Rabu, 10 Julai 2013

Republika Online

Republika Online


Paksakan Sendawa Bisa Bahayakan Pencernaan

Posted: 10 Jul 2013 04:00 PM PDT

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Memaksakan diri untuk bersendawa akan memberikan dampak buruk bagi kesehatan pencernaan, ungkap dokter spesialis penyakit dalam dari Divisi Gastroenterologi FKUI-RSCM, Dr. dr. Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH.

"Sendawa yang dipaksakan akan membuat banyak gas atau udara naik ke atas, ini namanya refluks dan bisa membahayakan organ pencernaan," jelas Ari saat dihubungi, Rabu (10/7).

Refluks atau membalikan arah cerna makanan dapat menyebabkan muntah, sehingga memaksakan isi lambung untuk keluar. "Ini berbahaya karena esofagus (kerongkongan) kita tidak akan siap menerima muntahan yang sudah bercampur enzim itu. Itu bersifat asam," ungkap Ari.

Karena bersifat asam, maka refluks ini dapat menyebabkan esofagus terluka. "Esofagus yang terluka tentu akan sebabkan nafsu makan berkurang, panas dalam, rasa tidak nyaman, serta terganggunya kualitas hidup," tambah Ari.

Sementara itu, asam lambung yang terus meningkat akan sebabkan rasa penuh di perut atau kembung, serta nyeri pada lambung. Ini yang biasanya disalahartikan sebagai gejala sakit maag.

Lebih lanjut Ari menjelaskan bahwa keinginan untuk bersendawa bisa jadi akibat kekurangan enzim atau sindrom malabsorbsi atau maldigesti. Penyebabnya bisa beragam mulai dari faktor genetika, gangguan pankreas, hingga faktor usia.

"Gangguan ini terjadi karena penyerapan makanan yang terganggu akibat kurangnya enzim pencernaan. Tanpa enzim pencernaan, makanan tidak bisa diserap oleh usus. Jadi metabolisme secara otomatis akan terganggu," jelas Ari

Untuk mengatasi masalah ini, ada baiknya mengurangi konsumsi makanan berlemak seperti daging, coklat, susu, atau pun keju.

Tips Berwisata ke Hong Kong

Posted: 10 Jul 2013 07:41 AM PDT

REPUBLIKA.CO.ID,Oleh : Arif Satria (Dekan Fakultas Ekologi Manusia IPB)
Follow : @arif_satria

Hong Kong telah menjadi tujuan turis dunia. Tentu tidak saja terdapat beberapa tempat wisata yang indah, tetapi juga karena masyarakatnya umumnya bisa berbahasa Inggris. Hong Kong bisa jadi tujuan utama atau hanya transit sebelum menuju Eropa atau Amerika. Ada beberapa tips yang mungkin berguna.

Pertama, Hong Kong memang tidak mensyaratkan visa bagi turis Indonesia. Namun yang perlu dicek adalah status paspor kita. Seringkali kita tidak mengecek kapan paspor kita expired. Peraturan internasional saat ini mensyaratkan bahwa paspor yang diterima adalah yang masa berlakunya minimal 6 bulan. Ini sering dilupakan bagi orang yang akan bepergian ke negara bebas visa.  Tahun lalu saya alami ketika ke Malaysia dengan kondisi  masa berlaku paspor kurang dari 3 bulan. Sejak check in hingga loket imigrasi saya tertahan dan harus mengisi formulir berisi pernyataan bahwa maskapai tidak bertanggung jawab bila kita dideportasi, meski akhirnya selamat juga sampai tujuan.

Kedua, sebelum berangkat sebaiknya sudah memiliki rencana akomodasi dan kunjungan. Rencana tersebut bisa dibuat setelah kita berselancar di internet. Memang banyak hotel, namun yang penting adalah yang aksesnya dekat dengan MTR (sejenis kereta cepat) atau bus. Dengan kita booking hotel via internet dan kita tahu posisi hotel, maka kita pun cepat bisa langsung ke stasiun MTR atau bus. Hotel-hotel berbintang umumnya menyediakan shuttle bus bandara ke hotel dan sebaliknya, dengan tetap dipungut biaya. Bila kita belum punya hotel, meja information center di bandara sangat membantu.

Ketiga, untuk tujuan wisata, kita bisa ikut paket tour yang tersedia, atau bisa juga tidak. Bila kita suka pemandangan maka bisa mampir ke Victoria Peak. Dengan naik tram seharga 45 dolar Hong Kong selama 10 menit  kita bisa sampai ke puncak dan melihat pemandangan Hong Kong. Di Peak ada Madam Tussauds,  teras pemandangan,  dan aneka resto. Malam hari tentu lebih indah. Panorama indah juga bisa dari Ngong Ping Cable Car, kereta gantung keliling 5,7 km dengan pemandangan airport, laut Cina selatan, dan lainnya. Bila kita suka souvenir yang murah maka bisa keStanley Market atau pasar Mongkok. Tapi harus hati-hati, harga 150 dolar HK bisa tawar hanya menjadi 45 dolar HK. Kecanggihan menawar sangat diperlukan.

Ada juga Avenue of Stars, semacam water front, di Tsim Sa Tsui, yang tepat untuk berfoto dengan latar belakang gedung-gedung pencakar langit dan laut. Kalau malam biasanya gedung-gedung tersebut penuh dihiasi pertunjukan sinar laser. Bagi yang suka bermain bisa datang ke Ocean Park atau Hongkong Disneyland. Untuk yang suka sejarah, bisa kunjungi  Aberdeen fishing village sebuah kampung nelayan masa lalu, atau Po Lin Monastery, dan Museum Beneath the Buddha. Sementara itu pemandangan alam bisa kunjungi wetland.

Keempat, bila kita menginap di hotel, dianjurkan membawa kunci hotel atau peta  saat bepergian. Kejadian dua minggu lalu saya alami gara-gara tidak membawa peta dan alamat hotel. Saya pergi ke Victoria Peak dan ketika keluar saya coba cari taksi dan ternyata banyak sopir taksi tidak mengenal hotel yang saya tempati, meski itu hotel berbintang. Sehingga mereka menolak saya tumpangi. Meski mereka bisa berbahasa Inggris tidak mudah juga berkomunikasi dengan para sopir itu. Tarif taksi di Hong Kong tidak semahal Jepang.

Kelima, coba cek ramalan cuaca di internet. Jangan sampai kita jauh-jauh ke Hong Kong ternyata hari-hari tersebut dalam kondisi hujan. Tentu kita tidak bisa menikmati apa-apa, kecuali kita ingin hujan-hujanan di Hong Kong.

Keenam, ketika kita kangen masakan Indonesia, bisa ke Coast Bay Way atau Victoria Park. Aneka makanan Indonesia dijual dengan rasa yang persis sama. Soto lamongan, ayam penyet, rawon, nasi rames, dan lain-lain mudah di dapat. Harganya juga murah hanya sekitar 25 dolar HK atau Rp 25 ribu. Hampir semua orang di daerah itu berbahasa Jawa.

Kalau  kita belum pernah ke Hong Kong dan ada rencana ke Eropa, Jepang atau Amerika, bisa ambil transit di Hongkong dan sejenak nikmati kehidupan disana meski beberapa jam saja. Namun, sekali lagi yang dilihat adalah kemodernan ala metropolitan. Bila yang ingin dilihat keindahan alam, tentu alam Indonesia tak ada duanya. Hongkong tak ada apa-apanya.  

Tiada ulasan:

Catat Ulasan