Rabu, 22 Mei 2013

Republika Online

Republika Online


Konsumsi Ayam Goreng di Jalan, Amankah?

Posted: 22 May 2013 06:04 PM PDT

REPUBLIKA.CO.ID, Sering jajan dan makan ayam goreng di jalan? Nah menurut Dr Anna P Roswiem MS dosen Institut Pertanian Bogor yang juga mantan LPPOM MUI, memang ada berbagai hal yang perlu dipertanyakan soal halal atau tidaknya. Titik kritis halal pada ayam goreng yang banyak dijual di jalan ada pada cara penyembelihannya. Apabila ayam tersebut disembelih diluar syariat Islam, maka ayam tentu termasuk haram dikonsumsi. Ayam bangkai maupun ayam yang mati kemarin (tiren) yang sudah tergolong bangkai pun tak bisa dikonsumsi.

Kemudian dari bumbu tepung yang menjadi lapisan luar ayam.  Bumbu tepung yang mewujud menjadi krispi sangat digemari masyarakat. Perlu diketahui bahwa bahan pembuat tepung itu seringkali mengandung bahan-bahan turunan dari lemak. Lemak yang berasal dari hewani maupun dari tumbuhan. Jika lemak tumbuhan tentu halal. Namun jika lemak hewani, ini perlu dikritisi, apakah hewannya disembelih dengan benar, apakah bukan babi dan sebagainya.

Berikutnya dari minyak goreng yang dipakai. Seringkali ada bahan kandungan dalam minyak semisal Msg yang perlu ditelusuri kehalalannya. Minyak goreng kadang juga  mengalami proses penjernihan yang diberi vitamin maupun anti oksidan yang belum jelas pula kehalalannya. Bahkan, bahan penyaring minyak ini pun yang biasanya terbuat dari hewan, perlu diantisipasi ketidakhalalannya.

Vegetable oil yang belum tentu halal yang beredar di negara lain memiliki ketentuan perusahaan. Minyak tumbuhan itu boleh mengklaim vegetable oil walaupun ada 16 persen animal fat. Sedangkan animal fat nya ini pun perlu diketahui misalnya cara sembelihnya.

Untuk ayam-ayam goreng KFC maupun McD dan semacamnya, telah memiliki sertifikat halal dari MUI. Ayam goreng yang dijual disana aman untuk dikonsumsi bagi umat muslim. Tapi perusahaan ini juga perlu memperbarui sertifikatnya setiap dua tahun, sesuai ketentuan. Menurut Dr. Anna, perusahaan fast food di Indonesia pada umumnya mau memperbarui sertifikat halal mereka. Jika mereka tidak memperbaruinya, maka jaminan halal akan dicabut.

Penyakit Lupus di Indonesia Meningkat

Posted: 22 May 2013 10:42 AM PDT

REPUBLIKA.CO.ID, Data YLI menunjukkan bahwa jumlah penderita penyakit Lupus di Indonesia meningkat dari 12.700 jiwa pada 2012 menjadi 13.300 jiwa per April 2013. Disamping itu, paling tidak lebih dari lima juta orang di seluruh dunia terkena penyakit Lupus, dimana penyakit itu menyerang sebagian besar wanita pada usia produktif.

Selain karena jumlah penderita Lupus yang semakin meningkat, menurut Ketua Yayasan Lupus Indonesia Tiara Savitri, masyarakat memang perlu mewaspadai Lupus karena penyakit ini sulit untuk didiagnosa. "Pengenalan dini pada penyakit ini sangat sulit sebab tidak ada gejala khusus pada orang-orang yang terkena Lupus," ujarnya.

Menurut buku saku YLI, pengelompokan diagnosa Lupus berdasarkan cepat atau tidaknya penyakit itu terdeteksi adalah Early Detection, Mild Lupus, Severe Lupus, dan Life Threatening Lupus. Early Detection adalah kondisi ketika ditemukan gejala penyakit dini Lupus, tetapi hasil laboratorium masih dinyatakan negatif terkena Lupus. Sedangkan pada Mild Lupus, gejala dini ditemukan dan hasil laboratorium pun sudah dinyatakan positif Lupus.

Selanjutnya, Severe Lupus merupakan tahap lebih lanjut ketika penyakit sudah mulai menyerang organ tubuh, dan saat organ tubuh sudah terjejas (sudah terserang) dan menjadi diagnosa yang berdiri sendiri berarti penyakit Lupus telah sampai tahap Life Threatening Lupus.

Namun, Tiara mengatakan penyakit Lupus sejauh ini belum dianggap sebagai suatu masalah kesehatan yang besar, baik oleh masyarakat, para tenaga medis, maupun pemerintah di Indonesia. Oleh karena itu, Ketua YLI itu menyarankan masyarakat untuk mendatangi dokter pemerhati Lupus bila menemui beberapa gejala Lupus. Dokter pemerhati Lupus diantaranya dokter spesialis penyakit dalam, dokter ahli Hematologi, Rheumatology, dan Imunology.

Tiara menganjurkan para odapus (orang hidup dengan penyakit Lupus) untuk menjalankan pola hidup sehat, minum obat yang diberikan dokter secara teratur, mengonsumsi nutrisi seimbang, menghindari keadaan yang membuat stres, dan mencegah kelelahan berlebihan. Meski demikian, Odapus dibolehkan berolahraga sesuai tingkat yang disarankan dokter.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan