Sabtu, 12 Februari 2011

ANTARA - Mancanegara

ANTARA - Mancanegara


Lima Gerilyawan Bersenjata Tewas Dalam Bentrokan di Filipina

Posted: 12 Feb 2011 09:00 PM PST

Zamboanga (ANTARA News) - Pasukan militer Filipina menyerbu tempat persembunyian gerilyawan Abu Sayyaf di Filipina selatan dan  menewaskan lima  anggota gerilyawan, kata pihak militer, Minggu.

Juru bicara militer setempat Letnan Kolonel Randolph Cabangbang mengatakan, serangan militer di pulau terpencil Basilan pada Sabtu itu juga mengakibatkan dua tentara pemerintah tewas.

"Baku tembak berlangsung selama tiga jam," kata Cabangbang secara singkat dalam pernyataan yang dikirim ke kantor-kantor berita.

Dia mengatakan gerilyawan Abu Sayyaf, berjumlah sekitar 30, meninggalkan perkemahan kecil pemberontak yang berupa tujuh bunker lengkap dengan peralatan komunikasi dan amunisi.

Salah satu dari lima pria bersenjata yang tewas diyakini Juhaiber Alamsirul, yang dikenal sebagai `sub-komandan` kelompok Abu Sayyaf, yang beroperasi terutama di pulau Basilan. Alamsirul dikaitkan dengan penculikan sebelumnya di daerah tersebut.

Abu Sayyaf adalah kelompok berkekuatan 300 gerilyawan garis keras. Kelompok tersebut didirikan pada 1990-an oleh seorang penghasut Islam Filipina dengan menggunakan uang dari jaringan Al Qaeda Osama bin Laden, menurut kelompok interlijen lokal dan Barat.

Abu Sayyaf dianggap bertanggung jawab atas serangan teroris terburuk di negara itu, termasuk pengeboman feri penumpang di Teluk Manila pada tahun 2004 yang menewaskan lebih dari 100 orang.

Kelompok tersebut belakang ini juga dikaitkan dengan serangkaian penculikan tokoh terkenal dengan target para turis asing dan lokal, para pedagang dan misionaris di Filipina selatan, kata pihak berwenang.
(H-AK/H-RN)

Editor: Aditia Maruli
COPYRIGHT © 2011

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com

Full Feed Generated by Get Full RSS, sponsored by USA Best Price.

Obama Sambut Ikrar Militer Mesir

Posted: 12 Feb 2011 06:21 PM PST

Berita Terkait

Video Terkait

Washington (ANTARA News) - Presiden Amerika Serikat Barack Obama pada hari Sabtu menyambut ikrar  militer Mesir yang akan melaksanakan masa transisi demokrasi sipil.

Sehari setelah Hosni Mubarak terguling, Obama berbicara dengan para pemimpin di Inggris, Arab Saudi dan Turki, dan "menyambut perubahan bersejarah yang telah dibuat oleh rakyat Mesir, serta menegaskan kembali kekagumannya atas upaya mereka," menurut  pernyataan Gedung Putih.

"Dia juga menyambut baik pengumuman Dewan Tertinggi Angkatan Bersenjata (Mesir) yang berkomitmen terhadap transisi sipil demokratis, dan akan menegakkan kewajiban internasional Mesir."

Obama sebelumnya menyatakan, pengunduran diri Presiden Hosni Mubarak mencerminkan kehendak rakyat Mesir, dan ia mendesak kekuatan militer negara itu menjamin transisi menuju "demokrasi murni".

Obama menyampaikan pernyataan itu setelah Mubarak menyerahkan kekuasaan kepada militer Mesir sesudah pemberontakan rakyat selama 18 hari. Washington kini menghadapi ketidakpastian dan tantangan besar dalam menghadapi peralihan kekuasaan yang berpotensi menimbulkan pergolakan.

Meski peranan AS dalam pengunduran diri Mubarak tetap tidak jelas, Mohamed Hussein Tantawi, ketua dewan militer yang mengambil alih kendali pemerintahan Jumat, telah berbicara lima kali melalui telefon dengan Menteri Pertahanan AS Robert Gates selama pemberontakan 18 hari itu, termasuk pada Kamis malam.

Washington mengambil sikap yang sangat halus sejak demonstrasi massal meletus, dengan mendukung aspirasi demokratis pemrotes namun berusaha tidak terang-terangan meninggalkan Mubarak, sekutu lamanya, atau mendorong pergolakan yang bisa meluas ke daerah-daerah lain di kawasan minyak itu.
(H-AK/A038)

Editor: Aditia Maruli
COPYRIGHT © 2011

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com

Full Feed Generated by Get Full RSS, sponsored by USA Best Price.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan