Isnin, 7 Februari 2011

KOMPAS.com - Internasional

KOMPAS.com - Internasional


Korut-Korsel Memulai Pembicaraan Militer

Posted: 08 Feb 2011 01:04 AM PST

Korut-Korsel Memulai Pembicaraan Militer

Penulis: Egidius Patnistik | Editor: Egidius Patnistik

Selasa, 8 Februari 2011 | 09:04 WIB

(AFP/Jung Yeon-Je)

Ilustrasi

TERKAIT:

SEOUL, KOMPAS.com - Korea Utara (KOrut) dan Korea Selatan (Korsel) akan bertemu di desa gencatan senjata di Panmunjom, Selasa (8/2/2011) ini, untuk memulai perundingan militer level menengah, kata Kementerian Pertahanan Korsel. Pembicaraan itu dimaksudkan untuk membantu dalam membuka jalan bagi perundingan militer tingkat yang lebih tinggi.

Para perwira level kolonel dari kedua belah pihak akan memimpin pertemuan itu, yang diharapkan dimulai pada pukul 10 pagi waktu setempat, demikian menurut kementerian itu. Korsel sebelumnya mengatakan, pihaknya akan menuntut Pyongyang bertanggung jawab atas provokasi militer tahun lalu dan berjanji untuk tidak melakukan serangan apapun lagi. Pembicaraan militer tingkat tinggi akan diadakan hanya jika Korut berjanji untuk menahan diri dari provokasi lebih lanjut.

Seoul juga telah mengusulkan untuk mengadakan pembicaraan antara pejabat pemerintah tingkat tinggi kedua Korea guna membahas denuklirisasi, sesuatu belum disetujui Korut.

Bulan lalu, Kementerian Unifikasi Korsel mengatakan, pihak telah membuka kembali jalur komunikasi dengan Korut di daerah perbatasan Panmunjom. Itu untuk pertama kalinya dalam delapan bulan kedua belah pihak membuka kembali jalur komunikasi, saat ketegangan di semenanjung itu tetap tinggi. Korut memutus komunikasi pada 26 Mei sebagai protes atas respon Seoul terkait tenggelamnya sebuah kapal angkatan laut negara itu pada bulan Maret. Korsel menyalahkan Korut atas tenggelamnya kapal itu yang menewaskan 46 pelaut. Namun Pyongyang menyangkal keterlibatannya dalam tenggelamnya kapal Cheonan tersebut.

Ketegangan meningkat lagi bulan November, ketika Korut melancarkan tembakan artileri ke pulau Yeonpyeong milik Korsel, yang menewaskan dua marinir Korsel dan dua warga sipil. Pyongyang mengatakan, serangan itu sebagai tanggapan atas latihan angkatan laut Korsel yang menembakan peluru ke wilayah perairan Korut.

Sent Using Telkomsel Mobile Internet Service powered by

Kirim Komentar Anda

Full Feed Generated by Get Full RSS, sponsored by USA Best Price.

Aristide Dapat Paspor Baru dari Haiti

Posted: 08 Feb 2011 12:31 AM PST

Aristide Dapat Paspor Baru dari Haiti

Editor: Egidius Patnistik

Selasa, 8 Februari 2011 | 08:31 WIB

AP PHOTO/ESTEBAN FELIX

Orang-orang berlarian menghindar dari lemparan gas air mata oleh petugas keamanan Haiti saat berunjuk rasa menuntut lengsernya Presiden Haiti Rene Preval dan mengusir lembaga PBB, Misi Stabilitas PBB di Haiti (Minustah), Selasa (25/5). Mereka berunjuk rasa di depan istana kepresidenan di Port-au-Prince, Haiti, karena kecewa dengan penanganan akibat gempa.

TERKAIT:

PORT AU PRINCE, KOMPAS.com - Pemerintah Haiti, Senin, mengeluarkan paspor baru bagi bekas presiden Jean-Bertrand Aristide, yang memungkinkannya untuk mengakhiri pengasingannya di Afrika Selatan dan kembali ke Haiti. "Paspor itu dikeluarkan Senin. Semua formalitasnya telah selesai," kata seorang pejabat pemerintah, yang berbicara tanpa menyebut nama. Ia menambahkan, dokumen itu telah diserahkan kepada salah seorang pengacara Aristide, Ira Kurzban.

Kurzban, yang berkantor di Miami, telah tiba dalam beberapa hari terakhir ini di Haiti untuk menerima kepemilikan paspor itu, pejabat tersebut menambahkan.

Aristide telah tinggal di Afrika Selatan sejak diusir tahun 2004, dan dalam beberapa bulan belakangan ini ia berulang kali minta diperbolehkan pulang ke negara Karibea itu.

Pemimpin yang pertama terpilih secara demokratis itu, yang terpaksa melarikan diri di tengah pemberontakan rakyat setelah dua masa jabatan sebagai presiden, mengatakan ia ingin pulang untuk membantu orang-orang sebangsanya. Haiti telah dalam kekacauan sejak gempa pada Januari 2010 yang merusak negara itu dan menewaskan 250.000 orang serta membuat 1,3 juta orang tanpa rumah.

Pemilihan presiden juga telah menambah ketegangan, dengan putaran kedua pemilihan dijadwalakn pada 20 Maret setelah cukup lama ditangguhkan. Bulan lalu, bekas diktator Jean-Claude "Baby Doc" Duvalier kembali dari sekitar dua dasawarsa di pengasingan, juga meningkatkan ketegangan di negara yang beberapa tahun terkenal karena pergolakan politik dan pertumpahan darahnya itu.

Sent Using Telkomsel Mobile Internet Service powered by

Kirim Komentar Anda

Full Feed Generated by Get Full RSS, sponsored by USA Best Price.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan