Sabtu, 18 Jun 2011

ANTARA - Peristiwa

ANTARA - Peristiwa


Uji Coba "Commuter Line" Bogor Lancar

Posted: 18 Jun 2011 06:33 AM PDT

Bogor (ANTARA News) - Uji coba pengoperasian tunggal kereta rel listrik "Commuter line" di Stasiun Besar Bogor, Jawa Barat, Sabtu berlangsung lancar, namun sejumlah penumpang mengeluhkan perubahan jadwal dan tarif baru.

"Tarifnya kemahalan mbak dari biasanya naik kereta AC ekonomi hanya Rp5.500 sekarang menjadi Rp9.000," kata Dini mahasiswa di salah satu PTN di Kota Bogor.

Dini yang tinggal di Jakarta dan berkuliah di Bogor merasa tarif baru tersebut memberatkan dirinya sebagai mahasiswa.

Selain itu, karena kereta yang diberangkatkan berhenti disetiap stasiun, membuat dirinya kesulitan mengatur jadwal keberangkatan.

"Belum lagi keretanya berhenti disetiap stasiun, jadi perjalanannya menjadi lebih lama lagi. Mana kita belum hapal jadwal," kata Dini diamini rekannya Yika.

Sementara itu, Yika mengeluhkan perubahan commuter line tidak memberikan perubahan apapun, selain mahal juga gerbong semakin padat.

"Dulu kalau naik Express dan Ekonomi AC jarang padat, masih ada tempat duduk, kalau sekarang malah lebih padat, sulit dapat tempat duduk," katanya.

Menurut Yika, pemerintah hendaknya melakukan penambahan gerbong jika sistem commuter line diberlakukan, agar seluruh penumpang bisa terangkut dan terlayani dengan baik.

"Tidak apa mahal kalau pelayanan bagus, tapi sekarang mahal tetap aja tambah padat dan makin lama. Kalau perlu tambahi lagi gerbongnya jadi 10 jangan delapan," katanya.

Keluhan serupa juga disampaikan Andreas. Pria asal Jakarta tersebut biasa menggunakan Express untuk menemui keluarganya di Bogor.

"Keretanya lebih lama, karena berhenti di setiap stasiun, ditambah lagi padat tidak seperti biasanya," katanya.

Kepala Stasiun Besar Bogor, Rochman yang didampingi Wakil Kepala Stasiun Elang Syarif Budiman menyebutkan, pemberlakuan uji coba single operation KRL tidak ada kendala.

Menurutnya keluhan yang disampaikan penumpang adalah sebuah kewajaran setiap ada peraturan baru diberlakukan.

Rochman mengakui, banyak penumpang yang melapor dan bertanya kepada petugas karena tidak mengetahui jadwal kereta.

"Kita sudah mempersiapkan selebaran jadwal kereta yang kita berikan secara gratis kepada penumpang," katanya.

Rochman mengatakan, tidak ada perubahan jadwal kereta hanya saja yang berubah dari single operation tersebut adalah yang dulunya ada Expres dan AC Ekonomi. Saat ini menjadi commuter line.

"Tidak ada perubahan jadwal, keberangkatan tetap hanya saja jenis keretanya saja yang berubah. Tidak ada lagi Expres dan Ekonomi AC," katanya.

Perbedaan lainnya adalah, commuter line berhenti di semua stasiun termasuk Gambir. Sementara kereta Ekonomi masih tetap beroperasi seperti biasanya.

Menurut Rochman, tidak ada yang berubah jadwal keberangkatan. Untuk menghindari keterlambatan karena kereta berhenti di setiap stasiun, Rochman mengingatkan para penumpang untuk menyiasati jadwal keberangkatan.

"Tidak ada yang susah, masyarakat tinggal menghapal jadwal keberangkatan dan disesuaikan dengan jadwal kegiatan," katanya.

Wakil Kepala Stasiun Bogor Elang Syarif Budiman menambahkan, secara umum, uji coba menunjukkan bahwa Sistem Operasi Tunggal di mana KRL berhenti di semua stasiun ternyata lebih efektif. Karena tidak ada penumpukan penumpang disetiap stasiun, termasuk di Stasiun Bogor.

"Semuanya lancar, karena kita sudah mempersiapkannya. Kalau menurut saya, tidak perlu ada uji coba segala, langsung berlakukan," katanya.
(KR-LR/M027)

Editor: Aditia Maruli
COPYRIGHT © 2011

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com

Full Feed Generated by Get Full RSS, sponsored by USA Best Price.

MTF Akhiri Tugas di Perbatasan Lebanon-Israel

Posted: 18 Jun 2011 06:06 AM PDT

Surabaya (ANTARA News) - "Military Task Force" mengakhiri tugas menjaga perdamaian di perbatasan laut Lebanon-Israel sejak 22 Oktober 2010 hingga 17 Juni 2011.

Perwira penerangan (Papen) Satgas Yonmek Kontingan Garuda XXIII-E/UNIFIL atau Indonesia Battalion (Indobatt) Mayor PSK Banu Kusworo melalui surat elektronik dari Lebanon kepada ANTARA, Sabtu, mengatakan, akhir masa tugas `MTF` itu ditandai dengan pelepasan purna tugas Satgas MTF di KRI Frans Kaisiepo-368 yang bersandar di Pelabuhan Beirut.

Acara pelepasan itu dihadiri Wakil Komandan Satgas Yonmek Kontingen Garuda XXIII-E/UNIFIL atau Indonesia Battalion (Indobatt) Letkol Marinir Harnoko, didampingi Perwira Hukum INDOBATT Mayor Sus Faryanto Situmorang dan Papen Mayor Pasukan Banu Kusworo.

"Pelepasan itu digelar untuk mengantarkan kembalinya Satgas MTF ke Indonesia yang telah mengakhiri penugasannya sebagai pasukan penjaga perdamaian di wilayah perbatasan laut Lebanon- Israel," katanya.

Kapal perang yang dikomandani Letkol Laut (P) Wasis Priyono ST yang juga bertindak sebagai Komandan Satgas MTF Konga XXVIII-B/UNIFIL telah bergabung bersama MTF UNIFIL sejak 22 Oktober 2010.

Selama penugasan di Lebanon, Satgas MTF telah mengukir beberapa prestasi yang membanggakan, di antaranya mereka telah memeriksa 1.405 kapal, mengajukan inspeksi pemeriksaan 170 kapal dan total berada di laut selama 180 hari dalam melaksanakan tugas sebagai "MIO Commander" sebanyak 18 kali.

Menjelang akhir penugasan, KRI Frans Kaisiepo-368 pada 16 Juni 2011 menggelar farewell (perpisahan) di laut dengan semua unsur MTF UNIFIL di AMO yang dihadiri delapan kapal perang multinasional untuk memeriahkan acara, katanya.

Selang sehari, acara malam purna tugas digelar dengan dihadiri Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh (LBBP) Republik Indonesia untuk Lebanon Dimas Samodra Rum, dan juga dihadiri oleh seluruh Kontingen Indonesia yang sama-sama sedang melaksanakan misi perdamaian PBB di Lebanon.

Keesokan harinya (17/6), tepatnya pukul 14.00 waktu setempat, KRI Frans Kaisiepo beserta seluruh awaknya yang tergabung dalam satgas MTF UNIFIL memulai pelayarannya menuju ke Indonesia.

Sebelum pemberangkatan, Komandan KRI melaksanakan laporan resmi kepada Duta Besar LBBP Indonesia untuk Lebanon sebagai tanda akan dilaksanakannya pelayaran selama 28 hari menuju ke Indonesia dan juga sebagai ungkapan berpamitan setelah delapan bulan saling bekerja sama.
(E011/N002) 

Editor: Aditia Maruli
COPYRIGHT © 2011

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com

Full Feed Generated by Get Full RSS, sponsored by USA Best Price.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan