Selasa, 8 Februari 2011

ANTARA - Berita Terkini

ANTARA - Berita Terkini


PWI Harapkan MoU Dewan Pers-Kapolri Terwujud

Posted: 08 Feb 2011 06:54 PM PST

Ketua Umum Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Pusat Margiono (FOTO ANTARA/Widodo S. Jusuf)

Berita Terkait

Kupang (ANTARA News) - Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) mengharapkan penandatangan nota kesepahaman antara Dewan Pers dan Kepala Kepolisian RI tentang penanganan pers dalam proses hukum terkait tugas jurnalistik bisa segera diwujudkan.

Ketua PWI Margiono dalam sambutannya pada peringatan Hari Pers Nasional 2011 di Kupang, Rabu mengatakan terwujudnya MoU itu sangat penting untuk pelaksanaan tugas-tugas wartawan.

"Ada mou rencana Dewan Pers dengan Kapolri, sudah lama tapi belum terwujud," katanya.

Nota kesepahaman itu, kata Margiono, terkait tentang proses hukum yang berhubungan dengan kegiatan jurnalistik maka Polri hendaknya berkonsultasi dengan Dewan Pers terlebih dahulu sebelum melaksanakan proses hukum.

Dalam kesempatan yang sama, ia mengatakan berdasarkan data Dewan Pers, saat ini tercatat ada 900 media di seluruh Indonesia baik cetak, elektronik maupun online.

"Data dari Dewan Pers ada 900 media di Indonesia. dari 900 penerbitan yang sehat hanya 10 persen. yang baik, 20 persen, yang cukup 30 persen, dan kurang 30 persen dan sisanya buruk sekali," katanya.

Ia menambahkan,"Yang baik adalah media mempekerjakan wartawan secara profesional dan untuk besar. Yang banyak adalah yang kurang dan tidak baik. Lembaga pers berkonsentrasi memperbaiki profesionalisme wartawan."

Sementara Gubernur NTT Frans Lebu Raya dalam sambutannya mengatakan sangat menghargai berlangsungnya peringatan HPN di Kupang. Ia mengatakan hal itu sangat berarti bagi masyarakat NTT.

Frans Lebu Raya juga meminta dukungan pers dan masyarakat atas rencana penyelenggaraan Sail Komodo 2013 mendatang.

Sedangkan terkait kerukunan antar umat beragama, gubernur mengatakan kondisi di NTT sangat baik bahkan saling membantu saat pelaksanaan hari besar masing-masing agama. Ia menyayangkan adanya peristiwa dalam beberapa hari terakhir ini terkait kekerasan massa yang terjadi di beberapa daerah dan mengharapkan tidak lagi terjadi.

Peringatan Hari Pers Nasional 2011 diselenggarakan di Aula El Tari, Kompleks Kantor Gubernur Nusa Tenggara Timur dan dihadiri oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Ibu Ani Yudhoyono.

Sejumlah menteri yang hadir antara lain Menko Polhukam Djoko Suyanto, Menko Kesra Agung Laksono, Mendiknas Muhammad Nuh, Menhan Purnomo Yusgiantoro, Menkes Endang Sedyaningsih, Mensos Salim Segaf Aljufrie, Menhut Zulkifli Hassan, Panglima TNI Laksanama Agus Suhartono, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Linda Ameliasari, Menteri Kelautan dan Perikanan Fadel Muhammad dan sejumlah pejabat lainnya.

Dari pimpinan lembaga negara hadir Ketua DPR Marzuki Alie dan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD.

Hadir Ketua Dewan Pers Bagir Manan, Ketua Partai Golkar Aburizal Bakrie, Ketua Partai Demokrat Anas Urbaningrum, Theo L Sambuaga dan sejumlah gubernur antara lain Gubernur Jateng Bibit Waluyo, Gubernur Kaltim Awang Farouk, Gubernur Sulawesi Utara Sarundajang dan sejumlah gubernur lainnya.

Dari kalangan pers, hadir sejumlah tokoh pers san pimpinan media massa seperti Tarman Azzam, Suryopratomo, Akhmad Mukhlis Yusuf, Asro Kamal Rokan, Sabam Siagian, Ishadi SK dan tokoh lainnya.
(*)

Editor: AA Ariwibowo
COPYRIGHT © 2011

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com

Full Feed Generated by Get Full RSS, sponsored by USA Best Price.

Pangkalpinang Rawan Pangan

Posted: 08 Feb 2011 06:21 PM PST

Pangkalpinang (ANTARA News) - Kota Pangkalpinang, Provinsi Bangka Belitung (Babel), termasuk daerah rawan pangan, karena 100 persen ketersediaan pangan beras dipasok dari Pulau Jawa dan Sumatera, sementara tingkat kosumsi warga mencapai 45 ton per hari.

Kepala Kantor Ketahanan Pangan Kota Pangkalpinang, Sukamto di Pangkalpinang, Rabu menyatakan, kondisi rawan pangan ini disebabkan kurang suburnya lahan sehingga pertanian padi dan jagung belum ada, sementara tanaman jenis ubi juga terbatas.

"Ketersediaan beras sebagai kebutuhan pokok warga rawan dan bisa terjadi kelangkaan apabila tersendatnya pasokan beras dari daerah sentra produksi beras dan memburuknya cuaca di perairan Babel yang mengakibatkan tidak beroperasinya kapal laut angkutan barang," ujarnya.

Ia menjelaskan, jumlah penduduk Kota Pangkalpinang mencapai 168 ribu jiwa dan rata-rata mengkosumsi satu hingga dua kilogram beras perhari, sehingga paling tidak dibutuhkan 45 ton beras per hari untuk kelangsungan hidup mereka.

Ia mengatakan, ketersediaan beras cukup mengkhawatirkan karena tingginya tingkat kosumsi beras warga seiring beras merupakan makanan pokok yang harus ada dan dikosumsi warga.

"Kita cukup mengkhawatirkan persediaan beras, karena beberapa daerah sentra produksi beras di Jawa dan Sumatera mengalami gagal panen akibat perubahan cuaca yang cukup ekstrem terhadap ketersediaan pangan di Pangkalpinang," ujarnya.

Untuk mengantisipasi kondisi rawan pangan khususnya beras, kata Sukamto, warga diimbau mengkosumsi pangan lokal seperti ubi kayu, ubi jalar, ketela dan lainnya sebagai makanan sampingan yang sehat dan mengurangi ketergantungan beras apabila terjadi kelangkaan beras tersebut.

"Kami mengharapkan warga untuk mengkosumsi ubi kayu, ubi jalar sebagai pengganti beras dan makanan sampingan untuk mengurangi kosumsi beras," ujarnya.

(*)

 

Editor: AA Ariwibowo
COPYRIGHT © 2011

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com

Full Feed Generated by Get Full RSS, sponsored by USA Best Price.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan