Sabtu, 2 Julai 2011

KOMPAS.com - Regional

KOMPAS.com - Regional


Bus Rombongan Khitanan Masuk Jurang

Posted: 02 Jul 2011 07:52 AM PDT

Kecelakaan Lalu Lintas

Bus Rombongan Khitanan Masuk Jurang

K4-11 | Nasru Alam Aziz | Sabtu, 2 Juli 2011 | 14:52 WIB

K4-11 bus masuk jurang

Minibus "Antar Anda" yang mengangkut rombongan khitanan massal terperosok ke jurang di Desa Tancep, Kecamatan Ngawen, Kabupaten Gunungkidul, DI Yogyakarta, Sabtu (2/7/2011). Dua orang tewas dalam peristiwa itu.

TERKAIT:

GUNUNGKIDUL, KOMPAS.com - Sebuah minibus yang mengangkut lima anak peserta khitanan massal bersama orangtuanya masuk jurang sedalam 30 meter di Desa Tancep, Kecamatan Ngawen, Kabupaten Gunungkidul, DI Yogyakarta, Sabtu (2/7/2011). Dua orang di antara 17 penumpang meninggal dunia di lokasi kejadian, dan sisanya mengalami luka berat dan ringan. Pengemudi minibus selamat dan melarikan diri.

Saat kejadian, minibus "Antar Anda" bernomor polisi AB-7043-CD itu sedang menuju lokasi khitanan massal di Kecamatan Karangmojo. Tepat di tanjakan Desa Tancep, minibus yang dikemudikan Sugeng (40) itu tidak kuat menanjak dan bergerak mundur hingga akhirnya terperosok ke jurang.

"Saya berusaha menolong dengan mengeluarkan korban dari dalam minibus, dan mendapati dua penumpang sudah meninggal," kata Sulamto (42), saksi peristiwa tersebut. Dua korban meninggal adalah Sugeng (55) warga Desa Tegalrejo, Kecamatan Gedangsari, dan Satimin (12) warga Trembana, Kecamatan Gedangsari. Sementara korban lainnya dilarikan ke Puskesmas Tancep dan Rumah Sakit Islam Cawas, Klaten.

Kepala Satuan Lalu Lintas Polres Gunungkidul, AKP Suryo Hutomo mengatakan, selama ini jalur tanjakan Tancep tidak boleh dilalui kendaraan umum, mengingat terjalnya tanjakan. "Saat ini kami masih melakukan pencarian terhadap sopir minibus yang setelah kecelakaan malah melarikan diri," kata Suryo.

Baca juga: Wow, Tato Lambang Keraton Yogyakarta

Sent Using Telkomsel Mobile Internet Service powered by

Full Feed Generated by Get Full RSS, sponsored by USA Best Price.

Lapangan Terbang TNI AU Diserobot Warga

Posted: 02 Jul 2011 03:53 AM PDT

BENGKULU, KOMPAS.com - Lahan lapangan terbang katagori II milik TNI Angkatan Udara di Desa Pagar Dewa, Kecamatan Kota Manna, Kabupaten Bengkulu Selatan, Provinsi Bengkulu, diserobot warga dan dijadikan kebun kelapa sawit.

"Lahan lapangan terbang itu dikapling warga diduga untuk perumahan dan tanaman tahunan seperti karet dan kelapa sawit," kata anggota Komisi C DPRD Kabupaten Bengkulu Selatan, Mudin A Gumay, Sabtu (2/7/2011) di Bengkulu.

Namun demikian, kata Mudin, pemerintah desa tidak tahu-menahau soal status lahan itu dan tidak ada bukti surat jual beli atau keterangan pinjam pakai dari pemiliknya, sehingga di sekitar tanah lapter II itu sudah berdiri puluhan bangunan rumah, warung dan tempat usaha.

Untuk mengantisipasi keributan, Mudin berharap Badan Pertanahan Nasional (BPN) Manna segera menertibkan lahan perumahan dan tempat usaha yang diduga menyerobot tanah pemerintah. "Saya hanya kasihan kalau rumah-rumah warga itu nantinya dirobohkan atau digusur secara paksa, sedangkan warga sudah mengeluarkan modal besar untuk membangun rumah maupun warung dan tempat usaha lainnya dalam lahan tersebut," tutur Mudin.

Kepala Desa Pagar Dewa Zairin Mulyadi mengaku tidak pernah memberikan surat jual beli atau keterangan pinjam pakai kepada masyarakat, karena lahan itu sudah berada di bagian ujung landasan. "Setahu saya batas lapter II dengan tanah pemukiman milik warga pondasi plat diukur dari Sungai Air Sekunyit di Jalan Padang Panjang, lewat dari itu lapter II," ungkapnya.

Zairin mengemukakan, pihaknya tidak punya kewenangan mengusir atau menyuruh warga bekerja di arel tanah lapter II itu. "Akan tetapi, mereka tetap diingatkan untuk selalu siap bila digusur pemerintah karena batasnya sudah jelas ada patok merah," ujarnya.

Kepala BPN Manna, Medi Rosadi mengatakan pihaknya akan mengukur ulang bilamana diminta, namun dokumen luas dan status kepimilikan tanah lapter II itu tetap tercatat di BPN. "Sejauh ini tidak ada sertifikat ganda untuk lapter II, karena status kepemilikan sah dan kuat milik pemerintah," katanya.

Menurut Kepala Dinas Perkebunan Kabupaten Bengkulu Selatan, Ir Junior Hafiz, lahan Lapter II di Padang Panjang sekarang juga sudah menjadi kebun kelapa sawit masyarakat. Mestinya para perambah itu sudah dingatkan agar tidak menanam tumbuhan tahunan karena lahan itu milik negara. Awalnya warga menanam palawija kemudian meningkat menanam kelapa sawit dan bahkan ada membuat warung dan tempat usaha lainnya.

Sent Using Telkomsel Mobile Internet Service powered by

Full Feed Generated by Get Full RSS, sponsored by USA Best Price.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan