Selasa, 22 Februari 2011

ANTARA - Mancanegara

ANTARA - Mancanegara


Mendagri Libya Mundur

Posted: 22 Feb 2011 07:26 PM PST

Suasana demonstrasi menuntut perubahan politik di libya. (ANTARA/REUTERS)

Saya minta pada semua pasukan bersenjata untuk menanggapi juga tuntutan rakyat itu

Berita Terkait

Nikosia (ANTARA News) - Menteri Dalam Negeri Libya Abdel Fatah Yunes mengatakan, Selasa, bahwa ia telah mengundurkan diri dan meminta kepada pasukan bersenjata untuk mendukung pemberontakan yang telah berlangsung sepekan lamanya terhadap pemimpin veteran Moamer Kadhafi.

"Saya mengumumkan pengunduran diri saya dari semua tugas sebagai tanggapan saya pada revolusi 17 Februari," kata Yunes pada saluran televisi Al Jazeera. Ia tampaknya merujuk pada kekerasan yang meletus pekan lalu terhadap pemerintahan Kadhafi yang telah berusia emat dasawarsa, sebagaimana dikutip dari AFP.

Ia yang berpakaian seragam militer dan duduk di atas sebuah meja menegaskan kepercayaan penuhnya pada kesungguhan tuntutan rakyat Libya.

"Saya minta pada semua pasukan bersenjata untuk menanggapi juga tuntutan rakyat itu," ia menambahkan.

Sejumlah pejabat Libya berpangkat tinggi, termasuk sejumlah menteri, diplomat dan pejabat militer, telah meninggalkan rezim itu dan mengumumkan dukungan mereka pada demonstran.
(*)

Editor: AA Ariwibowo
COPYRIGHT © 2011

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com

Full Feed Generated by Get Full RSS, sponsored by USA Best Price.

Baku-tembak di Pantai Gading

Posted: 22 Feb 2011 07:10 PM PST

Anggota gerakan Patriot Muda dan pendukung inkumben pemimpin Pantai Gading Laurent Gbagbo (FOTO ANTARA/REUTERS/Thierry Gouegnon/)

Sejak pagi ini, telah terjadi baku tembak antara militer dan rakyat di sini

Berita Terkait

Abidjan (ANTARA News) - Suara baku-tembak dan ledakan mengguncang satu daerah di Abidjan yang mendukung calon presiden Pantai Gading Alassane Ouattara, Selasa (22/2), dan tiga prajurit tewas dalam bentrokan dengan pemrotes yang menyeru pesaing Ouattara agar mundur.

Bentrokan berlangsung hampir sepanjang hari itu di Abobo, kata warga dan militer. Sementara itu Presiden Afrika bertemu dengan Ouattara dalam satu kunjungan yang dimaksudkan untuk mengakhiri pergolakan kekuasaannya dengan presiden petahana (incumbent) Laurent Gbagbo, sebagaimana dikutip dari Reuters.

Pemilihan umum yang ditujukan untuk menyembuhkan luka perang saudara 2002-3 dan bertahun-tahun kemacetan ekonomi sejak itu malah terlihat makin jelas menambah parah konflik di negeri tersebut.

Sehari sebelumnya, delegasi itu --yang terdiri atas presiden dari Afrika Selatan, Chad, Mauritania dan Tanzania-- bertemu dengan Gbagbo, yang membangkang terhadap sanksi dan tekanan internasional agar menerima hasil pemungutan suara 28 November, yang memperlihatkan ia kalah dari Ouattara.

Militer, yang mendukung Gbagbo, telah menindas mereka yang tak puas, dalam serangkaian penindasan berdarah, tapi para pejabat militer mengatakan mereka telah dipancing sebab sebagian pendukung Ouattara bersenjata.

"Sejak pagi ini, telah terjadi baku tembak antara militer dan rakyat di sini," kata pedagang di pasar Abobo, Sephora Konate, yang mengatakan ia mendengar suara ledakan dan tembakan senapan mesi. Tapi pada malam hari keadaan tenang.

"Semua orang ketakutan. Anak-anak menangis tapi tak ada yang bisa kami katakan untuk menenangkan mereka," katanya.

Seorang komandan di markas militer yang tak mau disebutkan jatidirinya mengatakan tiga prajurit dikonfirmasi tewas dalam bentrokan itu. Tapi ia menduga sebanyak lima prajurit telah tewas. Militer jarang menyebutkan jumlah korban jiwa di pihak sipil, tapi penindasan sebelumnya telah meninggalkan jejak kematian.

Lebih dari 300 orang telah tewas sejak pemungutan suara diselenggarakan dan kerusuhan telah membuat harga coklat mencapai tingkat paling tinggi dalam lebih dari tiga dasawarsa.

Pantai Gading adalah produsen coklat terbesar di dunia, dan jurubicara Ouattara mengatakan ia akan memperpanjang larangan yang telah ia perintahkan atas ekspor coklat sampai 15 Maret.

Sebelum bertemu dengan Ouattara di satu Golf Hotel di pinggir laguna, tempat ia dikepung oleh tentara Pantai Gading, Presiden Afrika Selatan Jacob Zuma didemo oleh generasi muda pro-Ouattara yang marah.

Uni Afrika secara resmi mengakui kemenangan Ouattara, tapi anggotanya terpecah; kelompok garis keras mendukung Gbagbo --terutama negara Afrika Barat seperti Nigeria, sementara sebagian lagi, seperti Afrika Selatan, mendukung kemenangan pesaing Gbagbo --Ouattara.
(*)

Editor: AA Ariwibowo
COPYRIGHT © 2011

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com

Full Feed Generated by Get Full RSS, sponsored by USA Best Price.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan