Selasa, 12 Julai 2011

ANTARA - Hiburan

ANTARA - Hiburan


Seniman Empat Negara Berkolaborasi di Klungkung

Posted: 11 Jul 2011 11:58 PM PDT

Silaturahmi seni budaya ini mudah-mudahan menginspirasi pencipta karya seni maupun penikmatnya.

Berita Terkait

Video

Semarapura (ANTARA News) - Sebanyak 13 seniman dari empat negara, menampilkan tari kontemporer dalam sebuah acara seni pertunjukan keliling bertajuk "In The Arts Island 2011", di Studio Suklu, Banjar Lepang, Banjarangkan, Kabupaten Klungkung, Bali, Selasa.

Ketigabelas seniman tersebut adalah Ronnarang Khampha (Thailand), Yumi Umiumare, Tonny Yap, Ida Lawrence, Revati Ilanko (Australia), Kuan Nam (Malaysia), Agung Gunawan, I Nyoman Sura, Iwan Darmawan, Memet Chairul Slamet, Gita Purnama Kinanthi, Bagus Budi Indarto, dan Agus Riyanto (Indonesia).

Acara itu difasilitasi oleh Djagad Art House, sebuah lembaga seni yang selalu mengajak keterlibatan masyarakat dalam proses berkesenian dan Studio Suklu milik perupa Wayan Sujana Suklu.

Direktur festival Agung Gunawan mengatakan, acara tersebut merupakan kelanjutan dari kegiatan serupa tahun lalu dan akan digelar di lima kota.

Setelah Bali, para seniman akan menggelar pertunjukan serupa di Blitar (15 Juli), Kediri (17 Juli), Malang (19 Juli), dan Batu (20 Juli). "Kami akan berinteraksi lebih dekat dengan penonton dan mengajak keterlibatan masyarakat di masing-masing daerah," kata Agung.

Menurut dia, festival itu merupakan sebuah gagasan dalam mengkolabrasikan beberapa tari kontemporer yang berasal dari seniman mancanegara untuk kemudian digabungkan dengan kesenian tradisi sebuah daerah tertentu di Indonesia. Langkah ini juga merupakan suatu tawaran untuk mendekatkan diri dengan para apresiator.

In The Arts Island Festival juga bekerja sama dengan kantong-kantong seni, yakni komunitas seni Candi Penataran Blitar, Candi Tegowangi Kabupaten Kediri, Situs Punden Malang, dan Gedung Kesenian Kota Batu.

Melalui kegiatan itu diharapkan menjadi ruang komunikasi interaktif visual, rasa, dan berdialog tentang karya seni dan lingkungan yang mempengaruhinya dengan berbagai komunitas masyarakat dari berbagai latar belakang seni dan budaya.

Sebagai tuan rumah, Suklu berharap hal itu dapat membuka dan menambah jaringan kesenian yang semula hanya melalui "networking" saja, bisa terwujud untuk berkolaborasi bersama, berbagi gagasan dalam berntuk sajian presentasi karya seni pertunjukan untuk semua.

"Silaturahmi seni budaya ini mudah-mudahan menginspirasi pencipta karya seni maupun penikmatnya," kata Suklu yang juga dosen ISI Denpasar.

Seperti festival tahun 2010, acara ini mengkolaborasikan tari kontemporer dari Indonesia, Australia dan Asia, yang dipilih dan mempertontonkan kelompok seni terbaik.

Mereka tampil dan berkolaborasi di beberapa daerah di Indonesia yang memiliki ruang-ruang eksotik dan apresiasi masyarakat yang beragam, agar menjadi inspirasi tersendiri dalam mencipta sebuah karya. "Ini menjadi daya tarik yang luar biasa di mana terjadi interaksi dan pemaknaan ruang yang bermacam-macam," tambah Agung.

Dia ingin menjadikan acara tersebut sebagai pengalaman kolaborasi yang berbeda di samping kolaborasi yang terjalin adalah dari mereka yang mempunyai latar belakang kesenian yang beragam.

Kolaborasi itu tidak semata berhenti pada ruang kreatif saja, melainkan memiliki pemaknaan yang lebih luas di mana meruang bersama para apresiator dan berinteraksi secara langsung dengan adanya dialog-dialog setelah pertunjukan berlangsung, tambahnya.

Editor: Ella Syafputri
COPYRIGHT © 2011

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com

Full Feed Generated by Get Full RSS, sponsored by USA Best Price.

20 Negara Bahas Peningkatan Kerja Sama Budaya

Posted: 11 Jul 2011 11:29 PM PDT

Ada `sharing` informasi dan pengalaman serta aspek `capacity building` yang mengarah kepada peluang-peluang kerja sama budaya.

Berita Terkait

Video

Lombok Barat, NTB (ANTARA News) - Delegasi dari 20 negara di Asia dan Eropa tengah membahas peningkatan kerja sama budaya lintas negara, yang digelar di kawasan wisata Senggigi, Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat, 12-13 Juli.

Pembahasan kerja sama budaya itu merupakan bagian dari kesiapan penyelenggaran Asia Europe Meeting (ASEM) Culture Ministers Meeting (CMM) 2012 yang akan digelar di Yogyakarya.

ASEM-CMM diselenggarakan setiap dua tahun sekali guna meningkatkan kerja sama saling pengertian dan pertukaran budaya antarnegara Asia dan Eropa.

Pertemuan ASEM-CMM pertama dilaksanakan di Beijing (2003), kedua di Paris (2005), ketiga di Kuala Lumpur (2008), keempat di Poznan (9-10 September 2010) dan pertemuan kelima akan digelar di Yogyakarta.

Pertemuan pendahuluan ASEM-CMM yang digelar di Senggigi itu, diikuti delegasi dari 14 negara Asia dan enam negara Eropa.

Negara-negara Asia itu yakni antara lain Indonesia, Kamboja, China, India, Jepang, Korea Selatan, Laos, Vietnam, Malaysia, Myanmar, Philipina, dan Singapura.

Sementara enam negara Eropa yakni Belanda, Jerman, Rusia, Polandia, Denmark dan Belgia.

Delegasi dari Uni Europa dan Asia Europe Foundation (ASEF) juga mengambil bagian dalam pertemuan pengantar ASEM-CMM 2012 itu.

Dirjen Kerja Sama Amerika & Eropa Kementerian Luar Negeri Retno L. P. Marsudi, di sela-sela pertemuan pendahuluan ASEM-CMM, di Senggigi, Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB), Selasa (12/7) itu, mengatakan, kegiatan tersebut lebih mengarah kepada forum dialog yang menekankan perspektif berbagai informasi dan pengalaman kebudayaan.

"Ada `sharing` informasi dan pengalaman serta aspek `capacity building` yang mengarah kepada peluang-peluang kerja sama budaya. Lebih konkritnya nanti akan dibahas dalam pertemuan bileral," ujar mantan Duta Besar (Dubes) RI untuk Norwegia itu.

Ia menyontohkan bentuk kerja sama yang dapat dijalin dan dibawa dalam pertemuan ASEM-CMM yakni kerja sama Pemerintah Indonesia dengan Belanda dalam melestarikan peninggalan sejarah kebudayaan Istana Dalam Loka, di Pulau Sumbawa.

Kerja sama kebudayaan seperti itu sudah dijalin dengan Pemerintah Portugal, di wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT).

Retno mengatakan, pertemuan ASEM-CMM 2012 mendatang diharapkan dapat menghasilkan kerja sama konkrit bagi pelestarian kota-kota bersejarah di Asia dan Eropa, yang dapat memberikan manfaat secara langsung bagi masyarakat di kedua benua.

Sementara Lombok dipilih sebagai tempat pelaksanaan pertemuan pengantar atau Preparatory Senior Official Meeting (Prep SOM) itu, karena Lombok merupakan salah satu daerah yang banyak sarat warisan kebudayaan. Selain itu, Indonesia juga ingin mempromosikan NTB dengan Visit LOmbok Sumbawa (VLS) 2012.

Menurut dia, keanggotaan Indonesia di ASEM memberikan manfaat yang sangat besar, karena Indonesia dapat melakukan diplomasi kebudayaan dengan negara-negara mitra ASEM dan dapat memperjuangkan kepentingan pemerintah di bidang itu.

"ASEM juga dapat menjadi forum bagi pertukaran informasi yang dapat memfasilitasi kerja sama Indonesia dengan negara Asia dan Eropa dan melalui kerja sama itu akan terbuka peluang untuk pengembangan kerja sama teknis baik dalam bentuk bilateral maupun multilateral," ujarnya.

Sementara itu, Staf Ahli Bidang Multikultural Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata (Kembudpar) Hari Untoro Drajat, mengatakan, peningkatan kerja sama kebudayaan itu harus tetap mengacu kepada Undang Undang Nomor 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya.

Dalam mengimplementasikan regulasi itu, pemerintah pusat akan terus beri dukungan untuk pengembangan kebudayaan di berbagai daerah.

"Pada intinya, mengarah kepada peningkatan kelestarian budaya, sehingga bentuk-bentuk kerjasamanya terus dibahas bersama-sama negara Asia lainnya dan juga Eropa," ujarnya.

Editor: Ella Syafputri
COPYRIGHT © 2011

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com

Full Feed Generated by Get Full RSS, sponsored by USA Best Price.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan