Rabu, 22 Mei 2013

ANTARA - Mancanegara

ANTARA - Mancanegara


AS-sekutu akan tingkatkan dukungan buat gerilyawan Suriah

Posted: 22 May 2013 05:52 PM PDT

Seorang pria menangisi kematian kerabatnya sementara warga mencari korban lainnya yang tertimbun reruntuhan di lokasi yang menurut para aktivis menjadi sasaran serangan udara di pemukiman Daiaat Al-Ansari, Aleppo, Suriah, Sabtu (30/3). (REUTERS/Ziad Rev)

Berita Terkait

Amman (ANTARA News) - Amerika Serikat dan sekutunya di Eropa serta Arab, Rabu (22/5), menyatakan mereka akan meningkatkan dukungan untuk gerilyawan sampai terbentuknya pemerintah peralihan di Suriah.

Di dalam satu komunike yang dikeluarkan oleh pertemuan "Teman-Teman Suriah", menteri luar negeri Amerika Serikat, serta beberapa negara Eropa dan Arab mengatakan Presiden Suriah Bashar al-Assad, anggota rejimnya serta mereka yang terlibat dalam pertumpahan darah di Suriah tak bisa memainkan peran pada masa depan Suriah.

Menteri luar negeri dari 11 negara mengutuk kehadiran petempur asing di Suriah dan keterlibatan mereka dalam konflik tersebut, serta menyerukan penarikan diri petempur Hizbullah dari Suriah.

Di dalam komunike, mereka menyerukan pembicaraan ke arah pembentukan pemerintah peralihan di Suriah dan menggaris-bawahi pentingnya kerangka waktu bagi tujuan itu, demikian laporan Xinhua. Tujuannya ialah untuk menjamin pemerintah peralihan baru memiliki kendali atas kepresidenan, Angkatan Bersenjata, lembaga keamanan dan aparat intelijen di Suriah.

Menteri luar negeri itu juga mengutuk penggunaan senjata berat terhadap rakyat Suriah dan kembali menyampaikan dukungan bagi Koalisi Nasional Suriah.

Mereka juga menyampaikan keprihatinan mengenai peningkatan laporan yang menunjukkan rejim Suriah "telah menggunakan senjata kimia". Ditambahkannya mereka akan memberi wewenang kepada PBB untuk melakukan penyelidikan menyeluruh mengenai kasus tersebut.

"Jika ini terbukti benar, konsekuensinya akan besar," kata komunike itu.

(C003)

Editor: Unggul Tri Ratomo

COPYRIGHT © 2013

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com

Serangan gerilya tewaskan sembilan prajurit Kolombia

Posted: 22 May 2013 04:56 PM PDT

Bogota (ANTARA News) - Sembilan prajurit tewas dan enam lain cedera dalam serangan yang kata pemerintah Rabu dilakukan oleh ELN, kelompok gerilya kiri terbesar kedua di Kolombia.

Prajurit-prajurit itu diserang oleh bom rakitan di Kolombia timurlaut dekat perbatasan dengan Venezuela, kata sejumlah pejabat.

Presiden Juan Manuel Santos mengungkapkan kesedihannya dalam sebuah pesan di Twitter. "Enam pahlawan militer kita (tewas) dalam serangan ELN di Norte de Santander. Kami berduka bersama keluarga mereka."

Komando militer regional kemudian mengeluarkan sebuah pernyataan yang mengatakan bahwa jumlah prajurit yang tewas sembilan orang.

Prajurit-prajurit itu diserang pada Selasa larut malam "dengan bom rakitan" di daerah Chitaga di Norte de Santander, kata pernyataan itu.

Pada 14 April, tiga prajurit tewas di daerah berdekatan Arauca dalam serangan yang juga dituduhkan pada gerilyawan Tentara Pembebasan Nasional (ELN).

Selain melancarkan serangan mematikan, ELN juga melakukan penculikan-penculikan dalam beberapa waktu terakhir ini.

Sejumlah sumber keamanan mengatakan, penculikan itu mungkin merupakan akal-akalan ELN agar mereka bisa diikutsertakan dalam perundingan perdamaian di Kuba antara pemerintah Kolombia dan kelompok pemberontak terbesar FARC.

ELN adalah kelompok gerilya terbesar kedua Kolombia yang memiliki sekitar 2.500 anggota.

Pemerintah Presiden Juan Manuel Santos saat ini sedang mengadakan perundingan dengan kelompok gerilya terbesar Kolombia FARC namun menolak tawaran ELN untuk berunding.

Negosiasi dengan Angkatan Bersenjata Revolusioner Kolombia (FARC) dimulai lagi di Havana pada Januari setelah masa libur tiga pekan dan kedua pihak berjanji mempercepat perundingan untuk mengakhiri konflik terakhir di kawasan Amerika Latin itu.

Pemerintah Kolombia dan FARC memulai dialog di Oslo, ibu kota Norwegia, pada 18 Oktober yang bertujuan mengakhiri konflik setengah abad yang telah menewaskan ratusan ribu orang. Perundingan itu dilanjutkan sebulan kemudian di Havana, Kuba.

Tiga upaya sebelumnya untuk mengakhiri konflik itu telah gagal.

Babak perundingan terakhir yang diadakan pada 2002 gagal ketika pemerintah Kolombia menyimpulkan bahwa kelompok itu menyatukan diri lagi di sebuah zona demiliterisasi seluas Swiss yang mereka bentuk untuk membantu mencapai perjanjian perdamaian.

Kekerasan masih terus berlangsung meski upaya-upaya perdamaian dilakukan oleh kedua pihak.

FARC, kelompok gerilya kiri terbesar yang masih tersisa di Amerika Latin, diyakini memiliki sekitar 9.200 anggota di kawasan hutan dan pegunungan di Kolombia, menurut perkiraan pemerintah. kelompok itu memerangi pemerintah Kolombia sejak 1964, demikian AFP.

(M014)

Tiada ulasan:

Catat Ulasan