Sabtu, 6 Julai 2013

Republika Online

Republika Online


Barcelona-PSG Rebutan Bek AS Roma

Posted: 06 Jul 2013 11:11 PM PDT

Minggu, 07 Juli 2013, 13:11 WIB

corinthiansonline.blogspot.com

REPUBLIKA.CO.ID, ROMA -- Barcelona dan Paris Saint-Germain (PSG) kabarnya tengah bersaing untuk mendapatkan pemain bertahan milik AS Roma. Adalah bek asal Brasil, Marquinhos, yang menarik perhatian dua klub itu.

"Bukan rahasia lagi Barcelona dan PSG ketertarikannya akan bek tengah itu," tulis Football Italia, Sabtu (6/7). Barca dan PSG kabarnya sudah mengajukan penawaran senilai 25 juta euro untuk memboyong Marquinhos. Namun, Roma dilaporkan masih menampik ketertarikan kedua klub itu.

Dalam pemberitaan lainnya, seperti disebut Sky Sport Italia, Barca tidak berhenti mengejar Marquinhos. Klub raksasa La Liga Spanyol itu kabarnya menaikkan penawaran hingga 32 juta euro. Nilai itu tentu akan menjadi transaksi yang menguntungkan bagi Roma. Sebab klub penghuni ibu kota Italia itu hanya memboyong Marquinhos senilai lima juta euro dari Corinthians.

Marquinhos mengundang perhatian di musim pertamanya bersama AS Roma. Pemain bertahan berusia 19 tahun itu sudah dipercaya tampil 26 kali di kompetisi Serie A.

Marquinhos bahkan mulai mendepak bek senior, seperti Nicolas Burdisso dari skuat utama. Kini, mantan penggawa tim nasional Brasil U-17 itu disebut membuat Barca dan PSG bersaing untuk mendapatkannya.

Reporter : Irfan Fitrat
Redaktur : Fernan Rahadi

Barang siapa yang mentaatiku berarti ia telah mentaati Allah, dan barang siapa yang mendurhakai perintahku, maka berarti ia telah mendurhakai Allah. Barang siapa yang mematuhi pemimpin berarti ia telah mematuhiku dan barang siapa yang mendurhakai pemimpin berarti ia telah mendurhakaiku(HR Muslim)

  Isi Komentar Anda

Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan redaksi republika.co.id. Redaksi berhak mengubah atau menghapus kata-kata yang tidak etis, kasar, berbau fitnah dan pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan. Setiap komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengirim.

Republika.co.id berhak untuk memberi peringatan dan atau menutup akses bagi pembaca yang melanggar ketentuan ini.

Dana Otsus Papua Meningkat, Penduduk Miskin Masih Tertinggi

Posted: 06 Jul 2013 11:09 PM PDT

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Peningkatan dana Otonomi Khusus (Otsus) Papua yang dialokasikan pemerintah pusat dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) ternyata tidak berkorelasi dengan penurunan jumlah dan presentase penduduk miskin di Papua.

Sejak pelaksanaan otsus 2001 silam, pemerintah pusat secara keseluruhan telah menggelontorkan Rp 33,7 triliun untuk Papua.  Akan tetapi, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Papua, jumlah dan presentase penduduk miskin masih menjadi yang tertinggi di Indonesia.

Pada 2001 silam, jumlah penduduk miskin tercatat 1,14 juta orang atau 54,75 persen, sedangkan 2013 ini jumlah penduduk miskin berjumlah 1,01 juta orang atau 31,13 persen.  

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional / Kepala Bappenas Armida Salsiah Alisjahbana mengatakan, "Sebenarnya untuk Papua, itu termasuk yang penurunan kemiskinannya cepat juga.  Cuma memang ya karena dia dari posisi yang tinggi," ujar Armida di Komplek Parlemen Senayan, Jakarta, akhir pekan lalu.  

Oleh karena itu, Pemprov Papua dalam pelaksanaan Musyawarah Perencanaan Pembangunan Nasional 2013 mendapatkan penghargaan karena penurunan kemiskinannya paling cepat.  Namun, dalam dua tahun terakhir, jumlah dan presentase penduduk miskin cenderung stagnan dan tidak pernah lebih rendah dari 30 persen. 

Rinciannya, pada Maret 2011, jumlah penduduk miskin 944,8 ribu orang atau 31,98 persen, September 2011 (946,4 ribu orang, 31,24 persen), Maret 2012 (966,6 ribu orang, 31,11 persen), September 2012 (976,4 ribu orang, 30,66 persen) dan Maret 2013 (1,01 juta orang, 31,13 persen).

Sementara alokasi dana otsus terus mengalami peningkatan dari Rp 4,51 triliun (2011), Rp 5,476 triliun (2012) dan Rp 6,222 triliun (2013).  Gubernur Papua Lukas Enembe saat dikonfirmasi terkait peningkatan alokasi dana otsus dengan peningkatan jumlah dan presentase kemiskinan, justru balik bertanya.  

"Dananya bertambah berapa? Sedikit saja, tidak banyak bertambah.  Papua ini luas, Papua itu 30 kabupaten," ujar Lukas.  

Tiada ulasan:

Catat Ulasan