Sabtu, 6 Julai 2013

ANTARA - Peristiwa

ANTARA - Peristiwa


Deklarasi Prabowo tunggu momen tepat

Posted: 06 Jul 2013 06:58 AM PDT

Jakarta (ANTARA News) - Sekretaris Jenderal Partai Gerindra Ahmad Muzani mengatakan deklarasi Prabowo Subianto sebagai calon presiden dari  Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) akan dilakukan pada momen yang tepat.

"Saat ini Prabowo dan Gerindra concern pada pemenangan Pileg (Pemilu Legislatif) 2014 sehingga mendapat 112 kursi (20 persen kursi DPR RI) dan bisa mengusung Prabowo sebagai calon presiden," kata Muzani.

Dia menambahkan, Prabowo tak akan terburu-buru mendeklarasikan pencapresannya seperti dilakukan Wiranto.

Namun Prabowo menyambut baik banyaknya calon presiden yang muncul untuk Pemilu 2014 mendatang.

"Prabowo welcome dengan banyaknya capres. Beliau tidak merasa terganggu sama sekali dengan munculnya capres-capres untuk bersaing pada Pilpres 2014," kata Muzani.

Dia juga menyatakan, rabowo dan Partai Gerindra kini tengah membidik sejumlah nama untuk disandingkan dengan Prabowo.

"Komunikasi dengan nama-nama yang ada saat ini sudah dilakukan. Tapi untuk masalah capres dan cawapres masih terlalu jauh," kata Muzani.

Kasus Century tak dikubur

Posted: 06 Jul 2013 06:50 AM PDT

Jakarta (ANTARA News) - Anggota Tim Pengawas Bank Century DPR Bambang Soesatyo tidak sepakat dengan pandangan kasus Bank Century hilang begitu saja dan akan dikubur hidup-hidup.

Sebenarnya, kata anggota Komisi III DPR RI itu, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sudah mengisyaratkan kepada publik bahwa aktor utama kasus Century ini terang menderang.

Pernyataan pimpinan KPK bahwa dari hasil pemeriksaan mantan Ketua KSSK yang juga mantan Menteri Keuangan, Sri Mulyani, di Amerika Serikat telah mengarah kepada tokoh tertentu yang kemudian diikuti dengan penggeledahan Bank Indonesia.

Bambang menyebut KPK sesungguhnya telah mengkonfirmasi siapa sesungguhnya tokoh itu. "Tapi memang, saya dapat memahami kalau kemudian gerak KPK melambat dan bidikan tiba-tiba berbelok hanya kepada Budi Mulia (mantan Deputi Gubernur BI)," kata dia.

Dia menduga itu terjadi karena ada faktor eksternal KPK berupa faktor psikologis dan faktor non hukum yang lebih dominan mengingat kasus ini berkaitan langsung dengan kekuasaan.

"Faktor politik dan kekhawatiran timbulnya goncangan yang mengarah kepada kondisi instabilitas tentu menjadi pertimbangan," kata Bambang.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan