Selasa, 22 Februari 2011

ANTARA - Hiburan

ANTARA - Hiburan


Disparbud Karawang Tantang Produser Film

Posted: 22 Feb 2011 06:26 AM PST

Silakan saja, kami menantang kalau ada produser yang benar-benar ingin membuat film tentang nilai budaya lokal Karawang, akan kami fasilitasi

Berita Terkait

Karawang (ANTARA News) - Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Karawang, Jawa Barat, menantang para produser film untuk mengangkat cerita budaya lokal Karawang yang sebenarnya, sebagai salah satu upaya pelurusan pemaknaan tari jaipong dan goyang Karawang.

"Silakan saja, kami menantang kalau ada produser yang benar-benar ingin membuat film tentang nilai budaya lokal Karawang, akan kami fasilitasi," kata Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Karawang, Acep Jamhuri, di Karawang, Selasa.

Dikatakannya, munculnya film "Arwah Goyang Karawang" yang pada akhirnya berganti judul menjadi "Arwah Goyang Jupe-Depe", dikhawatirkan menimbulkan pencitraan negatif terhadap daerah Karawang dan tari jaipong.

Atas hal tersebut, katanya, pemerintah daerah setempat akan melakukan pelurusan makna mengenai goyang Karawang dan tari jaipong.

Hal tersebut dilakukan dengan menjadi peserta pameran seni dan budaya di berbagai daerah.

Bahkan, jika ada produser film yang benar-benar ingin mengangkat nilai budaya lokal Karawang, seperti tari jaipong dan goyang Karawang, pihaknya akan bersedia mengenai hal itu.

Ia mengaku bersedia membantu proses pembuatan film tersebut, seperti dalam melakukan penelitian atau yang lain-lain, untuk keperluan pembuatan film yang benar-benar mengangkat nilai budaya lokal.

Sementara itu, mengenai perubahan judul film "Arwah Goyang Karawang" menjadi "Arwah Goyang Jupe-Depe" setelah terjadi protes dari warga Karawang, Acep menilai itu bukan solusi, jika isi ceritanya tetap sama atau tidak diubah secara total.

Ia menilai solusi saat ini ialah mengubah judul dan isi cerita dalam film tersebut secara total. Sebab, kini masyarakat Karawang sudah telanjur resah terhadap peredaran film itu, dikhawatirkan akan membuat citra negatif terhadap Karawang.

Pihaknya masih keberatan kepada pihak berwenang terhadap film itu, yang hanya mengganti judul film tersebut, tanpa mengubah isi cerita pada film. Sebab, ia menilai isi cerita pada film yang dibintangi Julia Peres dan Dewi Perssik perlu diubah.

"Coba dikaji saja, secara umum judul film dan isi cerita itu berkaitan. Jadi, bukan solusi kalau juful film saja yang diubah, sedagkan isi ceritanya tidak ubah. Jadi, produser film itu harus mengubah isi cerita secara total," kata dia.

(KR-MAK/A035/S026)

Editor: Suryanto
COPYRIGHT © 2011

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com

Full Feed Generated by Get Full RSS, sponsored by USA Best Price.

Masyarakat Jangkat Berkuda Sehari-Semalam untuk Belanja

Posted: 21 Feb 2011 07:46 AM PST

Jambi (ANTARA News) - Masyarakat Jangkat kabupaten Merangin berbelanja keperluan sehari-hari dengan menunggang kuda ke desa Lempur  yang jaraknya k 50 km lebih.

"Sepekan sekali masyarakat Jangkat datang ke `balai sepekan` di Lempur ibukota kecamatan Gunung Raya untuk berbelanja keperluan tumah tangga sehari-hari mereka, mereka datang dengan berkuda," kata  tokoh pemuda Lempur Andi saat dihubungi di Kerinci, Senin.

Balai sepekan di Lempur jatuh setiap hari Jum`at. Para `koboy` dari beberapa desa di kawasan Jangkat tersebut sudah berangkat dari desa tempat tinggal mereka mulai pukul 06.00 wib atau 07.00 wib pagi Kamis dan sampai di batas terluar Lempur sekitar pukul 17.00 wib sore harinya.

Di sebuah padang rumput di areal tersebut kelompok koboy dari Jangkat tersebut mengistirahatkan kuda mereka di padang rumput dan mereka segera mendirikan kemah atau tenda sederhana guna bermalam menunggu hari Jum`at keesokan harinya yang merupakan `hari balai`.

"Kelompok warga tersebut datang dan bermalam di bawah tenda sederhana di padang rumput, jumlah mereka antara belasan hingga puluhan orang. Di Lempur mereka berbelanja keperluan sehari-hari seperti beras, minyak sayur, minyak tanah, pakaian dan lain sebagainya," papar Andi.

Menurut dia, tradisi berkuda berbelanja ke Lempur tersebut sudah berlangsung sejak zaman dulu. Hal tersebut juga didukung oleh hubungan kekerabatan antara warga Lempur dan desa-desa di Kawasan Jangkat yang juga terdiri dari kawasan Serampas, dan Ipoh yang termasuk wilayah Adminsitratif kabupten Muko-muko kabupaten Bengkulu.

Jarak antara Jangkat dan Lempur dinilai lebih dekat dibanding ke Kota Bangko, selain juga karena hubungan kekerabatan dan memang berkuda sudah menjadi tradisi yang befigu dinikmati warga.

Warga jangkat  beralasan bahwa medan perjalanan yang berat lebih mampu dijalani kuda dibandingkan kendaraan bermotor. Ruas jalan yang dilewati tersebut hanyalah jalan setapak di kawasan rimba Taman Nasional Kerinci Seblat.
(KR-BS/A038)

Editor: Aditia Maruli
COPYRIGHT © 2011

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com

Full Feed Generated by Get Full RSS, sponsored by USA Best Price.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan