

Selain terik matahari, kesulitan lain yang dihadapi adalah minimnya fasilitas toilet. Sekalipun ada jaraknya cukup jauh. "Aduh... mencari toilet disini (Marunda), susahnya minta ampun," ujarnya.

Hal yang dialami Zee Zee juga dirasakan kru atau tim produksi. Walhasil, rombongan Zee Zee buat semacam toilet dadakan. "Jadi, bentuknya itu dibuat dari bilik rotan yang membentuk segi empat. Terus tidak ada atap dan air. Ya, terpaksa pakai air mineral untuk bersih-bersih," pungkas dia terkekeh.

Full Feed Generated by Get Full RSS, sponsored by USA Best Price.

Masjid Alam, Masjid Tertua di Batavia

Posted: 02 Jul 2011 09:16 PM PDT

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA - Berbicara soal masjid, hingga kini belum bisa dipastikan masjid mana yang paling tua di Jakarta. Bisa jadi, masjid Al-Alam merupakan salah satunya.

Kepada peserta 'Melancong Bareng Abah Alwi' edisi 'Menelusuri Jejak Portugis di Kampung si Pitung', Alwi Shahab, pemerhati sejarah Jakarta, mengatakan keberadaan masjid tua di Jakarta sulit untuk dipastikan. Namun, menurut dia, ketika Islam menyebar di Jakarta itu keberadaan masjid berlokasi tak jauh dari pesisir pantai.

"Masjid Al-Alam bisa jadi yang tertua. Sebab, sejarah mencatat masjid ini dibangun oleh Fatahillah pada abad ke 15," kata dia.

Menurut Abah, masjid yang kini dilihat para peserta melancong bukanlah bentuk aslinya. Serupa dengan masjid tua lain seperti masjid Langgar Tinggi dan Masjid al-Anshor, masjid Al-Alam mengalami renovasi berkali-kali.

Tanda bentuk asli Masjid Al-Alam terletak pada empat tiang fondasi besar di tengah bangunan utama masjid. Keempat tiang ini umumnya banya ditemukan di setiap masjid tua di pulau Jawa. "Sebelum dibangun ulang pangeran Jayakarta, kondisinya rusak berat," kata dia.

Saat itu, lanjut Abah, para pengikut Pangeran Jayakarta tengah menelusuri Batavia melalui sungai Ciliwung dengan Perahu. Tanpa sengaja mereka melihat masjid tidak terpelihara bahkan nyaris roboh. Melihat kondisi itu, pengikut pangeran Jayakarta segera membangun ulang.

Sekarang, kondisi masjid Al-Alam begitu megah dan luas. Posisinya sebagai cagar budaya menjadikan masjid ini mendapatkan perhatian khusus dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. "Sekarang kondisinya lebih baik. Perhatian terhadap masjid ini sangat besar meski berada dalam ruang terpencil," pungkas Abah.

Full Feed Generated by Get Full RSS, sponsored by USA Best Price.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan