Rabu, 29 Mei 2013

KOMPAS.com - Nasional

KOMPAS.com - Nasional


Rozi: Ustaz Luthfi Saja yang Tangani Ridwan

Posted: 29 May 2013 04:05 PM PDT

JAKARTA, KOMPAS.com — Achmad Rozi mengungkapkan rencana Ahmad Fathanah untuk mempertemukan Direktur Utama PT Indoguna Utama Maria Elizabeth Liman dengan Ridwan Hakim, anak Ketua Majelis Syuro Partai Keadilan Sejahtera Hilmi Aminuddin. Rozi yang merupakan orang dekat Luthfi sekaligus pengacara Fathanah ini menyampaikan rencana Fathanah itu kepada Luthfi.

"Bu Elda sampaikan bahwa Ahmad Fathanah mau mempertemukan Ibu Elizabeth dengan Ridwan. Kemudian saya sampaikan ke Luthfi Hasan seperti itu," kata Rozi saat bersaksi dalam perkara suap kuota impor dengan terdakwa Arya Abdi Effendi dan Juard Effendi di Pengadilan Tipikor, Rabu (29/5/2013).

Namun, menurut Rozi, saat itu Luthfi tidak setuju jika Ridwan bertemu dengan pihak PT Indoguna. "Dia bilang enggak usah itu, enggak usah ada pertemuan Ibu Elizabeth dengan Ridwan," tuturnya.

Mengenai alasan Luthfi melarang pertemuan itu, Rozi mengaku tidak tahu karena Luthfi memang tidak menyampaikan kepadanya. Ihwal rencana Fathanah mempertemukan Elizabeth dengan Ridwan ini pun terungkap dalam rekaman percakapan antara Rozi dan pengusaha Denny Pramudia Adiningrat. Menurut rekaman pembicaraan itu, Rozi menyampaikan kepada Denny bahwa Luthfi yang akan "menangani" Ridwan sehingga tidak perlu ada pertemuan.

"Jadi gini, Kang, yang daging, oke Kang, biar Ridwan nanti dia yang di-handle. Untuk masalah dengan Ridwan, itu nanti Ustaz Luthfi saja yang handle Ridwan-nya," kata Rozi kepada Denny seperti dalam transkrip percakapan.

Rozi juga terdengar meminta Denny untuk mengulur-ulur waktu agar tidak terjadi pertemuan dengan Ridwan. "Jadi kalau nanti Fathanah eh Ollong itu minta ngatur pertemuan ya, kita ngulur-ngulur waktu aja. Nanti diaturin waktunya. Cari waktu yang pas. Karena kan setelah... Langsung ke Batam. Jadi kemungkinan dia belum manggil Ridwan kan. Jadi Ridwan urusan dia, enggak usah ditanggapin kalau mau ada meeting ya. Diulur-ulur saja," tutur Rozi seperti dalam rekaman.

Dalam persidangan ini, Rozi juga mengaku tidak mengetahui keterkaitan Ridwan dengan kepengurusan kuota impor daging sapi. "Kaitannya seperti apa, saya tidak dijelaskan oleh Ibu Elda," ujarnya.

Dia juga mengaku tidak tahu maksud perkataan Luthfi yang menyampaikan akan meng-handle Ridwan. "Saya tidak tahu, Pak Luthfi cuma bilang, ah enggak usah itu," kata Rozi.

Dalam persidangan sebelumnya, terungkap bahwa Elizabeth gagal bertemu dengan Ridwan. Menurut pengusaha Elda Devianne Adiningrat, Elizabeth tidak jadi bertemu dengan Ridwan karena ketidakcocokan waktu pertemuan.

Ketika itu, menurut Elda, dia dan Fathanah sudah merencanakan pertemuan di Kuala Lumpur, Malaysia. Karena tidak jadi bertemu Elizabeth, Ridwan pun hanya berbincang sebentar dengan Elda dan Fathanah di Kuala Lumpur. Menurut Elda, dalam pertemuan itu Ridwan menanyakan kemampuan PT Indoguna Utama jika ingin dibantu.

Editor : Hindra

Kompas.com dan Semangat Merayakan Perbedaan

Posted: 29 May 2013 03:43 PM PDT

JAKARTA, KOMPAS.com - Suatu perbaruan akan terasa ideal bila diimbangi dengan semangat yang juga baru. Sama halnya dengan Kompas.com, tampilan baru, fitur dan logo baru diluncurkan dengan semangat baru untuk merayakan perbedaan.

Director of Digital Kompas Gramedia, Edi Taslim menjelaskan, logo baru yang berbentuk segitiga diilhami dari arah mata angin. Logo baru itu juga merupakan gambaran dari nilai-nilai yang terkandung dalam nama Kompas.com. "Karena tidak hanya ada dalam satu arahan (direction dalam 360 derajat), maka mari kita rayakan perbedaan," kata Edi, di sela-sela peluncuran Kompas.com yang baru, di Senayan, Jakarta, Rabu (29/5/2013).

Selain logo baru, kini Kompas.com juga hadir dengan konsep lebih segar. Semangat merayakan perbedaan akan terasa lebih kental ketika fitur personalisasi digunakan. Semua pembaca diberi keleluasaan untuk memilih berita yang ingin ditampilkan di halaman muka. Dengan fitur ini, sesungguhnya Kompas.com secara resmi menjadi milik semua pembacanya.

Fitur personalisasi sengaja dibuat karena Kompas.com sangat yakin setiap individu memiliki kepribadian yang unik. Para pembaca juga memiliki kebutuhan dan minat yang berbeda-beda. Berita pilihan akan otomatis tayang di halaman muka setelah pembaca login ke akun Kompas.com. "Minat setiap orang kan berbeda, tagline (Rayakan Perbedaan) juga sesuai dengan bangsa yang plural ini," ujar Edi.

Editor : Hindra

Tiada ulasan:

Catat Ulasan