Rabu, 29 Mei 2013

Sindikasi lifestyle.okezone.com

Sindikasi lifestyle.okezone.com


Oline Mendeng: Haram Miliki Rambut Lepek

Posted: 29 May 2013 07:14 AM PDT

PROFESINYA sebagai figur publik mengharuskannya tampil cantik dan sempurna. Tak heran, demi terlihat menawan, Oline Mendeng pun rutin ke salon untuk memelihara kecantikannya.

Kecantikan merupakan aset. Mungkin begitulah yang juga diamini Elizabeth Caroline Mendeng atau Oline Mendeng. Aktivitasnya di dunia entertainmen yang selalu disorot publik membuat dirinya dituntut tampil menarik.

Untuk memertahankan kecantikan tersebut, presenter Obsesi di Global TV itu pun rutin ke salon guna melakukan berbagai perawatan.

"Balik lagi profesi aku menunjang sekali dengan kecantikan enggak bisa asal-asalan dandan, buat aku semuanya harus ada (perawatan), aku sudah pasti ke salon," katanya saat membuka soft opening Poespa Beauty di Bekasi, Jawa Barat, baru-baru ini.

Oline menuturkan bahwa salon kecantikan memiliki peran penting untuk menjaga fisik para wanita agar tampil cantik dan segar. Karenanya, ia pun berusaha secara rutin merawat diri di salon. Dan perawatan yang dilakukannya ialah spa dan perawatan rambut.

"Aku harus banget rajin di-spa karena pasti badan capek banget habis syuting sampai pagi, aku sih biasanya lebih ke rambut karena mahkota wanita itu rambut, kalau secantik apa pun kalau lepek tetap aja haram," tukasnya.

Meski melakukan segala macam perawatan hampir di seluruh tubuhnya, Oline mengaku tak pernah menargetkan biaya yang dikeluarkan untuk perawatan.

"Aku enggak punya bujet khusus kalau aku ke salon yang biasa saja yang lebih ke tradisional enggak sampe puluhan juta tapi kalau muka agak sedikit mahal. Kalau over malah aku ke belanja karena buat kerjaan," tukasnya. (ind) (tty)

Menuju Pusat Mode Dunia, Apa Saja yang Harus Dibenahi?

Posted: 29 May 2013 06:36 AM PDT

INDUSTRI busana muslim memang menunjukkan gairah yang cukup besar. Bermunculannya desainer baru dan berusia muda menjadi sebuah kemajuan besar bagi industri ini.



Dengan potensi tersebut, cita-cita Indonesia menjadikan sebagat kiblat busana muslim pada 2020 bukanlah impian semata. Terbukti dari waktu ke waktu, kemajuan tersebut terlihat begitu menggairahkan.
 
Meski demikian, desainer Irna Mutiara melihat bahwa perlu ada pembenahan dalam berbagai hal agar langkah menuju mimpi besar tersebut mulus.
 
"Yang sekarang ini ada harus ditata kembali semuanya. Bermunculannya pengusaha mode berusia muda itu merupakan sesuatu yang positif. Semangatnya harus diapresiasi. Tapi kita juga harus memperdalam ilmu dan perkaya pengalaman. Itu juga yang harus diperhatikan pemerintah," tutur Irna, Ketua Indonesia Islamic Fashion Fair (IIFF) kepada Okezone di Jakarta, belum lama ini.
 
Di luar hal tersebut, pekerjaan rumah lainnya yang perlu dilakukan ialah bagaimana para pelaku mode diberikan peluang usaha lebih besar.
 
"Misalnya saja diberikan kesempatan lebih luas ikut pameran dagang internasional untuk memelajari bagaimana pengalaman orang lain, di mana hal itu bisa jadi guru terbaik. Kita juga bisa melihat negara lain dalam mengembangkan fashion dan bisa mengadopsi sebagian dari apa yang mereka lakukan. Tentunya dengan adanya modifikasi dan menyesuaikan dengan kondisi kita," sambungnya.
 
Hal yang tak kalah pentingnya memersiapkan desain khas yang menunjukkan identitas Indonesia. Dalam hal ini, menggunakan kekayaan negeri sendiri menjadi hal yang bisa dilakukan.
 
"Kita bisa mengaplikasikan detail-detail tenun, batik, atau sulaman. Itu tugas pokoknya. Ketika industri fashion maju, jangan lupa bahwa kita punya pengrajin-pengrajin yang  juga harus diikutsertakan," tutupnya.
(tty)

Tiada ulasan:

Catat Ulasan