Ahad, 2 Januari 2011

Sindikasi news.okezone.com

Sindikasi news.okezone.com


Bantuan untuk Korban Tsunami Menuai Masalah

Posted: 02 Jan 2011 01:33 AM PST

BERIULOU - Bantuan untuk korban tsunami Mentawai di Desa Beriulou, Kecamatan Sipora Selatan, Mentawai, Sumatera Barat ternyata menuai masalah. Pasalnya, dusun tersebut tidak masuk kategori rumah rusak berat tapi rusak ringan.
Dari data yang diterima okezone, dari Dinas Sosial Mentawai, Desa Beriulou mendapatkan bantuan Rp1 juta untuk setiap kepala keluarga dengan total 119 KK.
 
"Itu data yang kami terima dari kepala Desa Beriulou," ujar Kasubang Umum dan Kepegawaian Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Abu Sofyan, Minggu (2/1/2011).
 
Dengan data itu maka bupati mengeluarkan surat keputusan Nomor 1888.45. 2888 Tahun 2010. "Dengan surat keputusan inilah kita membagikan bantuan yang bersumber dari APBD Mentawai tahun 2010, dan masing-masing kepala keluarga yang mengalami rusak berat mendapat bantuan Rp1 juta," ujarnya.
 
Sementara Kepala Desa Beriulou, Apol Tatubeket, juga mengaku heran. Sebab Dusun Matalu seharusnya tak mendapatkan bantuan Rp1 juta itu. Dengan mendapatkan bantuan itu, membuat warga Dusun Matalu lainnya yang tak mendapat bantuan protes pada Kepala Desa.
 
"Kita sudah memberikan data itu pada Dinas Sosial sesuai data yang diserahkan kepala dusun, tapi setelah uang itu cair malah muncul data penerima di dusun Matalu. Padahal bantuan ini untuk korban yang mengalami rumahnya rusak berat, sedangkan di Dusun Matalu rumah yang mengalami rusak berat tak ada, umumnya rusak ringan," terangnya.
 
Dia juga menunjukkan arsip yang diserahkan kepada Dinas Sosial. Dalam waktu dekat ini, dirinya berjanji akan mempertanyakan pada Dinas Sosial Mentawai tentang ketidakakuratan data yang mereka miliki.
 
Hingga saat ini masalah penerima bantuan itu belum menemukan titik temu. Warga Matalu masih mempertanyakan bantuan tersebut. Sementara bantuan untuk rumah rusak berat itu telah di serahkan pada 22 Desember lalu di Beriulou.
 
Untuk pembagian uang itu langsung diberikan kepada masyarakat yang menerima. Uang diberi dalam amplop putih yang berisi pecahan Rp100 ribu dan Rp50 ribu. Bantuan tersebut diserahkan jumlah seluruhnya sebanyak Rp278 juta yang dibagikan
untuk dua desa, Desa Beriulou 119 kepala keluarga, dan Desa Bosua 59 kepala keluarga.
(lsi)

Full Feed Generated by GetFullRSS.com, sponsored by USA Best Price.

Pacar Hamil, Fikry Pilih Gantung Diri

Posted: 02 Jan 2011 12:59 AM PST

BANDUNG - Entah apa yang ada di benak Muhammad Dhita Nurfikry (22) yang nekad mengabisi nyawanya dengan cara gantung diri di kamar kostnya di Jalan Cilandak No 24 RT02/02 Kelurahan Sarijadi Kecamatan Sukasari Kota Bandung, Minggu (2/1/2011).

Diduga motif yang melatarbelakangi Fikry nekad gantung diri ialah gara-gara pacarnya, Nova (22) telah berbadan dua.

Fikry yang akrab disapa Bocik itu, pertama kali ditemukan oleh pacarnya sendiri, Nova sekitar pukul 09.00 WIB. Saat masuk ke kamarnya yang tidak terkunci, Nova kaget dan berteriak lantaran menemukan pacarnya sudah tergantung menggunakan kabel di plafon kosannya.

Nova kemudian berteriak dengan harapan ada yang membantunya dan bisa tertolong. Di saat bersamaan salah seorang penghuni kost Yadi mendengarnya. Dengan dibantu beberapa teman Yadi kemudian menurunkan Fikry.

"Pacarnya kemudian membukakan tali kabel, mungkin ada harapan masih hidup. Tapi ternyata sudah meninggal," ungkap Saepul Edi (23), salah seorang penghuni kos.

Pengelola kost kemudian menghubungi pihak kepolisian Polsektabes Sukasari dan jasad Fikry pun dibawa ke kamar jenazah RS Hasan Sadikin Bandung.

Dari hasil penyelidikan sementara, pihak kepolisian menyimpulkan korban meninggal hanya satu jam lebih sebelum ditemukan. "Pas kita temukan ada tanda-tanda orang bunuh diri seperti simpul yang digunakan simpul hidup, mengeluarkan sperma dan juga kotoran dengan lidah menjulur," ujar Kanit Reskrim Polsektabes Sukasari AKP A Mubarok.

Ditambahkan, korban pun meninggalkan dua surat sebelum meninggal. "Satu untuk pacarnya dan untuk keluarganya," jelasnya.

Pihaknya pun mendalami dari keterangan saksi kunci yang merupakan pacarnya. "Motifnya karena pacarnya telah hamil, bahkan sebelum meninggal kira-kira pukul 11 malam mereka sempat melakukan test dan hasilnya positif. Test packnya pun ditemukan dalam jaketnya," ungkap Mubarok.

Kemungkinan besar, dikatakan Mubarok, korban belum siap untuk menikahi pacarnya sedangkan ajaran dari orangtuanya sangat keras. "Orangtuanya keras, kemungkinan dia takut dan memilih cara itu," bebernya.

Hingga saat ini, pihak kepolisian pun masih menunggu orangtuanya dari Bekasi. Sementara beberapa orang saksi masih dimintai keterangan terkait kejadian ini. "Kami mintai keterangan saksi ialah pacarnya dan beberapa orang yang menemukan serta membantu menurunkan korban," terangnya.(Yugi Prasetyo/Koran SI/hri)

Full Feed Generated by GetFullRSS.com, sponsored by USA Best Price.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan